始めましょう !
Ketika melihat nakas yang ada dikamar nya, Yukihara sedikit bingung "Kata nya tadi mau ke dokter tapi kenapa obat nya 1 gini? "
Yukihara pun menoleh ke arah [name] yang kini sedang tertidur di kasur milik nya itu, "ke dokter gak sih? "
Perempuan ini pun keluar dari kamar nya lalu menghampiri Okaa-san yang kalo gak salah sih tadi ada di dapur.
Dan ya ketika dilihat benar saja.
"Okaa-san" panggil Yukihara sambil menghampiri Okaa-san nya.
"Iya? "
"Okaa-san nganterin [name] ke Dokter kan tadi? "
Okaa-san menatap ke arah Yuki lalu menggeleng, "Enggak, dia bilang gak kuat jalan terus bilang besok aja"
"Lah pantas, obat nya cuman 1 terus kaya kenal lagi"
"Obat pusing milik kamu"
"Oh, tapi mimisan nya udah enggak kan? "
"Enggak kata nya"
Yuki menghela nafas nya, "Sebenarnya dia sakit apa sih? Udah beberapa kali aku lihat mimisan terus"
"Ya mana tahu, kan belum diperiksa Yuki"
"Hm iya juga sih"
"Kamu tumben pulang hampir malam gini?"
"Nganterin tem--"
Yukihara tiba tiba merasa tenggorokan nya serat, dia segera mengambil botol minumam dari kulkas lalu langsung diminuk lewat botol nya.
"Y-yuki ya ampun kamu ini"
Setelah selesai meneguk habis air dari botol yuki lega dan otak nya kembali jalan lagi "Oh! Okaa-san bukanya dokter dari persimpangan sana bisa dipanggil ke rumah?"
×××
"Sudah ku bilang tidak apa apa"
"....."
"Yuki-chan... "
"....."
[name] menghela nafas nya.
Jadi alasan Yuki marah kaya gini ya pundung maksud nya itu karena [name] bolak keras dokter dipanggil kerumah sampai sampai perempuan ini ngunci pimtu kamar nya.
Dia itu mengerti kalau Yuki sangat peduli pada nya hanya saja dia tetap tidak ingin orang orang tau akan penyakit nya ini.
"Aku minta maaf ya, tapi beneran aku gak apa apa nih sekarang cuman pusing doang dikit"
Yuki menoleh sekilas lalu fokus lagi pada televisi didepan nya.
"Ya kamu juga [name] kenapa gak mau diperiksa biar cepet sembuh,sayang" ucap Okaa-san.
"Eh aku kan sudah sehat,jadi tidak perlu di periksa"
"Terserah mu saja, tapi bila kembali kembali mimisan bilang ya"
[name] mengangguk kecil lalu menoleh ke arah Yukihara lagi yang disebelah nya ini. "Tuh kaa-san kamu juga udah maafin aku, kamu masa enggak?"
"......"
"Yuki"
"Terserah "
"Iya, yaudah aku salah"
"Ya emang salah, terus bodoh lagi sama kaya si sialan kunimi"
Ko? Jadi dia:(
"Hm? Kenapa dengan dia"
"Bodoh"
"O-oh, hm... Ngomong ngomong tadi di seko---"
"Enggak"
"Belum juga selesai"
"Pasti bakalan nanyain si kunimi, males ah"
"Yaudah enggak, kalo ganti topik deh.. Tadi di sekolah gimana aja? Ada pr? "
Yuki mikir bentar dia dikit lupa.
"Ki? "
"Ada matematika sama Bahasa Inggris "
"Oke"
"Besok gak usah sekolah"
"Eh? Tapi udah seh---"
"Enggak"
Kalo gini gak bisa ngelawan.
"Iya, sebagai ganti nya nanyain tentang kunimi satu aja boleh?"
Yuki memasang wajah malas nya, kunimi terus bosen dia.
"Ck, enggak ! Kan tadi udah bilang"
"Ayolah, ya ya? "
"Emang mau nanya apaan sih? "
[name] langsung senang, "D-dia tadi gimana aja? "
"Gimana? Ya enggak gimana gimana, diem seperti biasa terus ke kantin pas istirahat bareng kindaichi sama si Yura, pulang juga bertiga"
[name] mengangguk nganggukan kepalanya.
"Tuh si sialan udah punya, gak usah nyatain lagi deh"
"Wah Yuki belum tau ya? Kalau Yura itu temen nya gak lebih"
"Hah? Tau dari mana?"
"Dari Yura nya langsung"
Cih, padahal Yuki berharap itu kekasih nya Kunimi.
終わった !
Sebenarnya yang kemarin aku nulis judul twenty di part sebelum mya itu bukan lupa bahasa inggris nya, tapi emang di draft itu udah ada nineteen makan nya nulis twenty dan pas dilihat si nineteen adalah draft kosong :v
Hehe
Malam. 🌚