Cara Langit

602 276 500
                                    

Dia adalah laki - laki aneh yang pernah kutemui, sikapnya yang sering berubah ubah dan mampu membuatku kembali tersenyum. Dialah Langit Arkana.

~Bening~
[Jesy Maysela]

***

Siang hari, semua orang memadatkan kantin sekolah untuk mengisi perut mereka dan beristirahat setelah Berjam jam belajar.

Termasuk Bening, ia sedari tadi hanya mengaduk aduk baksonya, tanpa dimakan. Ia masih terbayang kejadian yang terjadi pada malam hari, dimana dirinya yang dicegat oleh tiga orang preman. Preman itu mengeluarkan benda tajam yang membuat Bening kembali merasakan trauma di masa lalu yang kelam.

Saat itu dirinya masih berumur lima tahun, gadis kecil yang  polos dan hanya bermain dengan anak anak miskin seusianya. Ia dulu mempunyai dua sahabat waktu kecil. Hari hari indah ia jalani dan berbagi suka maupun duka. Dua sahabat inilah yang selalu disisinya setelah ibunya.

Namun, itu hanya menjadi sebuah kenangan, setelah ia melihat dengan mata kepala sendiri bahwa salah satu sahabatnya di tusuk oleh ibunya sendiri menggunakan benda tajam yaitu pisau.

Diketahui oleh Bening dari Linda- ibu Bening bercerita bahwa ibu dari sahabatnya itu adalah wanita lajang yang melahirkan di luar nikah, ia membunuh anaknya sendiri untuk menutupi statusnya yang sudah menjadi ibu dan tidak lagi perawan.

Pada saat itu, Bening belum mengerti apa apa. Namun, semakin ia bertambah usia dan bertumbuh remaja ia baru menyadari dan memahami ini semua. Ia tak kuasa menahan air mata saat mengingat lumuran darah ditubuh sahabatnya itu, dan sahabatnya satu lagi  bagai ditelan bumi yang hilang tanpa kabar.

Wajahnya semakin dibanjiri dengan air mata, ia hanya bisa berdo'a untuk kedua sahabat masa kecilnya dan ibunya yang sekarang sudah tiada. Ia hanya berharap bisa menemukan atau ditemukan dengan ayah kandungnya yang pergi meninggalkan dirinya dan tidak pernah mengurusi Bening dari dulu hingga sekarang.

Nivea yang sedari tadi menyeruput jusnya terhenti karena melihat orang yang ada didepannya menangis.

"Hei... Kenapa nangis Ning?" Tanya Nivea heran.

Pertanyaan dari Nivea menyadarkan Bening yang sedari tadi mengingat masa lalu yang kelam.

"Eh, aku gak papa kok,hehe." Ucap Bening sembari menghapus air matanya.

Nivea semakin mengerutkan dahinya, ia merasa ada sesuatu yang aneh dan di senyembunyikan oleh Bening yang tidak diketahui olehnya.

"Kamu tidak apa apa kan? Kalau mau, cerita saja sama aku, InsyaAllah aku bisa menjadi pendengar yang baik."

Bening menangis tersedu-sedu, wajahnya dibanjiri dengan air mata yang terus mengalir. Ia beruntung ditemukan dengan orang yang sebaik Nivea. Karena Ia tidak mau hari harinya terbeban pikiran dan selalu terhantui dengan masa lalu yang selama ini menjadi traumanya sepertinya ia harus bercerita supaya hatinya bisa tenang.

Namun, baru saja ingin membuka suara dan bercerita, ia langsung menghapus air matanya karena ada orang yang menghampiri meja makan mereka dan orang itu adalah Langit beserta dua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Galang dan Elang.

"Hai cewek berdua aja nih, kami boleh gabung gak?" Tanya Langit tersenyum.

Nivea mengkode ke Bening lewat mata yang mengisyaratkan 'boleh tidak?'. Bening yang melihat Kodean dari Nivea dan melihat tiga cowok ganteng di sampingnya. Ia jadi teringat pertolongan Langit tadi malam.

BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang