05. Mencoba Meraih Apa Yang sudah Dilepaskan

469 37 2
                                    

"Aku tau, aku memang salah. Tapi, tidak bisakah memberikan kesempatan kedua untuk membayar akan luka yang pernah diri ini torehkan pada hatimu?"

~A~
°___________________________°

Berharap bahwa lelaki di sana menolehkan pandangan padanya, akan tetapi pria itu justru malah tetap bergeming, seperti tidak mendengar panggilan suara dari dirinya. Keysha menghembuskan nafas sendu, gurat kesedihan begitu terlihat di wajah cantik tersebut. Mata indah itu perlahan mulai membentuk bendungan, mempertahankan agar kristal bening tidak kembali tumpah.

Lagi, setelah cukup lama berteman sepi. Dirinya mencoba kembali untuk membuka suara usai menarik nafas sejenak. Namun, belum juga mengeluarkan sepatah kata pun Agam langsung membuka suara, membuat senyum tipis miliknya tercetak.

"Asal kamu tau, saat ini saya sedang mencoba untuk mulai memaafkan dan kembali mencintai kamu, Keysha," ucap Agam tanpa membalikkan badannya.

Pastinya, senyum tipis itu kini sudah berubah menjadi bak layaknya bunga yang tengah bermekaran, begitu indah. Air mata yang tumpah pun bukan lagi menyiratkan kesedihan, melainkan suatu kebahagiaan. Hingga... saking bahagianya, Keysha mulai melangkah mencoba mendekati sang suami dengan senyum kebahagiaan tentunya.

"Tapi... sepertinya kamu tidak menghargai usaha saya dan justru malah kembali hendak mengukir kisah bersama mantan kamu itu."

Damn!

Derap langkah yang tadinya begitu semangat, seketika terhenti. Tubuh si pemilik langkah kaki itu kembali mematung di tempatnya dengan jarak kurang dari setengah meter dari suaminya. Lengkungan indah pada kedua sudut bibir pink Keysha, mulai mengendur berganti memasang wajah akan ketidak percayaan.

Buliran bening kembali lolos pada kedua sudut matanya, bukan. Bukan lagi kebahagiaan, melainkan sebuah kesedihan dan sedikit rasa sesak mulai menghinggapi, kala mendengar perkataan sang suami yang begitu menusuk dan penuh penekanan.

Beberapa saat kemudian, Agam pun membalikkan posisinya. Sehingga kini kedua pasangan suami istri itu saling berhadapan. Ekspresi datar kentara terlihat di wajah berkumis tipis tersebut.

Keysha menggeleng pelan, menolak akan opini dari suaminya. "Mas Agam salah paham. Aku nggak sengaja ketemu sama bang Azof tadi. D–dia cuma nolongin aku, Mas, karena kaki aku terkilir dan hampir aja jatoh. Mas Agam harus percaya," jelas Keysha dengan mata sendu.

"Kalau hanya sekadar nolongin, posisi kalian berdua nggak akan seintim itu, Keysha. Kamu tau?" Agam perlahan melangkahkan kakinya ke arah Keysha sang istri usai melempar pertanyaan. Dengan lirih dan wajah tertunduk takut, Keysha menggelengkan kepalanya. "saya paling tidak suka dengan orang pembohong!" lanjutnya menekan setiap kata, tepat di samping telinga yang tertutup jilbab itu.

Seakan dihantam oleh batu besar, dada Keysha menjadi sesak, sulit untuk bernafas. Perkataan yang terucap dari mulut sang suami seperti layaknya tombak yang menghujam hatinya, begitu sakit.

"Demi, Allah! Aku nggak bohong, Mas!" bantahnya keras, kedua bahu ringkih tersebut bergetar naik-turun. Isak tangis sudah tak dapat lagi terbendung, begitu tidak percaya terhadap apa yang baru saja pria di depannya katakan.

Agam berdecak kesal. "Jangan bawa-bawa nama Allah, Key!" bentak Agam tak kalah keras. Dada lelaki itu terlihat naik turun, hidungnya kembang kempis, mencoba untuk menahan emosi agar tidak melukai sang istri.

Antara Dua Hati (SEASON 2 CTN)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang