Bab 38

2 2 0
                                    

Now Playing | Cintamu bukan untukku - Pasto

Happy Reading :))

***

"Jangan pernah berekspektasi terlalu tinggi pada Manusia, atau elu akan kecewa dalam waktu yang cukup lama".

-Ajil Susanteo

***

Hayoloh, udah Bab 38 aja nih.

Gimana kabar kalian?
Semoga masih diberi kesehatan ya. Aamiin.

Walaupun fisik terlihat baik, namun belum tentu hati kita itu aman. Sudah tau kan, kalau Manusia itu bisa memiliki beberapa topeng dalam wajahnya?

Alias dapat menyembunyikan sejuta rasa sedihnya dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan kepada orang-orang disekitarnya.

Kalian kaya gitu juga ngga?

Atau bahkan sering menggunakan senyum palsu kalian di kehidupan sehari-hari?

Aku harap, semoga engga ya.

Daripada galau dan memikirkan hal yang semakin membuat hati ini potek, mending baca Bab 38 ini yang tentunya semakin seru dan juga semakin membuat emosi, sedih, dan juga baper menjadi satu.

Eits, tapi jangan lupa..
Siapin secangkir kopi dulu, biar enjoy dan bacanya juga semakin seru ☕

***

📍Cafe Rumah Mantan

Sudah satu jam lamanya, Juno dan Nayra masih setia berada di Cafe. Bahkan, Juno sampai memesan dua cangkir Kopi tanpa memesan makanan.

Ia hanya butuh penenang disaat hal rumit sedang menimpanya. Nayra terlihat telah menutup notebook miliknya, dan menyelesaikan makan super yang ia pesan. Yang sekarang ada di atas meja hanyalah secangkir teh yang sedang Nayra tatap, dengan tatapan nanar.

Juno menelan salivanya berat. Sejujurnya, ia sudah kehabisan kata-kata untuk memulai topik pembicaraan dengan Nayra. Sepertinya, gadis itu memang butuh kesendirian.

Namun, Juno butuh seorang teman untuk mengurangi rasa sedihnya. Semua serba salah. Ia bahkan tidak ingin pulang kerumah. Ia tidak ingin menunjukkan rasa sedih nya itu kepada Umi.

Umi pasti juga akan curiga, kenapa Juno sudah jarang membawa Yure kerumah.

Juno meraih cangkir kopinya dan menyeruput sedikit kopi yang sedap itu. Saat Juno baru saja menyeruput kopi miliknya, ada seseorang yang menepuk pundaknya.

Juno menoleh ke arah belakang, dan mendapati Ajil dan Bintan masih menggunakan seragam sekolah berdiri dibelakangnya dengan tersenyum.

"Kalian ngapain?". Juno bertanya pada Bintan dan Juno.

"Cari meja lah. Lu ngga liat, semua kursi disini udah penuh?".

"Hai, Nayra. Kita ketemu lagi". Bintan tersenyum genit ke arah Nayra.

Nayra bergidik, dan tersenyum tipis tanpa membalas sapaan Bintan.

"When I Was Your Man" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang