Bening

Kebusukan Bella

Maafkeun aku yang lama update karena... "Tugas numpuk bagai kuda sampai lupa readers tercinta ooh hati terasa durhaka, maksud hati bahagiakan readers tersayang apa daya di palak tugas, pusing sudah ini kepala sungguh kejam itu guru eh enggak deng." maafkeun aku lagi, ehek:v.

Yaudah tanpa diperpanjang mukadimah mari kita baca kelanjutan cerita Bening yah vote dan spam komen juga❤

🌿Happy reading🌿

***

Ini semua tentang waktu dan skenario yang dibuat olehnya.
💦💦💦

Jantung Bening berdegup sangat kencang, ia terkejut begitu beraninya laki-laki yang sekarang ada di hadapannya mengajak ia menikah. Apakah laki-laki itu tidak mengetahui bahwa mereka masih SMA? Masih mengejar cita-cita? Dan masih labil dalam menentukan jati diri, laki-laki itu adalah Langit yang ingin Bening menjadi istrinya karena sebuah kesukaan dan merasa tertarik.

"Maaf aku tidak bisa," ucap Bening merunduk.

Sudah dua kali Bening menolak perasaan yang tumbuh di hati Langit. Perasaan yang selalu membuat Langit merasakan irama indah di dalam hatinya dan ingin Bening satu-satunya miliknya, ia tidak mau jika ada orang lain yang juga menyukai Bening. Memang egois! Namun itu sebuah kenyataan.

Rasa cemburu yang selalu ada membuatnya gerak cepat memiliki Bening dengan cara apapun.

"Kenapa tidak bisa?" tanya Langit menatap lekat mata Bening.

"Bukannya kamu yang bilang didalam Islam tidak boleh pacaran? Jadi aku mau kita nikah," lanjutnya.

Bening merunduk dalam-dalam ia bingung ingin menjawab apa kepada laki-laki yang mengakui perasaannya terhadap Bening. Laki-laki yang pernah membencinya dan selalu memanggilnya dengan sebutan cewek norak dan sekarang? mengakui perasaannya dengan mengajak Bening menikah.

Ternyata benar cinta dan benci hanya beda tipis. Bening baru tahu Langit juga bisa bicara dengan kata aku-kamu yang terkesan sopan. Bening memberanikan diri untuk membuka suara dan berhati-hati supaya tidak menyakiti hati Langit.

"Maaf Langit, aku tidak bisa membalas perasaan kamu, kita ini masih SMA dan masih labil dalam menentukan jati diri, sebuah pernikahan tidak semudah yang kamu pikirkan dan selalu ada cobaan dalam ikatan tersebut dan aku masih ingin belajar tanpa berpikir jauh untuk ke jenjang pernikahan. Jadi, kita temenan aja yah," ucap Bening panjang lebar dan merasa lega.

Seperti tersambar petir di siang bolong, Langit merasakan nyeri di hatinya dan itu adalah penyakit yang tiada obatnya. Sakit tapi tidak berdarah, Langit ingin sekali memiliki Bening seutuhnya, menjadikan Bening satu-satunya di hati Langit, Namun ini bukan waktu yang tepat untuk Bening membalas perasaannya.

Langit pasrah ia menjawab ucapan Bening dengan sebuah anggukan, ia tahu ini bukan waktu yang tepat dan ia sadar serta sedikit ragu untuk menjadikan Bening miliknya karena sebuah iman. Hanya iman karena Bening adalah perempuan yang berpenampilan tertutup dan mampu menjaga kehormatannya.

Langit sadar, ia adalah laki-laki terburuk dimuka bumi ini, seorang berandalan, ugal-ugalan, playboy dan suka tawuran. Dan ia menerima untuk sementara ini Bening hanya sebatas teman, tetapi suatu saat nanti Bening harus menjadi miliknya. Egois