"Happy brithday to you!"
"Happy brithday to you!"
"Happy brithday ... Happy birthday ... Happy birthday to you!"
"Happy brithday Valdes!"
"Happy brithday Wono!"
"Happy brithday .... Happy birthday ... Happy birthday Wonoooo!"
Queyra meniup lilin yang sudah lama meleleh. Sekarang semuanya sudah berbeda. Queyra mengusap air matanya yang mengalir begitu saja, sudah hampir sepuluh tahun ini Valdes terbaring tak berdaya di rumah sakit. Perlahan Queyra turun dari rumah pohon kesukaannya dengan Valdes.
Ia baru saja merayakan hari ulang tahun Valdes di rumah pohon mereka. Kejadian sepuluh tahun lalu, sangat teringat jelas oleh Queyra. Bahkan setiap harinya Queyra dipenuhi rasa bersalah karena Valdes tidak kunjung membuka matanya sampai kini.
"Wono, gue datang kesini untuk ngerayain hari ulang tahun lo. Gue nggak nyangka, waktu itu lo yang bilang mau ngajakin gue kesini lagi, untuk merayakan ulang tahun gue, tapi kenapa sekarang, malah gue sendiri yang ngerayain hari ulang tahun lo Wono," gumam Queyra memotong kue ulang tahunnya untuk Valdes.
Queyra mengunyah kue itu dengan air mata yang bercucuran deras. Ia mengusap air matanya, lalu mengemasi barang-barang yang tadi ia bawa. Sehabis ini, mungkin Queyra akan menjenguk Valdes terlebih dahulu.
Sesampainya di rumah sakit, Queyra berlari ke ruang rawat Valdes. Langkah Queyra berhenti kala melihat orang yang ia tunggu-tunggu selama ini membuka matanya. Namun yang membuat Queyra mematung adalah sikap Valdes kepadanya.
Queyra tercekat kaget saat melihat Valdes mencium pipi saudara tirinya yang bernama Quenza Mike Cralote. Quenza tersenyum senang melihat kedatangan Queyra di ambang pintu rumah sakit.
"S-siapa?" tanya Valdes seakan-akan tidak mengenali Queyra sama sekali.
Quenza menarik tangan Queyra agar mendekat ke ranjang Valdes. Quenza tersenyum sinis melihat saudara tirinya itu kelihatan terkejut bukan main.
"Dia adik aku, Queyra. Dan ekhem, dia baru saja pulang dari sekolahnya." Queyra menatap Quenza dengan tatapan kebingungan. Apa maksudnya Quenza berbicara seperti itu?
"Ohhh," jawab Valdes cuek.
Air mata Queyra meluncur begitu saja. Ia sangat rindu kepada sahabat kecilnya itu, tanpa aba-aba dari Valdes, Queyra segera memeluknya erat. Menangis di dada bidang lelaki itu.
"Gue kangen sama lo Wono, ak--- hiks, lo jahat sama gue. Ka----."
Brukh!
Queyra terjatuh mengenaskan di bawah lantai. Quenza yang melihat itupun membulatkan matanya kaget. Valdes menatap Queyra tidak bersahabat.
"Lo nggak sopan banget ya, main peluk-peluk orang aja. Mana bau keringat lo nempel tubuh gue lagi!" bentak Valdes membuat Queyra menatapnya tidak percaya.
Tatapan Valdes beralih kepada Quenza. "Lote ... Sebenarnya siapa dia, maen peluk-peluk orang sembarang aja. Nggak tau apa tunangan gue ada disini."
Jderr!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REAL ANTAGONIST [SELESAI]
Teen FictionQueyra Mike Cralita. seorang Bad girl yang masih bertahan dalam penderitaan hidupnya. Sosok gadis yang rapuh dibalik raga yang terlihat tangguh. Keluarga bukan jaminan untuk Queyra bertahan hidup, akan tetapi takdir yang mendorong Queyra untuk teta...