Setelah kejadian yang memalukan semalam, Lan Xichen terbangun dari tidurnya dengan kepala pening luar biasa. Ia duduk, memijit pangkal hidungnya dan merapikan pakaiannya yang berantakan. Ditengah kegiatannya ia yang merasakan sedikit gerakan dari sampingnya pun menoleh dan mendapati sebuah gundukan di bawah selimutnya. Di ujung sela gundukan itu terlihat seutas pita ungu yang sangat ia kenal.
Dengan ragu ia mencoba menyibakkan selimut untuk memastikan apa yang ia pikirkan salah. Ketika selimut berhasil tersibak, Lan Xichen membeku ditempat. Pikiran anehnya mulai travelling kemana-mana.
(Oh astaga apa yang terjadi semalam?! Ke-ke-kenapa bisa ada Wanyin di sini?! Dan dan dan....oh apa yang kulakukan) batin Lan Xichen sambil menutupi wajahnya malu.
Di bawah selimut Jiang Cheng meringkuk dengan pakaian dan tatanan rambut yang sudah berantakan, ditambah lagi suara erangan khas orang tidur pun sesekali keluar dari mulutnya akibat tidurnya yang terusik. Lan Xichen berusaha menahan dirinya untuk tidak langsung menerkam Jiang Cheng.
(Baik Xichen tenang, belum halal ingat. Ayo lafalkan peraturan Gusu nak) Lan Xichen komat kamit mencoba menenangkan diri dari godaan di sampingnya. Namun sepertinya alam masih durhaka kepadanya. Di saat Lan Xichen mati-matian menahan diri, Jiang Cheng malah berbalik tidur terlentang. Dalaman hanfunya yang longgar sukses mengekspos ceri kembar 🍒 nan menggoda. Sontak Lan Xichen semakin mengeraskan bacaannya.
"Hnggg bisa kah kau diam? Aku masih ingin tidur!" gumam Jiang Cheng kembali menyamankan tidurnya. Lan Xichen langsung menutup mulutnya sambil masih menggumamkan peraturan sekte agar kewarasannya terjaga.
"Knock! Knock! Knock!" suara seseorang mengetuk pintu Hanshinya. Perlahan Lan Xichen menghampiri pintu.
"Ada apa?"
"Maaf Zewu Jun, anda dipanggil oleh guru Lan Qiren di kediamannya" ujar Shizui sopan.
"Baiklah terima kasih Shizui" balas Lan Xichen.
Lan Xichen pergi membersihkan diri lalu pergi menemui Lan Qiren di kediamannya. Sebelum pergi, ia menyempatkan untuk menghampiri ranjang. Ia membenarkan selimut yang ditendang Jiang Cheng sampai ke ujung.
"Wanyin, aku pergi dulu" ucap Lan Xichen lalu pergi.
🐇💨💨💨
"Paman, Xichen datang memenuhi panggilan paman" ujar Lan Xichen memberi salam.
"Masuk, duduklah"
Lan Xichen duduk dengan patuh seperti bocah yang sedang menunggu hukuman. Ia tau, pamannya pasti akan membahas masalah semalam.
"Ehem, sepertinya kau sudah tau apa alasanku memanggilmu kemari" mulai Lan Qiren.
"Iya paman, Xichen akan menerima apapun hukuman yang paman berikan"
"Haaaah bukan masalah hukumannya Xichen, paman heran kenapa kau melanggar peraturan dan memberi contoh yang tidak baik bagi juniormu? Apa kau kebingungan karena gagal menikah kemarin? Bukannya malah kau yang meminta membatalkannya?" tanya Lan Qiren sembari mengelus-elus jenggot kesayangannya.
"Maafkan Xichen paman, Xichen hanya ingin membujuk Wanyin agar mau menikah dengan Xichen"
"Dengan melanggar peraturan? Haaah yasudahlah, lain kali jangan diulangi lagi. Hukumanmu akan paman beritahukan nanti" ujar Lan Qiren pasrah. "Masalah Pemimpin Jiang, apa kau sudah serius dengannya?" lanjutnya lagi.
"Xichen ceroboh, Xichen menyesal melanggar peraturan. Tidak akan Xichen ulangi lagi. Tapi paman, Xichen benar-benar serius ingin menikahi Wanyin" jawab Lan Xichen serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Xicheng)
Fiksi PenggemarPERINGATAN! Cerita ini mengandung unsur BxB alias BL. Bagi yang Homophobic hush hush pergi jauh-jauh kalo nekat resiko ditanggung sendiri. Author hanya minjem karakter dari novel milik MXTX dan tidak mengambil keuntungan apapun, murni hanya untuk h...