Bab 5

7 3 0
                                    

📍Masih Di Kantin Sekolah

Dari kejauhan, bisa Juno lihat bahwa Yure sedang tak sendiri. Kini ada dua mahluk yang sedang mengajak kekasihnya itu berbicara. Makhluk itu adalah Nayra dan Kevin.

Tumben sekali mereka ingin makan dan bergabung dimeja yang sama. Biasanya Nayra akan jauh-jauh dari pasangan bucin seperti Juno dan Yure. Lebih tepatnya, Nayra tak tahan ketika makan dengan baksound bacotan romantis antara Juno dan Yure. Muak rasanya.

Sedangkan Kevin.. Juno memang baru sekali berbicara dengannya saat waktu sesi perkenalan tadi pagi. Mungkin Kevin hanya dijadikan bahan pamer bagi Nayra. Malang benar nasibmu, Kevin.

Juno memilih untuk tetap stay cool dan tersenyum. Seolah-olah Juno senang akan kehadirsn dua mahluk penganggu itu. Walau sebenarnya ada niatan mengusir, namun ia tahan supaya Yure tak marah kepadanya.

Niat hati ingin suap-suapan dengan Yure dan ngobrol santai mengenai hubungan, semuanya jadi gagal gara-gara pasangan baru yang aneh.

Melihat kehadiran Juno, Yure langsung berdiri dan mengambil alih nampan yang berisi pesanannya itu, lalu menaruhnya diatas meja.

"Makasih sayang" Kata Yure dengan nada menggemaskan

"Sama-sama, sayang" Kata Juno dengan mata yang sengaja ia lirikkan ke arah Kevin.

Entah kenapa ia suka jika memamerkan Yure didepan Kevin sebagai pacarnya. Mungkin karna tadi pagi tatapan Kevin tak bisa lepas dari Yure membuat Juno harus lebih waspada lagi.

"Kalian lagi ngomongin apaan? Kayaknya seru banget" Tanya Juno dengan tangan yang sibuk menaruh beberapa sendok sambal ke dalam kuah baksonya.

Nayra menghela nafas kasar. Tangannya ia topangkan di kepala. Seakan bahwa ia sangat penasaran akan sesuatu.

"Gue cuma lagi pengen tau siapa orang yang udah bikin kehebohan ngga berfaedah kaya tadi. Heran ya, emag masih jaman nyebarin berita bohong? Bikin cape orang aja"

Juno menelan salivanya, ia rasa jika semua orang sedang sibuk mencari siapa pelaku penyebar hoax tersebut. Jika ketahuan Juno yang melakukannya, habislah riwayat Juni digebukin satu sekolah. Sial.

"Tadi lo ke lapangan buat mastiin ada orang berantem?" kata Juno dengan santainya. Ia berlagak tidak tahu menahu soal berita hoax tadi.

"Iya. Kita semua lari kesana. Tapi yang dilihat cuma apa coba?" Ujar Nayra yang mencoba membuat Juno berusaha menebaknya.

"Apa?" Tanya Juno dan meminum es jeruk setelahnya.

"Noh, pak samsi lagi praktekin gerakan bela diri dari video di hp nya"

Mendengar hal tersebut, Juno menahan rasa tawanya.

"Kenapa Lo, kesambet?" Kali ini bukan Nayra, meliankan Kevin yang juga ikut berbicara.

Juno menggeleng, "Engga.. gue cuma heran aja sama kalian"

"Heran kenapa?" Kata Kevin, lagi.

"kenapa pada lari. Udah tau orang iseng, masih aja dipercaya. Bego sih"

"Emang tadi kamu ngga ikutan liat kesana?" tanya Yure dengan alis yang dinaikkan satu.

"Engga, kan aku pesenin bakso buat kamu. Kamu ikutan, ngga?"

"Engga. Kan aku pinter, ngga bego kaya orang-orang" Kata Yure yang sebenarnya lebih menyakiti hati daripada perkataan Juno sebelumnya.

"Nah, ini baru betul" Kata Juno dengan kedua jempol yang terangkat.

Nayra hanya memutar bola matanya malas. Satu piring porsi ketoprak spesial pun masih belum dimakannya.

Mata Juno secara diam-diam memperhatikan Kevin. Tangan Kevin tergerak, Juno waspada kali ini. Siapa tau Kevin ada berniat modus dengan Yure.

"Kamu itu kalo udah pesen makanan, ya harus dimakan. Kalo didiemin aja kaya gini mending dikasih ke orang"

"Lo kira siswa disini gembel, Lo kasih makanan bekas" Sindir Juno dengan santainya.

Kevin berdecih pelan dan menatap ke arah Juno, "Makanan yang belum dimakan belum bisa dibilang bekas"

"Oh" Jawab Juno singkat.

"Ehmm, aku udah ngga mood makan gara-gara kejadian tadi"

"Aku suapin ya. Tapi harus sampe habis"

"Mau" Ujar Nayra dengan nada manjanya yang hampir saja membuat Juno muntah melihat tingkahnya yang menggelikan itu.

"Aaa so sweet. Mauu gitu, disuapin sama cowo nya. Tapi sayang, ngga peka" sindir Yure dengan melirik tajam ke arah Juno.

Juno yang memang sedang nikmat-nikmatnys menikmati bakso yang super super lezat itupun hampir saja tersedak.

"Sayang, aku bukannya ngga peka, tapi kan aku melatih kamu buat bisa lebih mandiri" Ujar Juno kepada Yure dengan sebuah senyum yang terukir di bibirnya.

"Alesan" ketus Yure.

"Oh iya, si Maria kapan mau kamu bawa pulang? Sepeda nya juga masih dirumah aku" tanya Juno

"Maria dirumah kamu aja. lebih terawat. Kalo masalah sepeda nya, dirumah kamu aja deh. Biar ngga ribet"

"Yaudah, siap" Kata Juno dan kembali menyuapkan sesendok kuah bakso ke dalam mulutnya.

"Besok kan Minggu, gimana kalo kita Sepedaan" Usul Yure dengan antusias.

"Boleh, kamu mau aku jemput atau bawa motor sendiri ke rumah aku" tanya Juno dan menyuapkan se sendok bakso ke dalam mulutnya.

"Sendiri aja, kasian kalo kamu jemput, nanti bolak-balik" Kata Yure yang membuat Juno lega.

"Pengertian banget sih, jadi sayang" Kata Juno dengan mengelus pipi Yure yang sedikit chubby itu.

Seperti biasa, rasa benci Nayra terhadap sikap bucin Juno kepada Yure membuatnya muak. Belum habis Ketoprak yang Nayra makan, Nayra tiba-tiba saja bangkit dari tempat duduknya dan menyeret Kevin pergi jauh-jauh dari keberadaan Juno dan Yure.

Juno menatap makhluk penganggu itu dengan alis yang dinaikkan sebelah. Ia merasa aneh. Padahal mereka berdua duluan yang melakukan hal bucin dengan Kevin menyuapi Nayra makan. Tapi mereka tiba-tiba pergi hanya karena Juno mengelus pipi chubby Yure. Aneh.

"Sayang, Nayra kok agak aneh ya" Kata Yure dengan menatap punggung Kevin dan Nayra yang perlahan-lahan menjauh dari Kantin.

"ngga usah dipeduliin makhluk jelmaan ulet bulu kaya dia" Kata Juno dengan sinis dan memakan bakso terakhirnya.

"Tapi besok jadi kan?" Ucap Yure memastikan dengan mata yang berbinar.

"Jadi. Jangan lupa setel alarm, biar ngga kesiangan" ingat Juno pada Yure.

Yure membalas kepahamannya dengan tangan yang ia bentuk sebagai tanda oke.

***

Lanjut Bab Selanjutnya ya 🤎
Jangan lupa klik tombol vote di akhir cerita ✨🦄

"When I Was Your Man" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang