Sepulang sekolah Fitaloka mengajak Queyra untuk bermain ke rumahnya, Queyra sempat menolak karena hari ini adalah jadwalnya cuci darah ke rumah sakit. Tetapi melihat Fitaloka yang memohon-mohon kepadanya, ia pun tidak tega dan mengiyakan ajakannya itu.
Kaki jenjangnya perlahan melangkah memasuki bangunan kokoh yang berada di hadapannya, Queyra mengerjap-ngerjapkan matanya takjub, ia baru tahu ternyata Fitaloka anak orang kaya, dan bahkan Queyra baru menyadari kalau Fitaloka seorang anak konglomerat.
“Bentar, ini 'kan kediaman keluarga Mahendra. Kenapa marga lo Syaidan? Bukan Mahendra yang sekarang booming di media. Dan apa? Ini beneran rumah lo 'kan?” tanya Queyra sedikit tidak percaya, dan ragu mengetahui fakta tersebut.
Fitaloka tersenyum tipis. “Syaidan nama Papah, aku nggak pakai nama marga keluarga karena masalah privasi. Keluarga aku juga nutup semua identitas aku dengan rapih, Papah takut aku di ambil musuhnya. Karena dulu aku pernah diculik dan hampir dibunuh oleh mereka.”
Queyra terdiam kaku. “J-jangan bilang lo cuma nyamar doang jadi cupu, miskin, dan nggak punya apa-apa. Tapi nyatanya, lo punya segalanya. What?”
Raut wajah Fitaloka berubah drastis. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, tegas. “Aku nggak bohong, sifat dan perlakuan aku memang seperti ini adanya, namun untuk harta memang benar, aku berbohong sama kalian karena anjuran Papah. Aku sudah bilang, ini rencana Papah untuk melindungiku dari musuhnya.”
Setelah mendengar penjelasan barusan Queyra tampak berpikir, mengetuk-ngetuk dagunya, seraya menatap Fitaloka dengan selidik. “Oke ... kali ini gue bisa percaya, tapi nggak tau kalau nanti.”
Fitaloka hanya tersenyum menanggapinya, tidak apa Queyra menganggapnya pembohong. Namun memang benar, Fitaloka hanya mengikuti suruhan Papahnya untuk menutupi identitas asli dalam dirinya.
Dan Fitaloka menyetujui hal itu, selain untuk melancarkan misi Papahnya, ia juga ingin menjaga dirinya dari kejaran musuh Papahnya yang ingin membunuhnya demi merebut semua harta dan tahta miliknya.
Ketika keduanya sama-sama diam, tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampirinya. “Loh, Non Fita udah pulang? Kok nggak langsung masuk Non?”
Fitaloka menoleh, mendapati Bi Ilis yang kini menjadi asisten rumah tangga di rumahnya. “Hehe iya Bi, Fita baru aja pulang. Oh iya, kenalin Bi, ini Queyra, teman sekolah aku di sekolah.”
Bi Ilis memperhatikan Queyra dari atas sampai bawah, gadis itu tersenyum kikuk seraya menundukkan kepalanya, malu.
“Owalah Non, cantik tenan temennya Non Fita, ya udah dari pada bengong disini ayo kita masuk,” puji Bi Ilis seraya mengajak Queyra dan Fitaloka untuk memasuki rumah.
“Hehe makasih Bi,” gumam Queyra melangkahkan kakinya memasuki kediaman keluarga Mahendra.
Aaa ...
Saat mereka berjalan ke ruang tamu, Queyra tidak sengaja mendengar suara jeritan dari arah kamar atas, membuat langkah kakinya berhenti. “Tunggu, suara apa itu?”
Fitaloka terdiam kaku menatap pembantunya seperti memerintahkannya untuk mengecek ke arah kamar, Bi Ilis yang tau arti tatapan itupun mengangguk. Tanpa berpamitan terlebih dahulu, Bi Ilis berlari menghampiri sebuah suara nyaring itu.
“Fit—.”
“Ikut aku.” Potong Fitaloka menarik tangan Queyra menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Ketika sudah sampai di kamar. Fitaloka menaruh tas ranselnya di atas ranjang, berjalan ke arah jendela, menatap langit-langit, seperti menahan air matanya yang hampir jatuh.
“Lo kenapa?” tanya Queyra memegangi pundak Fitaloka.
“S-suara yang bikin kamu kaget itu ... suara Mamah,” lirih Fitaloka dengan amat pelan, membuat Queyra mengernyitkan dahinya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REAL ANTAGONIST [SELESAI]
Novela JuvenilQueyra Mike Cralita. seorang Bad girl yang masih bertahan dalam penderitaan hidupnya. Sosok gadis yang rapuh dibalik raga yang terlihat tangguh. Keluarga bukan jaminan untuk Queyra bertahan hidup, akan tetapi takdir yang mendorong Queyra untuk teta...