"sehari ngga ada kamu, serasa rumah tapi ngga ada penghuninya"
-Arjuno Muhammad Syadaqir
***
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Juno langsung berlari dengan tak memperhatikan sekitar dan terus berlari hingga sampai pada motornya yang terparkir di bawah pohon rimbun parkiran sekolah.
Ia memakai jaket dan helm, serta langsung menancapkan gas dengan terburu-buru untuk menuju ke rumah Yure. Ia khawatir. Sangat khawatir.
Disetiap perjalanan, pikirannya tak lepas dari bagaimana kondisi Yure saat ini, sakit seperti apa yang Yure hadapi, sedang dengan siapa dia sekarang, apakah sudah makan, dan pertanyaan overthinking yang sebenarnya sangat susah untuk dijelaskan.
Saat ia melewati sederet toko, ia memilih untuk berhenti disalah satu toko yang menjual berbagai macam makanan, camilan dan juga kueh.
Juno menepi dan memberhentikan sepeda motornya dan berjalan memasuki toko.
Pada mulanya ia bingung harus membelikan bua tangan seperti apa untuk Yure. Setelah ia bertanya kepada salah satu pegawai toko disana dan meminta supaya diberi saran, akhirnya Juno memilih untuk membeli kueh rasa strawberry, dan juga beberapa camilan sehat lainnya.
Sang pegawai toko yang ber name tag Choki itu pun memberikan dua bungkus paper bag yang berisi belanjaan Juno dan memberikan nota yang harus dibayarkan.
"Totalnya jadi 250.000 mas" Ujar Chiko, sang pegawai.
Juno mengeluarkan uang cash dan langsung membayarnya. Setelah itu, ia langsung keluar dai toko.
Ia meletakkan belanjaannya itu di kaca spion motornya dan memakai helm. Pada saat ia sedang menyalakan sepeda motornya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan menampilkan beberapa notifikasi pesan dari Ajil.
Juno berdecak sebal, "ganggu aja si Ajil."
Juno tak langsung membaca pesan dari Ajil dan berniat untuk membalasnya nanti saja setelah ia sampai dirumah Yure.
Setelah ia mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam saku celana OSIS, ia pun langsung menancapkan gas ke rumah Yure dengan cepat.
Tak butuh waktu lama, akhirnya pun ia sampai di rumah Yure dengan pintu gerbang yang telah terbuka. Ia langsung saja masuk ke dalam pekarangan rumah untuk memarkirkan sepeda motornya.
Saat ia tengah melepaskan helmnya, mbok Tarsih yang kebetulan bekerja sebagai ART(Asisten Rumah Tangga) di keluarga Yure terlihat berjalan menghampiri Juno dengan sapu yang berada di tangan kanannya.
Mbok Tarsih tersenyum dan menyapa Juno dengan nada sopannya, "Siang, den Juno"
Juno tersenyum dan bersalaman dengan Bi Tarsih, "Siang, Bi Tarsih. Yure nya ada ?"
"Ada. Lagi tiduran di kamar" Jawab Bi Tarsih.
"Yure beneran sakit ya, Bi?" Tanya Juno
"Ya begitulah den. Namanya juga perempuan sedang haid hari pertama, memang sakitnya luar biasa" jelas Bi Tarsih.
"Yure udah dibawa ke dokter?"
"Non Yure nya yang tidak mau dibawa ke dokter, katanya cuma keram perut aja gara-gara haid. Sejauh ini sih, Non Yure sudah terlihat sedikit membaik." kata Bi Tarsih.
"Papah sama Mamah nya Yure, kemana?"
"Lagi kerja, Den. Kalau mau masuk, mari silahkan" Kata Bi Tarsih sembari mempersilahkan Juno untuk masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
"When I Was Your Man" (END)
Teen Fiction[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA✓] Menjalani sebuah hubungan bukanlah tentang aku atau tentang kamu, tapi tentang kita yang harus tau bagaimana cara supaya hubungan ini akan bertahan. Satu-satunya cara yang dipercaya paling ampuh dalam sebuah hubungan...