Minta Maaf

654 300 737
                                    

Hayoo, ini detik detik minta maaf nih,hehe.

🍁Happy Reading🍁

Flashback on.

Dimalam yang sepi, sunyi tiada orang yang lewat. Berjalan tanpa arah dengan kaki yang mulai lelah, hati seakan berkecamuk dan pikiran padat untuk berpikir.

Gadis yang pulang larut malam dari tempat kerjanya, ia terus memandangi handphone untuk arah jalan pulang karena ia belum hapal jalan di kota ini.

Namun, tiba tiba saja handphone nya mati karena lowbat, Bening merutuki diri sendiri, kenapa ia tidak mengisi daya baterainya di kafe?, Kalau begini bagaimana ia akan pulang?, Sudah tiada lagi angkutan atau orang yang berlalu lalang disekitar ini.

Ia terus berjalan tanpa arah dan bisa di bilang Bening tersesat untuk kedua kalinya di kota.

Waktu terus berputar dan akhirnya Bening menemukan halte bus umum walaupun tidak mungkin ada bus di larut malam ini setidaknya ia bisa beristirahat sebentar .

Tak lama dari itu ada tiga preman. Yang satunya berkepala plontos menghampiri Bening dan penampilan mereka terkesan menakutkan.

"Hai cantik, sendirian aja," ucap preman pakai kalung besi.

"Main sama kita yuk?" Hampir saja salah satu preman tersebut menyentuh dagu Bening namun tidak kena karena Bening langsung tepis.

Tangan Bening sudah terkepal sempurna.

"Mau apa kalian!" Marah Bening.

"Kami maunya kamu cantik, muah," ucap berkepala pelontos.

"Pergi kalian!"

Mereka malah semakin mendekat dan menyentuh tangan Bening, membuat Bening meninju pipi milik preman yang menyentuh tangan Bening tadi.

Flashback off

Bening sendiri melawan tiga orang preman. Berkali kali ia menendang, meninju Bahkan, mengeluarkan kekuatan dalam namun preman tersebut tidak juga jera mereka tetap melawan dan meninju Bening, walaupun tidak terkena Karena Bening dengan lincah mengelak.

Tidak ada satu pun orang yang lewat ,dan berniat untuk membantu Bening.

Bening tetap melawan dari tiga cara yaitu melintir tangan, menarik ke belakang dan menendang hingga membuat preman preman itu terjatuh. Bening seketika menjadi takut dan memilih untuk mundur karena salah satu dari preman tersebut memegang pisau yang sangat mengkilat dan tentunya tajam.

Preman itu mendekat ke Bening dan otomatis Bening mundur sedangkan dua preman lainnya ada dibelakang Bening dan menahan ke dua tangan Bening ke Belakang sehingga Bening tidak bisa berbuat apa apa.

Preman itu semakin mendekat dan siap menusuk perut Bening.

Happ

"Jangannnnn, hiks." Jerit Bening, ia menutup mata dan air mata yang terus membanjiri wajahnya.

Tetapi, benda tajam itu tidak mengenai perut Bening melainkan terkena tangan kekar seseorang yang tiba tiba saja datang dari arah samping Bening.

BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang