Bag. 17 Sick

4.7K 485 65
                                        

Kicau burung bernyanyi, suara gemericik air, dan deru angin sepoi-sepoi menghiasi suasana di Yunshen Bushi Chu pagi itu. Acara telah usai dan penduduk Yunshen pun kembali pada kegiatan hariannya masing-masing. Beberapa atribut pernikahan juga mulai dikemasi para junior. Tinggal satu tradisi minum teh yang harus dilakukan oleh kedua mempelai bersama keluarga, namun sampai siang hari pun kedua mempelai belum menampakkan batang hidungnya dan membuat Lan Qiren bosan setengah mati.

"Wangji, coba kau panggil kakakmu. Tidak biasanya dia terlambat seperti ini" perintah Lan Qiren yang segera dilaksanakan Lan Wangji.

Di Hanshi, kedua orang yang ditunggu-tunggu ternyata masih bergelung di tempat tidur, kurang ajar memang 😑. Lan Xichen sudah bangun dan rapi tapi Ia masih betah berlama-lama berbaring sambil menikmati pemandangan indah di depannya. Yup, pemandangan Jiang Cheng yang masih terlelap di bawah selimut dan nampak sangat enggan untuk bangun. Lan Xichen mengelus pipi dan menyibakkan poni dari wajah Jiang Cheng, sedangkan Jiang Cheng yang merasa tidurnya terusik pun mengerutkan alisnya dan menepis tangan Lan Xichen. Bukannya menyerah, Lan Xichen malah mulai mengecupi seluruh wajah Jiang Cheng.

"Ugh apa yang kau lakukan, masih pagi juga. Memang yang semalam masih kurang hah?" ucap Jiang Cheng dengan suara serak khas bangun tidur.

"Siang A-Yin matahari sudah tinggi, lihat" balas Lan Xichen menunjuk jendela.

Jiang Cheng mengerjapkan mata namun matanya masih berat, Ia masih ingin tidur lebih lama lagi. "Aku tidak peduli, aku masih ngantuk". Ketika Jiang Cheng akan menutup matanya kembali, Lan Xichen mendaratkan sebuah ciuman ditengkuk Jiang Cheng yang otomatis mengagetkannya.

"A-apa yang kau lakukan?!" tunjuk Jiang Cheng sambil menutupi tengkuknya.

"Jika kau tidak bangun aku akan terus menciumimu. Kita harus pergi menemui paman untuk acara jamuan teh A-Yin. Setelah acara kau boleh tidur lagi sepuasnya, bagaimana?" ucap Lan Xichen dengan senyuman.

"Baiklah-baiklah aku bangun, jangan lakukan itu lagi! Geli kau tau!" omel Jiang Cheng sambil perlahan menuju kamar mandi. Walaupun first time Jiang Cheng tidak sesakit bayangannya tapi hei tolong dia sudah dihajar 8 ronde non stop sampai pagi, alhasil tentu saja saat ini punggungnya berasa mau rontok dan jalannya pun sedikit mengangkang.

"A-Yin, kau perlu bantuan untuk mandi?"

"TIDAK! TIDAK USAH! KAU KIRA AKU TIDAK TAU ISI PIKIRANMU HAH? AWAS JIKA KAU MACAM-MACAM KUBUNUH KAU!"

Lan Xichen yang kena omelan pertama setelah pernikahannya pun hanya terkikik geli melihat tingkah lucu Jiang Cheng.

Tak berselang lama, sebuah ketukan terdengar.

"Xiongzhang, paman menunggu"

"Oh Wangji, iya aku dan Wanyin akan segera ke sana. Maaf merepotkanmu" jawab Lan Xichen penuh senyuman. Dengan itu Lan Wangji kembali ke kediaman Lan Qiren.

🐯🐰....🐰🐰

Setelah acara minum teh di kediaman Lan Qiren, pasangan xicheng dan wangxian pun keluar untuk kembali ke kediamannya masing-masing. Jiang Cheng jalan dengan sedikit menahan rasa sakit dipunggungnya dan hal itu disadari oleh Wei Wuxian. Wei Wuxian menarik Jiang Cheng untuk berjalan bersisian dengannya.

"Hei A-Cheng bagaimana semalam hm hm?" bisik Wei Wuxian sambil menaik turunkan alisnya menggoda Jiang Cheng.

"Parah, aku digempur sampai pagi. Rasanya pinggangku mau copot!" keluh Jiang Cheng.

"Muahaha rasakan! Eh tapi enak kan?~"

"Tidak juga, aku hampir tidak bisa berjalan asal kau tau!"

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang