Bag 8. Encounter

3.6K 497 24
                                    

Hae hae semua~
Selamat lebaran ketupat
Nikmat Kh*ng Huan isi rengginangnya? 🤭🤭🤭
Gpp gausah sedih nih aku kasih obat merah cap dua bpk2 biar seneng

Hae hae semua~Selamat lebaran ketupatNikmat Kh*ng Huan isi rengginangnya? 🤭🤭🤭Gpp gausah sedih nih aku kasih obat merah cap dua bpk2 biar seneng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kok online? Ya kan lebarannya aja online muehehehe~ 👻👻

//author dislepet readers

Ok enjoy~

______________________________________

Setelah rapat selesai kini Lan Xichen dan Jiang Cheng berjalan kembali ke Hanshi.

"Pamaaaaan!!!" teriak Jin Ling dan langsung menghambur ke tubuh Jiang Cheng yang ditempati jiwa Lan Xichen.

"Oi! Anak nakal, dimana sopan santunmu. Dan kau lupa pamanmu yang mana huh?!" protes Jiang Cheng.

"Habisnya paman tidak pernah mengjinkanku melakukan ini sih" jawab Jin Ling acuh.

Jiang Cheng mendelik mendengarkan jawaban Jin Ling barusan. "Kau!...ugh. Hei Xichen kau juga jangan diam saja!".

"Tak apa Wanyin, toh Jin Ling juga keponakan salah satu saudara sesumpahku dan adik iparku jadi secara tidak langsung dia juga keponakanku kan" respon Lan Xichen sambil mengelus kepala Jin Ling.

Jin Ling yang dielus merasa sangat senang sampai ia tidak sadar memejamkan mata. Sedangkan di sisi Jiang Cheng, kata-kata Lan Xichen barusan terasa menyesakkan. Dadanya sesak, ternyata benar Lan Xichen bahkan masih mengigat saudara sesumpahnya itu padahal sudah dikhianati sekali pun. Rasanya air matanya ingin meluncur saja namun ia harus menahannya, ia tidak mau terlihat lemah.

"Tcih terserah kau saja!". Akhirnya ia melenggang pergi menuju Hanshi sendirian.

Malam pun tiba dan sudah waktunya semua penduduk Yunshen terlelap, namun bukannya tidur Jiang Cheng malah terjaga padahal ini sudah tengah malam.

"Haish aku tidak bisa tidur, kalau saja ada bocah tengil itu (Wei Wuxian) pasti aku tidak akan sebosan ini. Mana tempat ini sepi sekali, kuburan bahkan bisa lebih ramai dari ini" gerutu Jiang Cheng sambil guling-gulingan di kasur.

Ketika ia tengah asik berguling-guling tiba-tiba terdengar suara rintihan seperti orang yang tengah menahan sakit. Suara itu berasal dari arah ruangan tempat Lan Xichen tidur. Jiang Cheng segera bangun untuk mengecek keadaan Lan Xichen.

"Ge? Kau baik-baik saja?" ucap Jiang Cheng mendekati Lan Xichen.

Di atas kasur Lan Xichen merintih kesakitan dengan mata terpejam dan bulir air mata disudut matanya.

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang