15. Pernikahan Rina 💕

898 35 0
                                    

"Aku tidak ingin, cinta 'ku ini seperti fiil mudhore' yang hanya mencintaimu pada masa sekarang saja. Tidak pula, seperti fiil amr yang hanya mencintaimu pada masa yang akan datang. Namun, aku ingin menjadi seperti layaknya isim yang mencintaimu dari diriku sendiri tanpa di sertai dengan masa."
~Zam~

.

.

.

💕___________________💕


Detik berganti menit, siang berganti malam, tanggal berganti bulan. Tidak terasa, sudah satu bulan dilalui dengan penuh suka maupun duka. Kini, tepatnya hari ini, sepasang insan yang dipertemukan pada sebuah fakultas akan mengikat janji suci satu sama lain.

Setelah begitu banyak ujian yang menerpa, tidak mudah untuk keduanya mempertahankan hubungan sampai pada jenjang ini. Salah satunya yaitu saat di mana ibunda dari pihak pria tidak merestui keduanya. Namun, dengan penuh rasa sabar dan keyakinan kuat, akhirnya semua itu dapat terlewati dengan tuntas.

Dengan wajah berseri-seri berlapis make-up, dia-Rina tampil begitu menawan nan cantik dengan balutan gaun pengantinnya berwarna putih. Bersama jilbab yang memiliki warna senada tak lupa, sebuah mahkota berukuran sedang melekat indah di atas kepala. Senyum bahagia itu tidak pernah luntur dari kedua sudut bibir berwarna indah tersebut.

"Cantik, banget, sih, calon pengantin ini," seloroh Keysha dengan pandangan menggoda. Duduk bersebelahan dengan sang sahabat di atas ranjang dengan kamar yang sudah didekorasi sedemikian rupa.

"Bisa aja, kamu, Cha," balas Rina terdengar malu-malu.

"Berarti, sehabis ini kamu bakal di boyong, kak Zam ke Malang, dong?" Kali ini tatapan Keysha berubah menjadi serius, guratan sedih samar terlihat di wajah gadis itu.

"Aku juga kurang tau, Cha bakal tinggal di mana. Soalnya, kita belum bicarain hal itu."

"Yah, kalau kamu ke Malang, terus aku sama siapa, Rin? Kita bakal berjauhan lagi, nggak bakalan ada yang bisa ngertiin dan nemenin aku lagi," tuturnya sendu.

Perlahan, dengan senyuman yang dapat menenangkan siapapun yang melihatnya, tangan putih yang memakai hena tersebut mengusap pelan punggung tangan Keysha. Berusaha untuk menguatkan.

"Apa pun yang bakal terjadi, mau ada aku atau nggak, di samping kamu. Itu adalah keputusan yang terbaik menurut takdir, Chacha. Jadi ... jangan sedih, ya," paparnya beralih mengusap pipi sang sahabat.

Lalu, tanpa sepatah kata lagi, Keysha langsung berhambur memeluk sahabatnya yang sebentar lagi akan memulai kehidupan baru bersama dengan lelaki pilihannya. Tanpa diduga, ia menangis di dalam pelukan mereka. Sebenarnya, bukan hanya takut sahabatnya itu tinggal mengikuti suaminya.

Namun, terdapat rasa tidak terima saat harus menerima kenyataan bahwa Rina akan menikah, sahabat sedari kecilnya akan pergi meninggalkan ia. Tidak bakal ada lagi kebersamaan antara mereka seperti dulu, canda-tawa, saling mengejek, bermusuhan, sikap dewasanya sosok Rina yang selalu menegur saat ia salah, tidur bersama. Semua itu kini hanya akan menjadi kenangan. Mereka akan sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing.

Ingin membantah dan menolak kebenaran semua ini, tapi apalah daya semua telah terjadi. Tangisan, Keysha pun kian deras. Sungguh, ia tidak ingin melepas Rina secepat ini.

"Udah, jangan nangis. Kita bakal tetep sama-sama, kok," pungkas Rina berusaha tegar. Ia pun sama halnya dengan Keysha, merasa sedih karena mulai saat ini mereka tidak akan bisa bersama lebih lama dan bebas seperti dulu.

Antara Dua Hati (SEASON 2 CTN)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang