Attention!
Sekali lagi cerita ini mengandung BxB atau BL, yg Homophobic silahkan pergi sebelum menyesal.
Author g mau berantem cuma gegara orang kesasar.Okay langsung aja, Enjoy~
______________________________________- Sebelumnya...
Setelah beberapa saat, akibat moodnya yang sudah buruk karena mendengar ghibahan pemuda-pemuda tadi. Akhirnya Jiang Cheng memutuskan untuk pergi ke hutan tempat munculnya fenomena cahaya emas yang diceritakan warga.
"Kita pergi ke hutan sekarang" instruksinya kepada murid-murid yang lain. "Baik pemimpin!" jawab semua murid serempak.
-Di Hutan Perbatasan Yunmeng-
Para penduduk yang menjadi saksi fenomena cahaya emas mengatakan bahwa cahaya tersebut bergerak sangat cepat menyerupai bintang jatuh dan menghilang di hutan perbatasan Yunmeng.
Alih-alih bintang jatuh, cahaya tersebut hanyalah efek cahaya dari salah seorang pejabat surgawi. Jika kalian bertanya untuk apa seorang pejabat surgawi itu berada di dunia fana, jawabannya adalah karena ia sedang melakukan kerja paksa. Ya kerja paksa karena memang ia terpaksa melakukan pekerjaannya ini.
Bayangkan saja seorang pejabat surgawi, dewa bela diri terkenal berpangkatkan jendral, harus bolak balik alam surgawi dan dunia fana hanya untuk mengantar sekeranjang bibit bunga dari dewi pertanian di dunia fana. Sungguh konyol bukan?
Dan tampaknya itulah yang dipikirkan jendral tersebut. Pei Ming sang jendral dengan sangat terpaksa melakukan tugas itu sambil mengumpati sang pemberi tugas.
"Sialan! Aku tau dia memang membenciku. Tapi tidak seperti ini juga, masa seorang dewa bela diri harus mengantar keranjang bibit bunga sendirian, tengah malam pula, dikira aku ini tukang bunga apa".
"Seharusnya aku sekarang berada bersama para gadis-gadis cantik bukannya melakukan tugas konyol ini!" gerutunya. Di tengah acara mengumpatnya, tanpa sengaja Jendral Pei menginjak bebatuan berlumut yang membuatnya terpeleset. Untung saja dia seorang dewa dengan gerak reflek yang bagus, kalo tidak mungkin kita sudah bisa melihat sang dewa bela diri ngejengkang karena terpeleset lumut, kan gak estetik gitu.
Ketika Jendral Pei mendarat dengan selamat, tiba-tiba seseorang memanggilanya melalui array komunikasi.
"Jendral Pei, kau kemana saja. Mengantar sekeranjang bibit bunga saja lama sekali. Cepatlah kembali kami kekurangan orang untuk menanam bibit itu" hujat seseorang itu tanpa memberikan kesempatan Jendral Pei berbicara dan langsung mematikan array.
//ckckck g ada akhlak emang
Di sisi lain, sebuah perempatan urat muncul di dahi Jendral Pei setelah mendengar orang tersebut berbicara. Tanpa bisa menahan amarah yang memuncak akhirnya Jendral Pei mengumpat.
"SIALAN KAU! AWAS SAJA KAU LING WEN. AKAN KUBALAS KAU NANTI. TUNGGU PEMBALASANKU!!!". Dan begitulah teriakan amarah Jendral Pei yang menggema di dalam hutan, bahkan burung-burung di sekitar yang tidur pun harus mengelus dada dengan sayapnya karena terkejut.
Tanpa menunggu lama Jendral Pei langsung bergegas menuju alam surgawi untuk menuntaskan dendamnya pada Ling Wen. Yap benar sekali, orang yang memberi tugas Jendral Pei mengantar bibit dan yang menghujat tadi adalah orang yang sama, Ling Wen.
// hayo siapa yg tebakannya bener? 🤭
Jendral Pei pergi tanpa menyadari bahwa ada sebuah bibit yang tak sengaja terjatuh. Bibit itu langsung tumbuh dan berbunga dengan cepat setelah menyentuh tanah. Bunga ajaib itu bernama bunga Chèngshì.*
![](https://img.wattpad.com/cover/266555606-288-k740094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Xicheng)
FanfictionPERINGATAN! Cerita ini mengandung unsur BxB alias BL. Bagi yang Homophobic hush hush pergi jauh-jauh kalo nekat resiko ditanggung sendiri. Author hanya minjem karakter dari novel milik MXTX dan tidak mengambil keuntungan apapun, murni hanya untuk h...