Bacanya pelan-pelan dan semoga dapet feel-nya
Kuy vote dan spam komen🌈
----
Embun, Embun dan Embun, nama itu yang masih terngiang-ngiang dipikiran Bening, ia tidak tahu siapa itu Embun? Dan kenapa bapak satpam tadi setelah melihatnya memanggilnya dengan nama Embun? Bening menarik nafas lalu hembuskan banyak sekali hal yang unik terjadi.
Tin tin...
Klakson mobil itu memecahkan lamunan Bening dan mengarah netranya ke arah mobil yang baru masuk gerbang, begitu juga dengan Langit yang tadinya main hp sekarang teralihkan untuk melihat mobil yang besar itu.
"Pak, ada dua remaja yang ingin ketemu dengan Bapak," ucap Pak satpam.
"Siapa?"
"Kurang tahu juga Pak, mereka tadi saya suruh tunggu di taman Pak,"
"Oohh baiklah saya akan kesana."
Bening melihat ada pria paruh baya yang bersetelan jas bersama bapak satpam tadi. Bening tidak begitu jelas mendengar perbincangan mereka karena jarak yang cukup jauh. Tak lama kemudian hp Bening berbunyi terpaksa Bening mengangkatnya dan pergi sedikit jauh dari taman.
Lelaki paruh baya bernama Fajar itu berjalan menuju taman, saat sudah di taman, ia hanya melihat seorang cowok yang sangat ia kenali, ia memandang sinis Langit.
"Kenapa kamu disini?" tanya Pak Fajar dengan nada tak bersahabat.
"Saya pun ogah kesini," jawab santai Langit.
"Perilaku mu sama saja dengan ayahmu yang licik dan gila harta itu." Hina Pak Fajar.
"Terserah om hina Papa saya, saya ikhlas lahir batin tapi om jangan samakan saya sama dia!"
"Kamu ya! Pergi kamu dari sini!"
"Oohh kalau bukan karena teman saya, saya sudah dari tadi pergi."
Setelah Langit mengatakan itu, Bening datang dengan berlari. Bening sedari tadi mendengar keributan oleh sebab itu ia langsung menyudahi telfon.
"A- ada apa ini?" tanya Bening ngos-ngosan.
Fajar melihat sosok perempuan yang ada di depannya, ia melihat dari atas hingga bawah, sosok yang juga sangat ia kenali.
"Embun...," ucapnya.
Mendengar itu, Bening dan Langit saling pandang. Hadeuh kenapa sih ini?! Siapa sih Embun? Kabut embun? Embun pagi? Embun air? Embun manusia? Akhh ntahlah.
Tatapannya tidak lepas dari wajah Bening. Sosok yang ia rindukan dan menghilang karena suatu masalah yang susah untuk dimaafkan.
"Siapa sih Embun tu om?!" tanya Langit ngegas, ia penasaran banget.
Fajar tak menghiraukan pertanyaan Langit, ia lanjut berbicara "tentang masalah kamu di keluarga ini bisa kita bicarakan baik-baik Nak, kamu jangan pergi ayah kangen."
Bening diam, tak bersuara. Ia hanya bisa diam dan bingung.
"Maaf ayah, aku bukan Embun," koreksi Bening.
"Aku Bening yah. Bening Salsabila, anak ayah yang dari kampung," lanjut Bening.
Fajar tampak bingung dan berfikir, ia tentu saja mengenali Bening, sungguh ia kenal Bening tetapi jika ia mengakui bahwa Bening adalah anaknya tentu saja dirinya akan malu, bukan karena Bening yang berasal dari kampung tetapi karena dirinya yang tidak pernah menafkahi Bening di kampung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bening
Teen Fiction[ Wajib Follow akun Author sebelum membaca❤] Gadis sederhana berasal dari kampung yang pergi dan menempuh pendidikan di ibu kota. ia pergi ke kota karena amanat yang diberikan ibunya sebelum beliau meninggal, dan juga ada sesuatu yang harus ditemuk...