“Jangan jadikan cinta untuk memenuhi hawa nafsu, tapi jadikanlah cinta sebagai bentuk ibadah.”
~Bumi Drama~•
•
•
📚__________________📚
Zam pun kian agresif membuat Rina sedikit kurang nyaman, terlebih kala pria itu mulai menuntunnya ke ranjang dan menjatuhkan tubuh mungil sang istri pada bedcover berwarna putih yang terdapat taburan kelopak bunga mawar membentuk hati.
Lalu, disusul oleh pria berkaos putih oblong dengan sarungnya. Lelaki itu berbaring di sebelah sang istri, hingga kini keduanya saling berhadapan. Diiringi senyum manisnya, Zam mengusap lembut sebelah pipi Rina, membuat desiran aneh timbul pada diri Rina.
Sebuah kecupan lembut penuh sayang, mendarat pada kening tanpa balutan jilbab itu, terlihat surai Rina yang masih basah lantaran sehabis mandi tadi. Lalu, beralih pada kedua kelopak mata, pipi, dan terakhir ... kedua benda kenyal itu saling menempel. Cukup lama.
“Rin ....” Panggilan dari Zam membuat bulu kuduk Rina meremang, bukan, bukan karena Zam hantu, melainkan karena suara lelaki itu yang telah berubah menjadi serak.
Zam pun kian mendempetkan posisi keduanya, hingga deru nafas antar mereka saling bersahutan. Kedua netra coklat itu saling bertemu, dengan tangan kiri Zam yang tidak henti mengelus surai istrinya. Juga, degup jantung antara mereka yang berdetak begitu cepat.
“Apa kamu siap?” tanya Zam dengan suara seraknya.
Rina mengalihkan manik matanya. “T–tapi ....” Kentara sekali raut wajah istrinya itu ragu.
“Kenapa?”
“A–aku lagi ada tamu, Kak,” jawabnya lirih. Membuat, Zam menautkan alisnya.
“Ma–maksudnya?” tanya lagi yang mana kali ini ekspresi pria itu terlihat kaget. Tidak, tidak mungkin apa yang dipikirkannya itu benar. Kalau benar ... maka, malam pertama mereka gagal.
Namun, sayang teramat sayang, jawaban yang tidak diinginkan olehnya justru malah menjadi kenyataan tatkala, Rina menganggukkan kepalanya.
“Iya, aku lagi haid, Kak.”
Pengakuan yang terdengar malu-malu itu sungguh membuat Zam hendak berteriak. Namun, ia tahan dan justru malah menjadi sebuah erangan tertahan. Siapa yang tidak kesal? Saat keinginan untuk melakukan malam pertama sudah berada di puncak, tapi seketika harus hancur ketika tahu pasangan tengah datang bulan.
‘Allahuakbar! Kenapa, nggak bilang dari tadi, sih, Yang ...?’ batin Zam kesal sendiri.“Kak—“ Rina mencoba memandang wajah suaminya yang terlihat tengah melamun.
“Kita tidur sekarang, ya?”
“Tapi—“
“Udah, nggak apa-apa. Bisa lain waktu, kok.”
Dan akhirnya, Rina pun hanya mengangguk dengan perasaan tidak enak sebab, malam ini ia tidak bisa memberikan hak sang suami atas dirinya. Sedangkan, Zam, harus mati-matian menahan semuanya. Karena ia menikah bukan hanya nafsu semata, melainkan untuk beribadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dua Hati (SEASON 2 CTN)√
Teen FictionSEASONS 01 https://www.wattpad.com/story/258384567?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Rahayufajriah01&wp_originator=MrYFLs664%2FcESyswXxD6XtOIX1YkSgnzWiQy9Bfd5n6n5gizuN7qxTqgG9Ym0N80jm0p1G...