始めましょう !
Kunimi menggedor gedor rumah Yukihara sambil berteriak juga, tapi tidak ada jawaban apapun yang ia dapat kan.
Laki laki ini pun makin frustasi dibuat nya. dirumah asli nya tidak ada dan ini di rumah Yukihara pun tidak ada.
Kemana sebenarnya mereka?
Kunimi pun kembali menelepon nomor Yukihara tetap saja tidak ada jawaban hanya suara operator yang ia dapat kan.
Kunimi mengacak ngacak rambutnya, jujur saja ia juga tidak tahu kenapa se frustasi dan se khawatir ini pada [name] padahal kemarin dia biasa saja bahkan lupa pada perempuan itu.
Ada apa sebenarnya dengan dirinya ini?
Drrt drrt
Tanpa pikir panjang Kunimi segera mengambil Handphone yang ada di saku celana nya kemudian menggeser tombol warna hijau.
"Halo? "
"Cepat kesini! [name] membutuhkan mu! Rumah sakit XXX, Ruangan XXXX"
Panggilan pun terputus sepihak, sementara Kunimi hanya memandang bingung handphone nya. Dia tidak mengerti dengan [name] membutuhkan mu? Maksudnya apa?.
Ia jadi makin khawatir.
Tapi sepertinya dia harus pergi kesana sekarang, karena dari nada Yuki begitu beda dengan biasanya ... pasti ada sesuatu.
Laki laki ini pun segera pergi dengan berlari menuju rumah sakit tujuan, kebetulan jarak nya tidak begitu jauh dari rumah Yuki.
Padahal di masih lelah tapi entah kenapa di harus segera sampai.
Beberapa menit kemudian Kunimi pun sampai di sana, dia segera menanyakan ruangan XXX pada suster.
"Lantai 3, ruangan nya ada di dekat Lift"
"Terimakasih " Kemudian laki laki ini berlari lagi setelah mendapat informasi tentang kamar yang ia cari.
Hatinya nya terasa begitu tidak tenang sangat tidak tenang malah dan dia pun berusaha untuk tenang, berharap semua nya tidak ada apa apa.
Sesampainya ditempat tujuan, Kunimi mengatur nafas nya terlebih dahulu. Kemudian dia menggenggam gagang pintu.
Ceklek
"Maa---"
"Hari Rabu, tanggal 23 Juni tahun 20XX pukul 17.00 Ishiyuki [name] dinyatakan telah meninggal"
×××
Pemakaman dilaksanakan pada malam hari nya. Tidak banyak yang datang hanya saudara terdekat dan beberapa teman saja.
Hal itu karena permintaan [name].
Meskipun begitu suasana sedih tetap mewarnai acara menyakitkan itu. Yukihara dia sudah tidak bisa menangis lagi karena sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata.
Yang bisa dia lakukan hanya diam sambil menatap kosong ke arah makam teman nya itu.
Disisi lain, Kunimi yang sejak dari tadi ada di balik pohon tidak bisa berkata kata dia hanya menatap kosong ke arah acara pemakaman itu.
Rasa dihatinya campur aduk, bingung entah apa yang dia harus lakukan.
Perasaan menyesal pun muncul ketika mengingat dia selalu memarahi dan menolak perasaan perempuan itu dengan tidak baik baik.