Bag. 18 Headache

3.3K 395 43
                                    

Setelah memberi kabar kepada Lan Qiren, kini Lan Xichen mengantar kedua pasangan wangxian ke Hanshi untuk menengok keadaan Jiang Cheng.

"Adik Wei, Wangji, maaf untuk saat ini A-Yin tidak bisa menyambut kalian. Tabib bilang dia butuh banyak istirahat" ucap Lan Xichen meminta maaf.

"Ah iya Zewu Jun tidak apa-apa. Melihat keadaan A-Cheng baik-baik saja sudah cukup. Sekali lagi selamat ya~ Cepat dan tokcer sekali 😉" balas Wei Wuxian sambil mengacungkan jempol.

"Sekali lagi terima kasih, ini juga berkat doa dan dukungan kalian"

Mereka berbincang-bincang mulai dari membahas hal penting sampai yang paling tidak penting. Walaupun sudah diusahakan pelan, namun suara mereka tetap terdengar dari kamar Jiang Cheng. Alhasil Jiang Cheng yang sedang tidur pun terusik. Dengan berjalan perlahan, Jiang Cheng ingin memastikan dan melabrak siapa orang yang berisik barusan.

"Oi bisakah kau diam?! Aku mencoba tidur disini! Ugh kepalaku pusing sekali" omel Jiang Cheng sambil memegangi kepala.

"A-Yin? Ah maaf kami membangunkanmu ya. Tidurlah lagi" ucap Lan Xichen segera menopang Jiang Cheng.

"Hai A-Cheng~" sapa Wei Wuxian.

"Oh kau ternyata, pantas berisik sekali" balas Jiang Cheng sinis.

"Aiyo A-Cheng kami minta maaf. Oh iya selamat ya atas kehamilannya~ Jadi sekarang kalau kau kupanggil shimei jangan marah~ hihihi" goda Wei Wuxian.

"Ya. EH APA?!" teriak Jiang Cheng terkejut dan langsung menoleh ke Lan Xichen memastikan. Lan Xichen mengangguk dengan senyuman menghiasi wajahnya.

"Ah pasti aku sedang bermimpi" gumam Jiang Cheng.

"Kau tidak bermimpi A-Yin" balas Lan Xichen.

Jiang Cheng menghela napas, "Haaaa Wei Wuxian kemarilah!"

Wei Wuxian mendekat tanpa pikir panjang dan "Auh aduh aduh A-Cheng pipiku!". Jiang Cheng mencubit sebelah pipi Wei Wuxian cukup keras untuk memastikan apa Ia sedang bermimpi.

"Hmm bukan mimpi ternyata"

"Ish sialan kau! Kenapa tidak kau cubit pipimu sendiri huh?! Aduh Lan Zhan pipiku sakit~" rengek Wei Wuxian yang dibalas elusan di pipi dari Lan Wangji. Sedangkan Jiang Cheng yang melihat tingkah Wei Wuxian hanya memutar bola matanya tak peduli.

"A-Cheng mulai hari ini kau harus jaga kesehatan jangan pecicilan dan marah-marah terus ya, kasian calon keponakanku nanti"

"Heh bukannya kau sendiri yang selalu tidak bisa diam?! Lagipula siapa disini yang selalu membuatku kesal?!"

"Tuh kan marah-marah lagi~"

"Kau!"

"Sudah-sudah, Wanyin istirahatlah. Tabib bilang kau harus banyak istirahat agar demammu turun. Wangji, Adik Wei, kurasa pembicaraan tadi kita cukupkan sampai di sini dulu" sela Lan Xichen agar adu mulut tidak berlanjut ketingkat yang lebih ekstrim.

"Baik Zewu Jun, kami pamit dulu. Sekali lagi selamat untuk kalian berdua"

"Mn, selamat. Xiongzhang kami pamit"

Wei Wuxian dan Lan Wangji pun kembali ke Jingshi setelah memberikan hormat.

"Umm Lan Huan, jadi.... di sini ada bayi? Bukan kumpulan gas panas kan?" tanya Jiang Cheng memastikan sambil menunjuk perutnya yang masih belum tampak membuncit sama sekali.

"Iya A-Yin, jika kau belum percaya aku bisa minta tabib memastikan lagi"

"Tidak perlu, aku percaya padamu. Terima kasih"

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang