Bag. 23 What?! New Wife?!

2.8K 321 34
                                    

6 bulan telah berlalu, begitu pula usia kedua putra kembar Jiang Cheng dan Lan Xichen yang telah menginjak 6 bulan. Kini kedua bayi mungil itu sudah mulai aktif bergerak, berguling, dan mengoceh dengan bahasa bayinya.

Awalnya Lan Qiren sangat khawatir apakah Jiang Cheng mampu merawat kedua anaknya dengan baik mengingat tugasnya sebagai pemimpin sekte. Oleh karena itu, Lan Qiren sangat ingin membujuk keponakannya untuk tinggal bersama cucunya di Yunshen. Jika kalian mengira itu hanya alasan Lan Qiren agar bisa bermain dengan cucunya, yap dugaan kalian benar. Namun, pendapat Lan Qiren itu ada benarnya, merawat dua bayi secara bersamaan jelas tidak mudah apalagi kedua anaknya itu lahir dengan prematur. Lan Xichen pun membujuk Jiang Cheng untuk merawat kedua anak mereka di Gusu.

"A-Yin, bagaimana jika kita pindah ke Gusu?"

"Ha? Tidak tidak, siapa yang akan mengurus sekte Jiang jika aku ikut pindah?" jawab Jiang Cheng.

"Kau bisa mengurusnya dari Gusu, aku akan membantumu. Lagi pula kita tahu A-Zhi dan A-Xi lahir sebelum waktunya dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Jika mereka ada di Gusu dan butuh perawatan khusus, tabib di Gusu bisa lebih mudah memberikan penanganan" bujuk Lan Xichen.

Jiang Cheng berpikir sejenak, "Haaaaah baiklah tapi sampai mereka sudah cukup dewasa untuk bisa berjalan kita pindah ke Yunmeng lagi" ujar Jiang Cheng tanpa bisa diganggu gugat.

"Tentu jika itu yang kau mau" balas Lan Xichen.

Dan begitulah asal cerita keluarga xicheng bisa tinggal di Yunshen Bushi Chu.

"A-Cheng~ A-Xi~ A-Zhi~! Main yuk~". Pagi yang indah dan damai pun seketika runtuh akibat suara mengganggu sang pawang setan yang kita kenal bernama Wei Wuxian.

"Tch kau lagi, ada apa?!" jawab Jiang Cheng.

"Aiyo shimei galaknya~ aku kan hanya ingin bermain bersama keponakanku ya kan A-Zhi A-Xi" ucap Wei Wuxian sambil membuat wajah-wajah lucu. Kedua bayi yang sedang di bedaki Jiang Cheng pun tertawa melihat muka konyol Wei Wuxian.

"Kan ada Jin Ling, daripada mengganguku lebih baik kau bermain saja dengan Jin Ling"

"Ah shimei tidak seru ih! Jin Ling sudah terkontaminasi sifat tsundere-mu, jadi dia tidak lucu lagi. Beda kalau dengan dua keponakanku yang ini utututu keponakan paman sudah wangi~ OH ya! Shimei kau jangan menularkan sifat burukmu pada mereka ya 😟"

"Wei Wuxian! Sudah berapa kali kubilang jangan panggil aku shimei!"

"Aiyo kenapa kau tidak suka sih kan kau memang shimei~"

"Diamlah atau kujahit mulutmu!"

"Jahit kalau bisa weeeek~ shimei shimei shimei shimei~"

"Kau-!". Dan kejar-kejaran pun tak terhindarkan, Wei Wuxian berlari keliling ruangan menghindari serangan sedangkan Jiang Cheng mengejar sambil membawa jarum dan benang jahit ditangannya. Heran sudah tua juga masih hobi kejar-kejaran kayak bocah, untung suaminya pada sabar🤦‍♀️

Ok kita balik ke perseteruan dua uke bar-bar kita. "A-Cheng! Iya ampun-ampun aku tidak akan memanggilmu shimei lagi! Kalau ingat" ucap Wei Wuxian dengan suara  samar di akhir.

"Bagus, sekali lagi kudengar kata itu kujahit mulutmu pakai sandu!" ancam Jiang Cheng yang membuat Wei Wuxian bergidik ngeri. Jiang Cheng melepaskan Wei Wuxian, namun baru juga dilepas ia sudah dipanggil shimei lagi.

"Meimei!"

"Wei Wuxian! Baru saja kulepas sudah berani kau?!"

"Bukan aku! Bukan aku! Sumpah bukan aku!" elak Wei Wuxian.

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang