Oleh Miftah SN
Yang biasa meraung di keheningan malam kini ia bicara pada mega merah merona
Apapun katanya dia tak ingin usai begitu saja
Setelah senja ia ingin lebih lama bercengkrama
Mengobati dahaga akan suasana haru biru nan penuh cintaApalah daya semua hanya ilusi
Semakin dalam tenggelam dalam imaji
Sementara waktu bersikeras untuk menghabisi
Semakin tak tau arah mana hendak diikutiKali ini rindu bukan pada siapa
Tapi tentang bagaimana pedih dan laranya
Luka dan deritanya, tak cukup membuatnya jera
Sembari terus memupuk rasaPada seonggok harap yang masih tersisa
Ia terus ingin mengisi cerita
Sampai habis direnggut kecewa
Ia masih memilih ada.Metro, 20 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sajak Penantian
PoetrySejatinya penantian adalah milik dia yang punya harap dan cita. Selamat membaca