Vote dan spam komennya yuk, selamat membaca dan semoga kalian suka^^
•••
Langit mengelus dadanya sabar, ternyata berharap lebih itu sakit juga ya.
"Untung gue sayang," ucapnya pelan.
Bening sekilas melihat Langit lalu ia kembali fokus ke depan, didepan tampak seorang cowok yang sedang kebingungan dan melempar handphonenya ke tong sampah.
Sungguh pemandangan yang amat perdana Bening lihat, kalau bisa handphone itu buat Bening aja.
"Gila tuh orang," celetuk Langit yang melihat pemandangan itu juga.
"Setahu gue itu hp mahal banget dan berkolaborasi dengan artist terkenal, gila pasti mahal," lanjutnya.
"Rusak kali." Positif Bening
"Kalau rusak kan bisa diperbaiki," jawab Langit.
"Sudahlah itu urusan dia dan kita bukan siapa-siapanya, lagipula ngapa lo gak cermin? Lo kan kemarin banting hp lo sampai hancur."
"Itu masalahnya beda lagi." Langit gak mau kalah.
"Up to you."
Saking sibuknya adu mulut, mereka tidak sadar bahwa cowok yang mereka bicarakan tiba-tiba saja sudah ada didepan mereka berdua, cowok bersetelan jas tampak gagah dan perkasa, kalau dibandingi sama Langit mah ibarat cake gold dengan remahan rengginang.
Poor Langit
"Ekhm, permisi," ucap cowok tersebut.
"Ya, ada apa?" tanya Bening.
"Saya boleh meminjam hpnya, saya ingin hubungi seseorang tapi hp saya mati."
"Kalau hp mati tuh jangan buang di tong sampah dong , kuburin aja sekalian, terus tahlilan diru----AW." Langit mengusap-usap lengannya karena habis dicubit Bening.
"SAKIT WOY!" Jerit Langit didalam hati.
"Gak boleh gitu," ucap Bening pelan.
"Maafin teman saya ya, oh ya ini hp saya." Bening menyodorkan HP-nya kepada cowok itu namun, langsung dirampas Langit.
"Eh tunggu dulu." Langit merampasnya dengan senyuman miring.
"Langit hp gue...," ucap Bening sembari menarik pelan baju samping Langit.
"Lo beneran butuh? Atau lo sengaja akting supaya lo dapet nomor HP-nya?" Negatif Langit.
"Enggak kok, saya hanya ingin menghubungi teman saya dan saya lagi buru-buru."
"Yakin?" tanya Langit dan diangguki oleh cowok tidak dikenal itu.
"Kalau lo emang lagu buru-buru, kenapa gak lihat ada telepon disana tuh... Disana," tunjuk Langit ke arah telepon umum.
Cowok itu melihat kearah yang ditunjuk Langit, benar saja ada telepon umum disana.
"Ah... Maaf sangking buru-burunya, saya tidak melihat ada telepon umum disana, maaf sudah mengganggu kalian dan terimakasih atas waktunya." Cowok itu pergi menuju telepon umum dan lagi-lagi Bening berdua sama Langit.
Tak!
"Lo tu yah kalau ada orang kaya gitu jangan langsung percaya apalagi dia laki-laki," ucap Langit setelah mensentil jidat Bening dan membuat sang empu meringis.
"Sakit ish," ringis Bening dan memukul topi Langit sehingga muka Langit tidak kelihatan.
"Oh ya? Sorry, hehe."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bening
Fiksi Remaja[ Wajib Follow akun Author sebelum membaca❤] Gadis sederhana berasal dari kampung yang pergi dan menempuh pendidikan di ibu kota. ia pergi ke kota karena amanat yang diberikan ibunya sebelum beliau meninggal, dan juga ada sesuatu yang harus ditemuk...