Bag. 10 Coin's Sides

3.2K 450 68
                                    

Keesokan harinya Jiang Cheng, Lan Xichen, Lan Wangji, dan Wei Wuxian memutuskan untuk segera kembali ke Yunshen Bushi Chu. Di perjalanan, keempatnya berjalan beriringan. Wei Wuxian dan Lan Wangji berjalan di belakang dengan bergandengan tangan, mesra seperti biasa, namun pemandangan berbeda di alami oleh Lan Xichen dan Jiang Cheng. Walaupun bersisian, tapi tampaknya mereka sedang menerapkan sosial distancing, hal itu terlihat dari jarak keduanya yang bisa dibilang cukup jauh sekitar 2m. Belum lagi raut wajah keduanya saat keluar dari penginapan yang sangat langka bagi Wei Wuxian, Jiang Cheng dengan muka sembabnya dan Lan Xichen dengan kantung matanya.

"Hei Lan Zhan, menurutmu apa yang terjadi pada mereka semalam?" bisik Wei Wuxian kepada Lan Wangji.

"Tidak tau" jawab Lan Wangji.

"Ish kau ini" ucap Wei Wuxian cemberut. Merasa jawaban Lan Wangji tidak membantunya, ia pun mendekati Lan Xichen.

"Pst kakak ipar, kalian kenapa? Kalian  seperti pasangan tua yang sedang bertengkar kau tau".

"Aku juga tidak tau masalahnya dimana, semalam kami hanya mengobrol seperti biasa. Awalnya kami baik-baik saja lalu Wanyin bertanya soal kejadian di Kuil Guanyin, aku menjawab dengan jujur seperti yang kau minta tapi Wanyin tiba-tiba marah dan pergi begitu saja haah" hela Lan Xichen.

"Umm apa kau menyinggung masalah Jin Guangyao?" tanya Wei Wuxian dengan pose berpikir.

"Emmm ya, memangnya kenapa dengan itu?".

"Aiyo pantas saja A-Cheng marah. Kau tau kakak ipar, setelah dia mengetahui kebenarannya selain sekte Wen orang kedua yang paling dibenci A-Cheng itu Jin Guangyao. Ya wajar sih, karena Jin Guangyao kami kehilangan shijie. Nah sekarang kakak ipar minta maaf saja".

"Tapi bagaimana jika dia semakin marah?"

Mendengarnya Wei Wuxian tersenyum, "Kakak ipar tenang saja. A-Cheng memang seperti itu, dia itu tsundere akut seperti madam Yu, jika dia marah dan memakimu itu artinya dia peduli padamu. Intinya Jiang Cheng yang marah itu sudah biasa, sedangkan jika dia mendiami mu itu baru gawat, artinya dia benar-benar marah dalam artian yang sesungguhnya".

"Baiklah, aku akan coba meminta maaf. Adik Wei apa kau tau kesukaan Wanyin?"

"Oho~ kau mau menyogok dengan hadiah hm?~" goda Wei Wuxian dengan senyum jailnya.

"Iya adik Wei, tolong bantuannya ya" ucap Lan Xichen dengan senyum andalannya. Sedangkan di sisi belakang dari tadi ada Lan Wangji yang sedang minum cuka seember melihat kedekatan Wei Wuxian dan kakaknya. Eh dasar kang buchien, kakak sendiri pun jadi korban cemburuan 🤦‍♀️.

"A-Cheng itu pecinta anjing dan benda-benda berwarna ungu"

"Benda ungu seperti apa? Bisa kau berikan contoh spesifiknya?"

"Hmmm dia hampir menyukai semua hiasan berwarna ungu sih. Ah! Aku tau! Coba kau berikan dia lonceng!"

"Lonceng? Seperti hiasan khas dari Yunmeng? Bukankah itu sudah biasa bagi Wanyin adik Wei?"

"Tidak jika lonceng itu khusus kau yang buat! Dulu paman Fengmian pernah membuatkan kami lonceng khusus karyanya sendiri, dan A-Cheng sangat senang sampai-sampai dia tidak mau jauh dari lonceng itu bahkan saat mandi ataupun tidur" ucap Wei Wuxian mengenang masa lalu.

"Apakah lonceng ini yang kau maksudkan?" tanya Lan Xichen sambil menunjukkan lonceng yang menggantung di baju Jiang Cheng yang ia kenakan.

"Tidak, itu bukan lonceng yang asli. Lonceng yang asli sudah hilang ketika kami berusaha kabur dari Lian Huawu saat penyerangan sekte Wen dulu, sepertinya Jiang Cheng membuat duplikatnya".

Destiny (Xicheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang