27. not a dream

2.6K 267 31
                                    

Terimakasih semua komentar baiknyaaa.











Sorry for the typos!

....

Tapi Byan tak bermimpi. Pagi ini dino nuggets sudah disajikan di atas piringnya. Ada 7 potong, seperti yang Byan ingat, ia sempat menghitung pilihan jenis nugget kemarin dan 7 adalah jumlah yang diingatnya.

"Wah.." rasa kantuk di pagi hari itu menguar entah kemana.

"Oke, duduk sini." Badan Byan yang tak seberapa berat diangkat oleh sang momma untuk didudukkan di atas kursi makan miliknya.

Byan biasa terbangun pagi, ia biasa bangun jam 5 pagi karena itu sudah menjadi kebiasaannya di panti. Tapi pagi ini, ia sempat mengantuk karena setelah pulang dari restoran kemarin ia tak langsung tertidur namun sibuk menceritakan malamnya kepada sang momma. Waktu tidurnya jadi terpotong.

Dan keluarga ini juga memiliki kebiasaan bangun pagi, karena semua orang punya kegiatan mereka hari itu dan terkadang sarapan adalah waktu di mana mereka bisa bersama.

Dan pagi ini ia dibangunkan seperti biasa karena ia harus pergi ke sekolah, tidak ada latihan karena perjanjiannya dengan sang papah ia hanya akan mengikuti latihan 3 kali dalam seminggu.

"Selamat pagi, baby." Papahnya yang pertama kali tiba di meja itu, dengan pakaian kantor dan rambutnya sudah tertata rapih, gerakannya yang begitu berhati-hati mendekati Byan terlebih dahulu untuk memberikan sebuah sun di pipinya. Sang momma seperti biasa, dengan blouse kerjanya sudah kesana kemari mengawasi beberapa maid menata meja. Jangan kira John tak bekerja, lelaki itu juga ada di sana, melakukan pekerjaanya namun tetap saja Liana tak akan bisa diam di kursinya.

"Selamat pagii, pagi papah, pagi mami, pagi Byy." Kak Keenan yang datang selanjutnya, Byan memperhatikannya tiap pagi, dan setelan yang dikenakan kak Keenan sama monotonnya seperti yang dikenakan sang papah, terkadang bisa variatif seperti kemeja, dasi atau bahkan jas dan celananya berganti warna maupun corak. Namun tetap saja itu terasa formal, monoton untuk matanya. Mereka seperti orang yang sangat penting di pagi hari.

Memang, Byanice:")

Kak Keenan mengusak rambutnya, ia kira sampai di situ karena biasanya kak Keenan akan memeluknya, meng-squish nya dulu baru duduk tenang di kursinya yang bersampingan dengan kursi Byan. Namun ternyata kakaknya itu kembali mundur dan menempelkan pipinya pada pipi Byan, menekannya hingga bibir Byan maju beberapa centi, "kwkweeen.."

"Keen." Papah Andrew memperingati.

"Hehe," Keenan hanya cengengesan lalu berjalan ke kursinya.

"Genta udah bangun, Keen?" Keenan mengangguk, "tadi kamarnya udah hidup kok, Sean lagi nyari baju labnya yang kemarin," Liana tersenyum, ia belum menanyakan Sean, namun Keenan sudah bisa menebaknya.

"Waah, apa itu?" Genta modus.

"Nuggets." Cakep.

Genta tersenyum hingga pipinya terasa sedikit keram, "hehe, kamu polos banget heyy," ingin menggigit namun tatapan sang papah masih tajam mengawasinya.

"Kakak boleh minta gak?" Byan mengangguk, menyodorkan piring plastiknya.p

"Gen, itu Byan lagi tester, jangan diganggu dulu.."

"Gapapa, mommy, kan bisa sharing."

"NAH. yaampun baik banget adek kak Gen," Byan memotong nugget dipiringnya menggunakan pisau kecil yang pas dengan ukuran genggamnya.

"Ini buat kak Gen.." Genta menyodorkan piringnya. "Kamu bisa loh minta Rico buat goreng lebih banyak untuk kamu." Genta menggeleng, "mau yang di piring Byaann.." Andrew menggeleng tak habis pikir.

If Byanice was adoptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang