Kalian lagi kenapa😭 aku kaget balik balik votenya udh 110 lebih.
Aku up soalnya mood abis baca komen yg relate sm apa yg aku tulis sksks.
Oke, selamat membacaaa
👋🤏🤌
"Handuk kecil 2??"
"Udah!"
"Snack yang tadi mom pisahin??"
"Udah!"
"Buahnyaa??"
"Uudaah."
"Krimnya??"
"Udaaah Mommy~" Byan menggeleng-geleng lucu tak habis pikir sambil terus memilah isi tas keduanya. Benar, latihan untuk pertandingan final sepak bola sudah mulai berjalan minggu ini. Dan momma dengan senang hati membawakan semua perlengkapan yang 'mungkin' dibutuhkannya hingga Byan yang kerepotan.
Liana sedang berada dalam Online meeting, duduk dengan elegan di kursi meja makan dengan pakaian kantor yang rapih juga mic yang dimatikan untuk tetap bisa mengawasi Byan.
John juga berada di sana, sibuk tersenyum membantu Byan memasukkan barang-barang yang sebelumnya sudah dipersiapkan sang nyonya. Meeting itu dimulai pagi sekali hingga Liana tak sempat menatanya.
"Good morning, everyone!" Sean menyapa sambil berjalan cepat menuruni tangga dengan sebuah apel yang sudah tergigit di tangannya. Byan mendongak untuk mencari sosok sang kakak.
Pakaiannya yang rapih dan tas yang disampirkan di sebelah bahu membuat siapapun tahu jika si jenius keluarga Anaies itu akan pergi ke kampus. Apelnya juga sisa pencuci mulut sarapan tadi.
"Good morning, maaamm." Sean dengan santainya mengitari meja makan untuk mengecup pipi sang ibu, Liana terkekeh, ia menunjuk layar yang berisikan orang-orang fokus dan layar yang sedang menggambarkan presentasi.
Sean menutup mulutnya terkejut, namun setelahnya justru kembali untuk mengecup ulang sang ibu banyak-banyak.
"Ampun deh, Seaan." Sean tertawa puas, kini giliran Byan yang akan menjadi sasaran empuknya.
"Haloo, Princess." Sean menjatuhkan dirinya di sofa sebelah Byan.
"Byan hari ini jadi pemain bola tau." Jawabnya sok ketus.
"Tapi kamu tetep Princess meskipun kamu main bola. Jangan jatuhin diri kamu kayak kemarin ya, By. Liat, bekasnya masih ada." Sean menunjuk lutut putih Byan yang masih terlihat bekas luka karena pertandingan terakhirnya.
Byan hanya mengangguk-angguk. Tak ada yang tahu keadaan lapangan nanti. "Mom udah pesan sama pak Ronald untuk gak memforsir kamu terlalu banyak, kalau sudah gak kuat atau capek bilang aja, oke? Mom gak mau liat kamu terlalu kecapeaan.." Byan hanya berdeham.
"Sini kiss kakak duluu." 😩
Byan menggeleng, dahinya berkerut menjauhi ajakan itu.
"Ayo?" Byan mendongak untuk mengode John. John mengangguk lalu membantu Byan mengangkut satu tas ekstranya yang dikhususkan untuk perlengkapan selama latihan. "Byaaaanice jahaaaat." Sean memang hanya bercanda. Ia tahu Byan mengejeknya dengan lidah yang sedikit menyembul itu, makannya alih-alih marah atau tersinggung, Sean justru mengulet di sofa besar itu seraya merengekkan nama Byan yang berjalan beriringan bersama John. Tubuh mereka yang terpaut jauh semakin menambah mood Sean.
"Oh, iya, Byyyy.." langkah Byan yang tadinya sudah akan kabur dari sana terhenti di ambang pintu. Mommanya menjauhkan layar laptop itu dari hadapannya.
"Mom sama papa sudah utuskan satu orang untuk bantu jagain kamu, namanya Robert, nanti dia ikut jemput, oke?" Byan tak begitu paham, namun ia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Byanice was adopted
Fiksi UmumBagaimana jadinya jika Byan adalah seorang anak yang diadopsi? Cast: Anaies family x Momma Liana