21. Ibu, Ayah.

2.7K 237 23
                                    



⚠️ fiksi, semua peraturan yang berlaku sangat mungkin tidak sama seperti yang terjadi di dunia nyata karena.. ini dunia Areen. Tks.


......

Semakin besar Byan, semakin ia mengerti semua kejadian-kejadian yang pernah terjadi dalam hidupnya, jika dulu ia hanya akan mengangguk mengiyakan, maka kini ia banyak terdiam memikirkan.

Ayahnya dulu tak sepenuhnya membencinya. Mereka hanya kekurangan uang dan Ayah bukanlah seseorang yang pandai menggunakan otaknya untuk bekerja, ia orang luar yang entah bagaimana terdampar di Indonesia.

Dan ibunya yang justru orang Indonesia memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka.

Byan masih tak tahu jika mengenai alasan untuk itu. Namun ia tahu siapa yang membuatnya terlihat berbeda karena tampangnya— ayahnya memiliki rambut kecoklatan yang terang bahkan menjorok ke arah pirang, wajahnya kebaratan dan kulit sedikit pucat, tapi ibunya tak terlihat jauh berbeda dengan banyak orang yang ditemuinya sehari-hari. Jadi ia sedikit paham siapa yang orang asing di antara keduanya. Itu faktor mengapa bisa berhasil menjadi dirinya.

Tapi yang pastinya lagi, ia ingat jika Ayahnya tak selalu berbuat jahat padanya. Hanya sekali-sekali jika laki-laki itu terlihat begitu lelah dan pasrah. Ia pasti sudah sangat terbebani dengan kewajiban membesarkannya.

Saat meninggalkannya di jalan pun ayahnya tak sepenuhnya acuh, lelaki itu sengaja menempatkannya di dekat anak-anak yang terikat pada satu orang yang akan bertanggung jawab atas penghasilan mereka karena Byan dengan mudah menemukan dan berbaur dengan mereka— dan Ayahnya seperti telah mengetahui jika anak-anak yang berada di sana akan berakhir di panti asuhan juga. Seperti yang terjadi padanya.

Byan selalu mendengar tentang hutang. Ayahnya sibuk menelfon banyak orang. Dan di hari di mana ia menginjakkan kaki di klinik itu, Byan memperhatikan wajah ayahnya yang ikut memucat, tangan yang memegang tangannya terlalu erat terasa begitu dingin dan lembab seakan menjadi tanda bahwa bukan hanya dirinya yang merasakan itu, tapi yang lebih tua pun juga. Hingga pegangan itu menjadi terlalu erat mencekalnya.

Mengenai luka bekas sayatan di perutnya, ia tahu ayahnya juga memiliki satu di perut bagian kirinya.

Byan pusing, ia tak ingin mengingat mereka tapi mereka adalah bagian dari ingatan terbesarnya, baru beberapa bulan Byan tinggal di tempat yang sangat menyenangkan ini, tapi saat tak ada kegiatan yang dilakukan, pemikiran itu jatuh kembali kepada setiap kenangan yang tersisa di otaknya.

....

"Ibu kandung Byan ada di sini." Liana menghentikan kegiatan mengetiknya, ia sedang WFH karena beberapa hari ini tak memungkinkan untuk berangkat ke kantor bersama Andrew.

Dan Andrew membawa berita hebat sepulang kerjanya hari ini.

Liana terdiam, ia tahu cepat atau lambat ini akan terjadi. "Lalu.."

"Dia nyari Byan. Maaf papah gak kasih tau ini lebih cepat, tapi awal bulan lalu R kasih tau kalau dia mau datang, waktu berjalan secepat itu."

"Bukannya dia sudah punya keluarga di sana?" Andrew mengangkat bahunya, ia juga masih tak tahu apa yang diinginkan wanita itu saat kembali ke negara asalnya.

"Ada sesuatu yang mamah harus tau, Ayah kandung Byan juga kehilangan ginjalnya, dan sekarang satu ginjalnya yang lain bermasalah— dia ada di perawatan yang cukup intensif setahun terakhir.."

".. itu kenapa dia ada di rumah sakit." Andrew mengangguk, Liana paham maksudnya.

"Byan udah ngelewatin banyak hal yang gak seharusnya anak di usianya alamin."

If Byanice was adoptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang