始めましょう !
"Kamu beneran libur hari ini? "
"Iya, oikawa-san bilang tadi"
"Oh gitu....Ah iya! Akira-kun kau tahu tidak [name] -san tadi menolong ku lagi"
Kunimi menoleh, "menolong? " tanya nya.
Yura menganggukkan kepalanya, "iya, ah [name]-san benar benar orang yang baik"
Kunimi memasang wajah kesal nya lalu dia berdecih dan itu membuat Yura menoleh bingung, "kenapa berdecih Akira-kun? "
"Tidak"
"Kamu tidak sependapat ya dengan ku? "
"....."
"Akira-kun? "
"Apa? "
"Tidak sependapat dengan ku mengenai [name] -san?"
"Dia menyebalkan"
Tentu saja Yura agak kaget mendengarnya, "Eh benarkah? Ah kamu kan sudah mengenal [name] -san lebih lama dariku pastinya sudah tau sifat [name],tapi apakah semenyebalkan itu? "
"Hanya menurutku"
"Oh, kalo begitu menurutku [name]-san orang baik"
Kunimi memutar bola mata nya, "terserah" kata nya.
"Ngomong ngomong saat [name]-san menolong ku dia berbicara tentang belajar sepulang sekolah ke orang yang membully ku, itu maksudnya apa? "
Kunimi sebenarnya malas menjawab tapi melihat muka Yura yang sangat penasaran tentang itu mau gak harus menjawab nya, "Ya itu menjadi tutor "
"Eh? Benarkah? Berarti dia orang yang pintar? "
"Mungkin"
"Ko mungki---"
"Nanti malam mau belajar bersama lagi? " tanya kunimi beda topik, udah kesel soalnya.
Yura terdiam sebentar karena peralihan topik ini lalu dia mengangguk, "iya"
"Jam 7 malam aku kerumah mu"
"Baiklah, aku tunggu"
Tak lama mereka sampai dirumah masing masing dan setelah nya mereka melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sepulang sekolah.
×××
Sebelum ke rumah Yura, Kunimi disuruh okaa-san nya ke swalayan yang ada di dekat halte bus untuk membeli tepung.
"Eh tapi berarti ada.... " belum kunimi menyelesaikan kata katanya, dari luar kaca swalayan dia sudah melihat [name] sedang berjalan di dalam sana.
Laki laki ini pun jadi agak malas tapi mengingat okaa-san nya sangat membutuhkan tepung itu, mau gak mau dia harus masuk.
Dengan cepat laki laki itu masuk kesana lalu segera ke rak tepung dan ketika tangan nya akan mengambil tepung malah dia memegang tangan orang lain.
Kunimi pun menoleh, "[name] ?"
"Kunimi-san? " perempuan ini segera menjauh kan tangan nya, "mau mengambil ini? "
Tiba tiba jantung kunimi berdecak kencang seperti waktu itu dan dia segera berdecih, "hm"
"Ah kalo begitu silahkan, dan maaf aku menghalangi mu tadi soalnya aku ingin merapikan nya"
"Tidak apa" kata kunimi tanpa melihat ke arah [name].
Laki laki ini pun segera mengambil tepung itu 3 buah karena okaa-san nya menyuruh membeli nya segitu.
Sementara [name] masih diam memperhatikan laki laki iti tidak berniat pergi, karena menurutnya pemandangan ini tidak boleh di lewat kan.
Dan saat kunimi akan pergi ke kasir dia dikagetkan dengan [name] yang masih berdiam diri di samping nya. "Kenapa masih disini? Atasan mu akan marah bila kau tidak beker--bukan berarti aku peduli " kata kunimi.
[name] awal nya kaget karena tidak menyangaka kunimi berbicara sepanjang itu pada nya tapi setelah itu perempuan ini tersenyum, "tidak akan karena aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku"
"Oh"
"Kalau beg---[name] hidung mu berdarah"
"Eh benarkah?" perempuan ini segera menyentuh hidung nya dan benar saja ada darah, "kalo begitu aku permisi, sampai jumap disekolah besok kunimi-san" katanya lalu pergi.
"Tungg--ck"
Ini sudah kedua kalinya kunimi mlihat hidung [name[ yaang mengeluarkan darah, apakah perempuan itu sakit? Atau--- kenapa pula harus di pikirkan.
Lebih baik sekarang ia pulang karena dia harus belajar bersama Yura.
終わった !