Happy reading yah guys, semoga kalian suka, makasih❤
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bening perdana sekali mendengar pengumuman seperti itu, kalian udah pernah dengar juga belum? Jarang banget sih, jujur saja Bening penasaran siapa orangnya.
Bening berjalan menuju kelas, di samping kanannya ada Langit lalu di sebelah Langit ada Galang. Langit berjalan santai dengan minuman es stroberinya, Bening sempat memperingati Langit kalau minum itu harus duduk, tetapi apa alasannya?
"Haus banget gue," itulah kata yang dilontarkan Langit dan Bening hanya bisa menghela nafas.
Tampak dari jauh ada cewek berkaca mata yang lagi berlari ke arah Bening, cewek itu semakin dekat lalu tiba-tiba dan tanpa aba-aba ia memeluk Bening, tangannya gak sengaja menyenggol minuman Langit hingga mengotori baju seragam Langit. "Yey! Bening udah dateng!" Girangnya lalu melepaskan pelukan itu.
"Yay yey yah yey, woi cupu, lo liat nih!" Marah Langit pada Nivea, iya yang lari tadi itu si Nivea.
Gini, Langit lagi santainya jalan sambil minum es, eh tiba-tiba di senggol anak cupu itu hingga air es itu muncrat ke wajah Langit, hingga kena bajunya. Kini, baju Langit menjadi warna pink, udah baju kotor, rugi karena es tumpah, dingin pula tuh muka kena es, poor you Langit.
Nivea cengengesan gak jelas. "Maap Lang, ntar gue beliin deh di koperasi." ucap Nivea.
"Gak usah, lo laundry aja baju gue." Langit melepaskan bajunya dan melempar ke arah Nivea, untung dia lagi pakai kaos, kalau gak ya.. bayangin ajalah ya, hehe.
Langit dan Galang duluan masuk ke kelas. Nivea senang karena ia sekarang berdua lagi sama Bening. Sungguh, ia gak mau mengulangi kesalahan yang bisa memutuskan hubungannya sama Bening. Nivea berusaha untuk berubah jadi lebih baik.
"Gue seneng banget sama lo lagi, oh ya gimana kemarin? Kembaran lo udah ketemu?" tanya Nivea, Bening pun mengangguk dengan cepat. "Iya ketemu, gue kaget banget, pulang sekolah ke rumah gue yuk? Gue mau kenalin lo sama Embun," ajak Bening.
"Lain kali aja yah Bening, gue mau bantu Mama masak kan besok raya."
"Oohh iya ya, oke deh."
Bening tersenyum lalu ia menghadap ke belakang tepatnya di kursi Bella, tidak ada pemiliknya disana. Bella dimana? Bukankah ia tadi datang lebih awal?
"Hey Bening, kenapa?" tanya Nivea dengan wajah penasarannya.
"E-eh gak apa-apa," jawab Bening refleks menghadap depan. Tepat Bening menjawab, tiba-tiba saja bel berbunyi.
"Udah bel, yuk ke lapangan," ajak Nivea dan di angguki Bening.
Sesampainya di lapangan yang luas tampak ramai sekali murid-murid yang saling berbisik-bisik tidak enak, Bening tidak mengerti apa yang mereka katakan tetapi selama perjalanannya menuju barisan, topik yang dibahas seangkatannya itu sama.
Mereka berbisik-bisik bahkan ada yang berbicara dengan keras sambil melihat ke depan, Bening tidak tau di depan ada apa karena dirinya baris paling belakang. Suara ketukan mikrofon terdengar membuat suasana menjadi hening seketika.
"Selamat pagi semuanya," sapa Bu kepala sekolah. "Pagi Bu!" Serentak semuanya.
"Terima kasih, kalian sudah langsung berbaris dengan rapi, disini Ibu ingin menyampaikan langsung bahwa ada teman kalian yang ingin meminta maaf atas kesalahan fatal yang telah diperbuatnya, sehingga membuat nama baik seseorang yang merupakan teman kalian menjadi buruk, oke sekian dari ibu, terima kasih." Penjelasan Bu kepala sekolah itu.
Oke, pembukaan dari kepala sekolah itu sesuai dengan pengumuman tadi, Bening sangat penasaran dan ingin melihat ke depan, namun sama saja tetap gak bisa lihat, ya iyalah tubuhnya sedang dan teman-temannya pada tinggi semua bahkan dalam peraturan berbaris yang paling tinggi di depan kan kasihan Bening yang cuma sedang-sedang aja, nasib nasib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bening
Teen Fiction[ Wajib Follow akun Author sebelum membaca❤] Gadis sederhana berasal dari kampung yang pergi dan menempuh pendidikan di ibu kota. ia pergi ke kota karena amanat yang diberikan ibunya sebelum beliau meninggal, dan juga ada sesuatu yang harus ditemuk...