Bab 26

2 2 0
                                    

Now Playing | Bahaya - Tiara Andhini ft Arsy Widianto

Happy Reading ;))

***

"Gue harus selalu tersenyum, disaat luka yang ada di hati gue semakin bertambah besar".

-Nayra Shafanika

***

Juno terbangun dari tidurnya. Ia mengusap wajahnya dan menyadarkan dirinya sampai benar-benar sadar. Matanya melirik ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 9 pagi.

Ia rupanya bangun terlalu siang. Tangannya mencari keberadaan ponsel yang memang telah terisi penuh 100%.

Rupanya, pagi itu ia telah mendapatkan banyak notifikasi dari teman-temannya termasuk Yure yang mengucapkan selamat pagi seperti rutinitas rutin yang biasa Yure lakukan kepada Juno, begitupula sebaliknya.

Juno beranjak dari tempat tidur dan melakukan peregangan selama lima menit. Ia benar-benar tertidur dengan nyenyak. Bahkan jika diingat-ingat lagi, semalaman ia tidak memimpikan apapun. Seolah mengalir begitu saja. Padahal, sedang ada begitu banyak pikiran yang memenuhi otaknya.

Setelah melakukan peregangan, Juno berjalan ke menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Biasanya Juno akan cukup lama berada di dalam kamar mandi. Ia juga tidak lupa membawa ponsel untuk menyetel beberapa music favorit sesuai dengan moodnya pagi itu.

Sepuluh menit kemudian, ia pun keluar dari kamar mandi dengan badan yang segar dan juga wangi. Ia berjalan menuju lemari dan mengambil kaos dan juga celana santai yang biasa ia kenakan dirumah.

Mengeringkan rambut dan juga menyisirnya adalah hal yang paling Juno suka. Apalagi jika sudah berada didepan cermin, ia pasti akan terus memuji bahwa dirinya tampan dan juga akan membanggakan dirinya sendiri.

"Gila sih. Gua cakep banget. Makin hari, makin cakep aja.  Terimakasih tuhan, udah samain wajah gua kaya artis Korea, hahaha". Ujar Juno

Maria menyahut ketika Juno memuji dirinya sendiri. Sepertinya, Maria juga telah tergila-gila kepada orangtua asuhnya itu.

Juno menghampiri Maria dan mengucapkan selamat pagi, serta tak lupa memberikannya minum dan juga sarapan, seperti makanan kucing pada umumnya.

"Selamat pagi tuan putri. Uh tambah gemoy aja. Sarapan dulu dong biar tambah bahenol, hahaha". Ujar Juno sembari menyodorkan makanan dan minuman yang memang sudah tersedia stock nya.

Ternyata, bukan hanya Maria yang butuh sarapan. Rupanya ia juga. Juno memutuskan untuk bangkit dan turun dari kamarnya menuju lantai bawah, yang dimana terdapat dapur dan begitu banyak makanan.

Juno memanggil Umi yang sama sekali tidak terlihat, baik di ruang tamu, ruang makan, dapur, maupun yang lainnya. Ia bingung, kemana perginya Umi sepagi ini disaat hari libur datang.

Biar begitu, makanan sudah tersaji dengan lengkap. Jadi, ia tidak perlu khawatir jika ia akan kelaparan.  Apalagi, nasi nya juga masih hangat. Juno lantas langsung mengambil piring dan juga sendok, lalu mengambil beberapa lauk pauk dan segera menyantapnya dengan lahap. Seolah sudah beberapa hari tidak makan.

Saat sedang asyik-asyiknya makan, suara Umi pun terdengar dari arah luar menuju ke Juno yang sedang makan.

"Kamu udah bangun?"

"Udah dong".

Umi menghirup aroma wangi yang berasal dari badan dan juga rambut Juno, "hmm, udah wangi juga".

"When I Was Your Man" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang