Extra 2. Grandpa

2.3K 237 37
                                    

Setelah sekian lama menjalani kehidupan, kini kedua bocah kembar A-Zhi dan A-Xi telah menginjak usia 5 tahun. Selama itu pula mereka telah menjadi kesayangan di kedua sekte, Lan dan Jiang. Hampir semua penduduk Yunshen dan Lian Huawu menyayangi mereka. Dari sekian orang, menurut A-Zhi dan A-Xi, Lan Qiren adalah orang yang paling mudah ooc jika itu menyangkut cucu-cucu kesayangannya.

Buktinya, selama ini banyak yang mengira bahwa, kakek tua itu orang yang serius, galak, disiplin, dan suka sekali marah-marah sehingga banyak murid yang takut padanya. Namun, ketika tidak ada yang memperhatikan, semua kegalakan dan martabat seorang Lan Qiren akan anjlok seketika. Contohnya seperti pada saat-saat berikut.

#1 Sakit
-Lian Huawu

Saat ini Jiang Cheng dan Lan Xichen tengah dibingungkan dengan keadaan kedua putra mereka. Pasalnya saat ini kedua bocah itu sedang menderita demam tinggi dan sudah 4 hari tak kunjung menurun.

Awalnya hanya A-Xi yang demam, namun setelahnya sang kakak A-Zhi ikut demam. Jiang Cheng benar-benar kebingungan karena selama ia merawat Jin Ling dulu ia tidak pernah mendapati Jin Ling demam sampai berhari-hari.

"Lan Huan, bagaimana ini obatnya tidak bekerja. Demam mereka masih belum turun juga" ujar Jiang Cheng khawatir. Ia dengan telaten terus mengganti kompres dan mengelap keringat di tubuh kedua putranya.

"Coba kuperiksa dulu" jawab Lan Xichen segera mendekat dan memeriksa suhu kedua putranya.

Kedua bocah itu tampak sangat lemah dengan wajah yang memerah dan nafas yang berat. "Sepertinya mereka demam hanya karena menginginkan sesuatu. Tidak ada yang aneh dengan organ dalam mereka".

Jiang Cheng kemudian berjongkok dan bertanya dengan lembut pada kedua putranya. "A-Zhi A-Xi, benar kalian menginginkan sesuatu? Jika benar, katakan saja A-die dan A-niang sebisa mungkin akan mengabulkannya. Jangan buat kami khawatir".

Mendengar ucapan lembut A-niang nya yang sangat jarang terjadi, A-Xi membuka matanya yang sayu dan bergumam pelan.

"Ka... kek hiks kakek" igau A-Xi disertai air mata.

"A-Yin sepertinya mereka merindukan paman. Jika diingat lagi mereka belum bertemu paman selama hampir setahun sejak kita pindah ke Yunmeng" jelas Lan Xichen sembari membelai rambut dan menyeka air mata A-Xi.

"Baiklah kalau begitu aku akan ke Gusu meminta bantuan guru Lan" balas Jiang Cheng hendak bersiap ke Gusu. Namun, sebelum beranjak pergi Lan Xichen mencegahnya.

"A-Yin biar aku saja yang pergi. Kau disini saja temani mereka dan beristirahatlah. Kau belum tidur sama sekali sejak kemarin".

"Um baik, tolong cepatlah"

Lan Xichen langsung melesat menuju Gusu untuk menjemput kakek Qiren atas permintaan A-Xi.

-Yunshen Bushi Chu

Sementara Lan Xichen masih dalam perjalanan, di Yunshen para petinggi sekte Lan sedang dibuat sakit kepala akibat salah satu keluarga tetua yang membuat ulah. Eits bukan Wei Wuxian lho ya, tapi salah satu anak tetua Lan yang tanpa sengaja menyinggung salah satu sekte dan menyebabkan kesalahpahaman antar sekte.

Saat ini semua tetua, pemimpin, dan para senior harus berkumpul mendiskusikan penyelesaian. Ditengah diskusi tanpa sengaja Lan Qiren mendapati kehadiran Lan Xichen di depan aula. Lan Qiren yang memang sudah lelah meminta semua peserta rapat untuk jeda istirahat dan keluar dari aula dengan wajah kusut macam laundry-an belum disetrika.

"Oh Xichen sedang apa kau kemari?"

"Salam paman, maaf mengganggu" hormat Lan Xichen.

"Hm. Bagaimana kabarmu? Tumben kau kemari, ada urusan apa?" tanya Lan Qiren curiga. Pasalnya setelah memutuskan tinggal di Yunmeng, sesuai janjinya pada Jiang Cheng, Lan Xichen sudah tidak menjadi pemimpin sekte Lan lagi dan menyerahkan jabatannya pada Lan Wangji. Jadi akan aneh jika tiba-tiba Lan Xichen datang berkunjung tanpa pemberitahuan.

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang