Hiatus apaan. Serius kalian jangan pamit, aku aja.Ges aku apdet ni dlu aja ya, mau ngejar chapter depan kwkwkw.
Semoga suka~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Byanice, no.. no.. itu dari mana sayang?? Sebelum sarapan gak boleh makan camilan dulu, By, No. Byanice." Liana hampir gila menyuarakan suaranya agar Byan tak menggigit sebuah pepero stick di tangannya yang entah dari mana asalnya.
Posisi mereka cukup jauh untuk Liana bisa menggapai Byan. Byan berdiri di depan kamar Genta dan ia masih dengan apronnya berdiri di sebelah meja makan.
Byan menatapnya dengan pandangan bingung. Pandangan matanya menatap Liana dan pepero di tangannya bergantian. Seakan berfikir keras ingin menuruti yang mana.
Tapi Byan ingin merasakan camilan biskuit berbalut coklat di pagi hari, itu pasti terasa menakjubkan. Apa lagi berkat temuannya di meja penuh dengan layar dan kabel milik kakak keduanya.
"Byan sayang, no chocolate before breakfast, please.." Wajah ibunya yang menunjukkan keputusasaan. membuatnya tambah semangat untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Byan mendekatkan pepero itu ke bibirnya. Liana melotot tak percaya, ia langsung berlari ingin menangkap Byan.
Demi tuhan, jika anaknya mengonsumsi makanan manis sebelum sarapan, mereka pasti tak akan menghabiskan sarapan mereka.
Byan tergelak saat Liana dengan wajah galak—tapi lucunya bergerak dengan tangan terbuka seolah akan menangkapnya.
Tawanya mengikik sambil berlari, pepero itu masuk ke dalam mulutnya dengan sempurna.
"Byaniceee.." Teriak Liana tak bisa lagi menahan nada suaranya.
Byan memakan peperonya sambil tertawa senang menghindari Liana yang berusaha menangkapnya, seperti permainan kejar-kejaran yang menyenangkan.
Andrew yang mendengar suara istrinya yang menggema pagi-pagi itu melongokan kepalanya ke lantai utama, ia ikut tertawa.
Byanice berlari dengan wajah paniknya tapi masih dengan tawa kecil yang lucu dengan Liana yang mengejarnya dengan kalimat-kalimat tegas tapi sepertinya sama sekali tak menakutkan bagi Byannya.
Beberapa maids juga menyaksikan mereka, Enggan membantu bertindak jika sang Nyonya belum memerintahkan mereka. Lagian pemandangan seperti ini sudah jarang mereka saksikan semenjak para tuan muda memasuki masa remaja mereka.
Tawa kecil yang begitu cerah baru terdengar lagi pagi ini.
Mengenai pagi ini, ya, Byan mulai dibiasakan membangunkan kakak-kakaknya sementara momma berkutat dengan peralatan dapurnya. Meski pun berakhir hanya berani membangunkan Genta karena tak sulit untuk membangunkannya. (Itu lah alasan mengapa ia mendapatkan morning peperonya) Momma bilang mulai besok akan ada yang menemaninya membangunkan kakak-kakaknya setiap pagi sementara momma sibuk di dapur.
Byan juga mulai hapal kebiasaan kakak-kakaknya, kamar-kamar mereka, barang-barang aneh dan berbeda-beda di masing-masing kamarnya meski pun tak pernah benar-benar bersama mereka. Momma yang membawanya berkeliling tiap pagi cukup menambah banyak wawasannya.
Kak Genta yang sering menyapanya tepat setelah ia terbangun, momma akan meninggalannya dengan kak Genta karena kamar kak Genta yang paling dekat dari tangga sementara momma berkeliling ke kamar yang lain.
Kamar kak Genta terasa sangat besar untuknya, banyak mobil-mobil kecil, miniatur-miniatur bahkan action figure yang dipajang di rak-rak display tinggi yang mengelilingi hampir seluruh ruangan. Kecuali bagian di man para kabel dan kursi putar bersatu, dua layar yang penuh dengan cahaya. Byan hampir selalu mendongak untuk melihat yang paling atas saking takjubnya melihat lampu-lampu hangat menyapa mata di mana-mana. Ada banyak bola juga, dari bola basket yang paling besar diameternya disusul bola rugby hingga yang terkecil yaitu bola bekel, semua kak Genta perkenalkan padanya.
Oh, kak Genta juga mengenalkan seorang gadis cantik padanya, fotonya menjadi walpaper ponsel berlayar lipatable milik kak genta. Katanya namanya 'krash' Kak genta suka kak 'Krash' lebih dari kak Genta suka kak Keenan. Begitu jelasnya.
Byan hanya mengangguk-angguk sok paham, padahal mulutnya sibuk mengemut pepero yang dikenalkan Genta saat itu.
Ah, Byan suka pepero setelah permen yang diberikan Julian untunya.
Tbc.
Guise aku kena writter block, aku g mau gaya gayaan hiatus, tp klo g ada ide keknya aku mau menghilang sjah. 😪✋🏻
-Spoiler- 🥺😪🙂☺️😠😳😭
"Kamu masih hidup, anak sial?!"
"Kamu masih punya satu ginjal lagi, bukan??"
"Hhaah.. Tuhan memang gak pernah bikin hidup saya mudah. Kamu dan ibumu si jalang itu sama saja! Selalu meninggalkan saya jika sudah punya hidup yang nyaman! Perempuan gak tau diri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
If Byanice was adopted
Fiksi UmumBagaimana jadinya jika Byan adalah seorang anak yang diadopsi? Cast: Anaies family x Momma Liana