📍Kantin sekolah
Juno menidurkan kepalanya diatas meja kantin dengan pasrah. Kepalanya sangat amat pusing. rasanya semua isi kepalanya akan meledak.
Guru killer yang mengajar dikelasnya memang benar sudah gila. Bagaimana bisa melakukan ulangan dadakan dengan soal yang berbeda di setiap muridnya. Alhasil rencana untuk mencontek antara murid satu dengan murid lainnya pun harus terpaksa dibatalkan.
Untung saja semalam Juno belajar. Jika tidak, entah apa jadinya nilai Juno saat ini. Mendapatkan nilai jelek sudah tentu akan membuat Umi dan Abi nya marah.
Apalagi, Abi dari Juno sedang Dinas diluar kota sudah hampir tiga tahun. Hal yang selalu Juno ingat ketika ia hampir menyerah ialah kata kata semangat dari Abi nya.
Abi dan Umi nya baik dan begitu perhatian. Tapi jika sudah masalah nilai yang jelek dan dibawah rata-rata, mereka berdua bisa auto berubah jadi monster. Dan Juno tidak mau hal itu terjadi.
***
Saat Juno tengah menopang kepalanya menggunakan kedua tangannya dan memejamkan mata, tiba-tiba saja ada satu botol minuman kaca dingin yang menyentuh kepalanya.
Sontak Juno langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang.
"Kaya udah hampir mati aja. Kenapa?" Tanya Yure dengan menyodorkan satu botol kaca teh dingin kepada Juno sebagai pereda setress.
"Lagi pusing, gara-gara ulangan fisika. Efek nya masih kerasa gini" eluh Juno.
"Minum dulu. biar otaknya dingin" Kata Yure yang telah terduduk di kursi depan Juno.
"Makasih sayang" Kata Juno dan meneguk habis minuman teh itu.
"Pelan-pelan, aku ngga bakalan minta kok haha"
"Nikmat banget sumpah. Kamu mau makan apa?"
"Bakso. jangan pake bawang goreng dan kuahnya dibanyakin"
"Oke, minumnya?"
"Es jeruk deh satu"
"Siap. Tunggu bentar ya" Kata Juno dan mendapat anggukan oleh Yure.
***
Disetiap langkah menuju lapak tukang Bakso bang Miun yang berada di kantin sekolah, Juno menghafalkan apa pesanan yang diinginkan oleh Yure supaya tidak lupa. Juno layaknya anak kecil yang diberikan tugas oleh ibunya untuk membeli bahan-bahan bumbu masakan dan menghafalkannya dari saat keluar rumah hingga sampai di warung. Seperti itulah Juno. Sudah kebiasaan dari kecil wkwk.
Melihat betapa panjangnya antrian disana, Juno pun mencoba untuk memutar akal sehatnya untuk membuat pesanannya dibuatkan terlebih dahulu oleh Bang Miun.
Dan... Satu ide pun melintas di kepala.
Juno lantas lari ke arah belakang pohon yang cukup besar yang memang tumbuh di area kantin dan bersembunyi disana.
Juno melihat sekelilingnya dan memastikan bahwa tidak ada yang sedang melihatnya bersembunyi disana dan melakukan hal konyol seperti....
"WOY.. ADA YANG BERANTEM WOY.. !!!" Teriakk Juno yang langsung membuat seluruh siswa, baik yang sedang menikmati makanan, memesan makanan dan otw ke kantin pun sontak menoleh ke arah manapun karna tidak tau jika Juno lah yang berteriak seperti itu.
Dari sekian banyak siswa disana, ternyata tidak ada yang pintar. Mereka tidak mementingkan masalah perut, melainkan memilih untuk menonton orang berantem yang sebenarnya hoax itu.
Mereka semua berlari ke lapangan utama sekolah, dan meninggalka makanan yang mereka santap. Hahah, bodoh.
"Haduhh, nyesel gue sekolah disini. Muridnya kaga ada yang pinter kecuali gue sama Yure haha" Kata Juno sembari berlari kembali ke tukang bakso Miun.
Juno mengetuk meja bakso milik bang Miun dan memesan dua porsi mangkok bakso dan juga dua gelas es jeruk.
Disela-sela membuat Bakso untuk pesanan Juno, Bang Miun mengajukan beberapa pertanyaan kepada Juno mengenai ada kejadian apa yang sedang terjadi.
"kok sampean ngga ikut nonton mas"
"Nonton apaan? Pak samsi yang lagi bersihin lapangan sekolah? Males banget"
"Loh, bukannya tadi ada yang teriak orang berantem? Tadi keras banget loh suaranya. Mas nya ngga denger?"
"Ooh ya denger banget lah. Orang saya yang teriak"
"Maksud mas.e Iki apa sih. Biar apa ngelakuin kaya gitu. Kan lapak saya jadi sepi sekarang."
"Ya biar bisa nikmatin bakso nya bang Miun. Soalnya tadi ngantri panjang, jadinya saya bikin aja kegaduhan yang bersifat hoax itu. Bang Miun jangan bilang-bilang ya kalo saya yang nyebar hoax. Bang Miun tenang aja, palingan bentar lagi mereka balik lagi karna kecewa haha" Kata Juno.
Dan benar saja apa perkiraan Juno tentang hal tersebut. Para siswa bodoh tadi kembali ke kantin dengan wajah yang sangat kecewa. Berharap akan ada kejadian besar, ternyata zonk benar.
Mereka semua ngedumel dan bahkan ada yang mengancam akan mencari siapa yang sudah memberikan berita hoax tersebut.
"Bang, udah belum sih. Saya takut nih, semua orang sedang memanas. Buruan"
"Iya iya.. ini baksonya" Kata Bang Miun dengan memberikan nampan berisi pesanan Juno.
"Uangnya saya taruh di kaleng ya bang. Inget, jangan bilang loh" Kata Juno. Ia berusaha memperingatkan.
"Ck, iya" Kata Bang Miun dengan terpaksa harus meng-iya-kan omongan Juno.
***
Lanjut Bab selanjutnya ya 🤎
Dukung karya ini dengan klik tombol vote di akhir cerita✨🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
"When I Was Your Man" (END)
Teen Fiction[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA✓] Menjalani sebuah hubungan bukanlah tentang aku atau tentang kamu, tapi tentang kita yang harus tau bagaimana cara supaya hubungan ini akan bertahan. Satu-satunya cara yang dipercaya paling ampuh dalam sebuah hubungan...