Hai guys udah lama gak jumpa, maap yah baru update sekarang:(, karena dari kemarin sibuk untuk ujian akhir, semangat yang lagi ujian>< semoga nilai kita memuaskan yah, Amiinn.
Oke tanpa diperpanjang mukadimahnya, ayo di vote dulu dan komen yah, kasih saran juga boleh><
Thank you and happy reading ❤
~~~~~~~~~~~~~~~
"Ck, bunyi apa sih tuh?"
Jam lima subuh, Embun dibangunkan oleh alarm hp Bening. Ia mematikan alarm itu sembari mengucek mata. Dasar Bening kenapa sih pasang alarm jam lima subuh? Kan Embun masih ngantuk....
Ia menghidupkan lampu tidur di nakas lalu ia melihat kesamping namun, tidak ada Bening, apakah Bening menghilang menjadi vampir? Itu konyol sekali hahaha. Ia turun dari kasur dan menemukan Bening yang lagi shalat. Embun diam sejenak, Bening sudah bangun lebih awal tetapi kenapa dia biarkan alarm hpnya tetap sinkron jam lima? Hadeuh...
Oke, Embun mau berfikir positif saja, mungkin Bening lupa mematikan alarmnya.
Embun sudah tahu Bening gak kemana-mana dan tidak berubah jadi vampir hahaha, Embun pun ingin memenuhi hasratnya buat tidur kembali, memeluk bantal guling, menutupi tubuh dengan selimut, mendinginkan ruangan dengan AC, aduhai nyaman sekali.
Ia berbalik badan, meninggalkan Bening dan mau naik kasur namun, tiba-tiba pundaknya ditahan oleh seseorang. Bulu romanya merinding. Ya Allah semoga bukan hantu, itulah yang diucapkannya dalam hati, lalu tiba-tiba saja terdengar suara.
"Mau tidur lagi lo?"
Embun yang awalnya tegang kini ia menghela nafas, bukan hantu tapi Bening.
"Iya, hehe," jawab Embun cengengesan.
"Shalat dulu!" Perintah Bening pada manusia yang mirip dengannya itu.
"Males ah, ngantuk." Embun kembali naik kasur namun, langsung ditahan Bening.
"Eitss tunggu dulu, cepetan wudhu sana, lo mau masuk neraka?" tegas Bening yang lagi sabar.
"Hm, iya iya bawel," kata Embun dan berlalu menuju kamar mandi.
Mereka pun melaksanakan shalat subuh dengan khusu', setelah itu Bening bertempur dengan pensil dan buku gambarnya di meja belajar sedangkan Embun hanya tidur-tidur manja sambil main hp tak bisa dipungkiri kalau dia bentar lagi pasti ke alam mimpi
"Arghh gue benci menggambar!" Bening membanting pensil hingga ujungnya patah.
Mendengar amarah kembarannya, Embun pun refleks melihat Bening. Wajah Bening kelihatan marah, dan lelah, rambutnya juga acak-acakan. Embun turun dari kasur dan menghampiri Bening. "Emangnya lo disuruh gambar apa?"
"Gambar wajah Ibu itu, aishhh gue gak suka ah," keluhan Bening.
"Hahaha, ada-ada aja guru lo, siniin buku lo, biar gue aja yang gambar." Embun mengambil pensil baru Bening dan buku gambarnya.
"Emang lo bisa?" tanya Bening penuh selidik.
"Lo meragukan gue?" tanya balik Embun.
"Pastinya, hahaha," jawab Bening dan membuat Embun merasa jengkel.
"Liat aja nanti gambar gue."
"Oke, kalo gitu gue mandi dulu mau siap-siap ke sekolah."
Setelah itu, Bening pergi ke kamar mandi sedangkan Embun masih berkutat dengan pensilnya untuk menggambar wajah Seni Budaya Bening. Ada-ada saja guru itu, Embun menggambarnya dengan hati yang tulus lagian gurunya cantik kok jadi Embun senang aja gitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bening
Fiksi Remaja[ Wajib Follow akun Author sebelum membaca❤] Gadis sederhana berasal dari kampung yang pergi dan menempuh pendidikan di ibu kota. ia pergi ke kota karena amanat yang diberikan ibunya sebelum beliau meninggal, dan juga ada sesuatu yang harus ditemuk...