If Byanice was adopted

34. Municipal police

(Satpol PP)

*lagu di mulmed HARUSNYA masuk part kmren, gak kecantum😩😫
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Papah, up! Up!" Sudah pernah diceritakan belum jika Byan kini memiliki kosakata baru, yap, 'up!' Yang berarti ingin diberi tumpangan dalam gendongan.

Byan tak begitu suka digendong, diangkat, atau pun dipapah, karena menurutnya itu terlalu menyusahkan orang sedangkan ia mampu melakukannya sendiri, namun Momma Liana terus meyakinkan Byan bahwa itu tak apa, apa lagi jika mereka yang menawarkan gendongan itu. Byan mungkin lelah, atau sulit untuk berjalan cepat, dan gendongan adalah solusinya. Jadi Byan tak seharusnya merasa bersalah.
Dan juga, Momma Liana memberikan Byan petuah bahwa tak apa untuk meminta sebuah gendongan. Terkadang itu bisa membantu jika ada sesuatu yang membuat Byan merasa tak aman. Gendongan berarti juga pelukan. Tak ada yang salah dengan itu. Maka, diaranglah 'Up!' Yang berarti Byan meminta tumpangan secara baik-baik.

Tangan Byan terangkat, mata coklatnya membesar. Andrew telah belajar banyak dari gestur tubuh Byan, dan mata membesar bisa berarti rasa gugup(takut) atau Byan semangat terhadap sesuatu. Tapi melihat bibirnya yang mendatar terlihat pucat, Andrew rasa itu berarti yang pertama.

Andrew membuat suara 'hup' saat mengangkat Byan. Mata Byan berpendar awas, "ada apa, Byan?" Padahal baru saja anak itu terlihat semangat melihat spare parts mobil di mana-mana. Robert yang berada tak jauh dari mereka terlihat belum bisa memastikan, gelengan pelan yang didapatkannya.

Mereka sedang melipir di salah satu bengkel mobil acak di pinggir jalan karena mobil yang mereka tumpangi mendadak butuh 'touch up' dan mau tak mau mereka harus mencari bengkel terdekat, untung mereka hanya sedang berkeliling santai setelah membeli beberapa kebutuhan Byan untuk perlengkapan sekolahnya.

Ada suara ribut yang samar-samar terdengar dari jalan besar. Suara itu semakin jelas, beberapa anak jalanan berlari berbondong dengan langkah kaki yang tak beraturan, Mereka terlihat sangat berantakan dan ketakutan. Tak peduli jika menabrak satu sama lain dan menghilang dari pandangan meninggalkan debu-debu jalanan yang berterbangan.

"Aaa, papah.." Byan memeluk leher Andrew begitu erat, kepalanya menunduk dalam dan badannya menyusut.

Andrew merasa tangan Byan mengepal begitu erat, buku-buku jarinya memutih dan kulitnya terlihat lebih pucat.