Extra 4. Mood Swing

2.4K 221 110
                                    

Sebulan berlalu setelah kabar gembira mengenai kehamilan Jiang Cheng sampai di telinga warga sekte Lan. Banyak yang masih tidak menyangka akan keajaiban itu, namun karena peraturan dilarang menggunjing akhirnya mereka semua pun mau tak mau mempercayainya. Semua menyambut bahagia kabar itu, tak terkecuali para tetua Lan. Berkat kabar itu, mereka tak harus dipusingkan lagi dengan masalah keturunan Lan yang terancam punah.

Akan tetapi, dibalik kabar gembira itu kejadian demi kejadian absurd melanda keluarga Xicheng. Selama sebulan lebih ini banyak sekali kelakuan Lan Xichen yang sering membuat Jiang Cheng geleng-geleng dan sakit kepala.

Entah apa yang merasuki Lan Xichen tiba-tiba saja kelakuan dan sikapnya berubah-ubah semenjak Ia tau Jiang Cheng sedang hamil. Memang dulu Jiang Cheng pernah mengatakan bahwa Lan Xichen tak harus menyembunyikan setiap perasaannya tapi sungguh ini sudah keterlaluan.

Dalam sehari pernah Lan Xichen tiba-tiba menangis sesenggukan lalu tertawa bahagia seperti bocah dan sedetik kemudian berubah masam. Seperti pagi tadi, Lan Xichen kembali berulah dengan merajuk tanpa sebab hanya karena Jiang Cheng memberikan sekeranjang apel untuk keledai milik Wei Wuxian, xiao pingguo.

"Wei Wuxian sedang pergi berburu dan para murid Lan sedang ada ujian jadi kali ini aku yang memberimu makan. Makanlah" ujar Jiang Cheng sembari mengulurkan sekeranjang apel. Menatap satu keranjang penuh apel dengan warna merah yang menggoda, Xiao Pingguo langsung berbinar dan meringkik penuh kebahagiaan. Sontak tingkah unik keledai yang seakan tau bahasa manusia itu mengundang senyum tipis di bibir Jiang Cheng.

Namun sayangnya, setiap interaksi itu tak luput dari mata tajam Lan Xichen.

"A-Yin apa masih lama?" ujar Lan Xichen yang tiba-tiba muncul dan memeluk Jiang Cheng dari belakang.

"Lan Huan, kenapa kau kemari? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" balas Jiang Cheng mengelus tangan kekar yang setia bertengger di pinggangnya.

"Belum, tapi aku menundanya karena aku sedang tidak senang" rajuk Lan Xichen tapi masih setia bergelayut manja pada Jiang Cheng.

(Oh dewa apa lagi sekarang?) batin Jiang Cheng sambil memutar bola matanya. "Kenapa tidak senang?" lanjutnya sekedar basa-basi.

"Habisnya, ketika aku sibuk bekerja istri tercintaku malah berselingkuh"

Mendengar tuduhan tak beralasan yang melayang kepadanya, Jiang Cheng langsung melepaskan pelukan Lan Xichen dan menghadap padanya, "Huh?! Kapan aku pernah selingkuh?!"

"Lalu barusan itu apa? Kalian tampak akrab sekali" jawab Lan Xichen begitu saja. Muka Jiang Cheng mendadak berubah masam, bahkan Xiao Pingguo pun terkejut akan jawaban Lan Xichen sampai menjatuhkan apel yang asik dikunyahnya.

"Oh jadi kau menuduhku selingkuh dengan keledai begitu?! Baik kalau itu maumu! Lain kali aku juga akan selingkuh dengan cicak di dinding!" ujar Jiang Cheng ngambek dan meninggalkan Lan Xichen terpaku ditempat dengan Xiao Pingguo yang tanpa malu memberikan tatapan mengejek. Tidak hanya mengejek, Xiao Pingguo bahkan sudah tertawa dan berguling-gulingan di atas rumput seakan menertawakan keadaan Lan Xichen.

"A-Yin tunggu aku! Aku minta maaf!" teriak Lan Xichen mengejar istrinya yang merajuk.

*
*

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang