9. Day with Brothers

4.2K 332 54
                                    


berantakan lagi~ berantakan lagi~


Aku berdosa banget lama gak apdeeeet, kangen Byan ga?

book ini peminatnya berkembangnya cepett, seneng deh.

-------------


"Mami sama papah harus survey buat sekolah Byan, kandidat yang bagus banyak, tapi kita belum tau keadaan lapangan, dan Byan belum memungkinkan untuk diajak keliling karena luka-lukanya belum kering juga lebamnya masih butuh waktu, jadi.." Liana mengedarkan pandangannya pada seluruh mata di ruangan itu.

"Kita yang jaga Byan!" Genta mengangkat tangannya tinggi-tinggi, Keenan dan Sean menatapnya heran. makan malam ini mereka kembali lengkap, padahal minggu baru baru saja dimulai. Tak seperti biasanya.

Sedangkan Byan, yang sedang dibicarakan hanya menatap mereka sesekali, fokusnya berada di piring dengan potongan daging panggangnya di atasnya. Oh, Byan suka daging.

Ia tak begitu peduli juga jika sudah berhadapan dengan makanan.

"Tapi kamu masih harus kuliah besok, Sean juga. Dan Keenan," Liana menatap ketiga anaknya meminta jawaban.

"Aku bisa ngambil jatah libur, semester kemarin sama sekali gak ngambil karena gak tau mau libur ngapain. Tapi sekarang.. mom, kita juga butuh waktu buat main sama Byan."

Keenan yang mendengar kata libur mulai mengangguk semangat mendukung adiknya. Sean terdiam mengecap lidah, ujung-ujungnya ia akan mengikut juga.

"Bener?" Sean dan Keenan mengangguk mantap, Sean terpaksa ikut mengangguk saat merasa ada tekanan batin yang tak kasat mata menusuk radarnya.

Liana tersenyum kecil, melirik ke arah suaminya mencari jawaban apakah usulan Genta bisa mereka terima. Andrew mengangguk, "Itu ide bagus.. butuh papah hubungi dosen yang bersangkutan?" Ketiganya menggeleng.

Kuasa papah mereka bukan main, jika sampai menelfon pihak bersangkutan, mereka bertiga yang akan terkena imbasnya, mereka tak suka diperlakukan spesial. Dan hal seperti ini sudah pernah terjadi saat Keenan masih berada di semester awal-besoknya saat datang ke kampus, Keenan merasa seperti baru saja membeli sekampus-kampusnya. Hiiih.

"Oke, kalau begitu kalian libur besok, tapi emang bisa momma percayakan Byan sama kalian?"

....

Liana masih sempat membangunkan Byan dan membantunya membersihkan diri. Genta sudah sangat siap hingga terbangun jam 2 dini hari. Memang berbeda anak satu itu:")

Byan masih tak begitu mengerti apa yang sedang terjadi, suasananya mendadak kacau apa lagi saat selesai sarapan. Momma berbicara mengenai banyak hal, seperti jangan memberinya terlalu banyak susu, atau keju, jangan lupa memberinya minum setiap beberapa menit sekali, jangan berikan Byan makanan yang belum tentu baik, jangan beri Byan tontonan dengan rate di atas 7 tahun, jangan membiarkan Byan menahan pipisnya. Dan banyak lagi. Byan hanya terdiam di sofa menonton tayangan anak dan menikmati keributan itu.

Dan suasananya berangsur membaik saat kakak-kakaknya satu-persatu bergabung dengannya menonton di sofa lebar milik ruang tengah mereka.

saat jam terbesar di rumah itu berdengung sembilan kali momma menuruni tangga dengan pakaian rapih, Byan tanpa sadar menuruni sofa untuk menghampiri momma, sudah lebih dari seminggu dan ia selalu berada di sekitar mommanya.

Dengan kakak-kakaknya menemaninya di sofa rasanya itu belum cukup, ia tetap akan kembali pada sang momma.

"Byan??' Kakak-kakaknya memanggil, tapi Byan tetap terfokus dengan sang momma. Hari ini pakaiannya terlampau nyaman. Jadi ia tak tahu jika mereka akan pergi hari itu.

If Byanice was adoptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang