=39= Perhatian Papah.

7.8K 360 27
                                    

Mengetahui kabar Queyra sudah di temukan. Lando segera mendatangi rumah sakit Atmajaya, dengan menyetir mobil kebut-kebutan. Ia tidak peduli dengan pengendara lain yang merasa risih, berteriak-teriak memarahinya, karena mengendarai mobil bak pembalap handal. Namun Lando tidak menanggapi itu semua, karena yang terpenting sekarang adalah Queyra—Anak kesayangannya.

“Dimana ruang rawat Queyra?!” tanya Lando kepada resepsionis rumah sakit yang tersenyum ramah ke arahnya.

“Bisa pakai nama lengkap? Ada banyak pasien bernama Queyra disini.”

“Queyra Mike Cralita,” singkatnya dengan tatapan datar.

“N-nama Queyra Mike Cralita tidak tertera disini. Apa—”

Brakh!

Lando mengebrak meja resepsionis membuat satpam yang menjaga di luar menyeretnya untuk keluar dari rumah sakit karena membuat kegaduhan. “Lepas!” sentaknya.

“Bagaimana bisa tidak ada?! Jelas-jelas orang suruhan saya sudah mengecek rumah sakit ini. Bahkan ada seorang Dokter yang menghubungi saya, kalau Queyra sudah ditemukan. Anda jangan mencoba-coba menyembunyikan anak saya yah!”

“Tapi Tuan—”

“Bu Karmila! Dia Tuan Mike. Pak satpam, lepaskan dia.” Elvani segera datang menghentikan kegaduhan di ruang resepsionis.

“Tuan Mike, maafkan Karmila. Dia baru saja bekerja di rumah sakit ini, mari ... saya antar ke ruangan pasien yang Anda cari.” Dengan sopan Elvani membungkukkan badannya, mempersilahkan Lando untuk berjalan terlebih dahulu.

Sebelum itu Elvani menatap Karmila dengan tatapan tajam. “Kamu ini, dia Tuan Mike. Keluarga Queyra yang dibawa oleh Dokter Hafidz kemarin, sekaligus konglomerat yang udah nyebarin brosur ini.” Elvani meninggalkan sebuah brosur yang berada di sepanjang jalan. Wajah Karmila kian memucat, ia membuat kesalahan besar. Untung saja Elvani cepat datang menghentikannya, jika tidak. Mungkin ia akan menjadi sasaran Lando selanjutnya.

Ya Tuhan ... apa yang sudah aku lakukan barusan? Dasar bodoh! Hal seperti ini saja bisa ceroboh. Batin Karmila mendesah nyesal.

****

“Bagaimana keadaan anak saya?” tanya Lando menatap Queyra yang masih setia memejamkan matanya.

Hafidz menghela napas panjang. “Keadaan Queyra semakin hari, semakin memburuk. Setiap tiga jam sekali, dia akan kejang-kejang. Maka dari itu saya selalu menyuntikkan obat tidur kepada tubuhnya itu.”

Hafidz menjeda ucapannya, mengambil napas dalam-dalam. “Kecil harapan saya untuk Queyra pulih kembali. S-saya takut, Queyra sudah lelah dengan jantungnya yang rusak. Saya juga tidak tau sampai dimana umur Queyra bisa bertahan, say—”

Bugh!

Lando memukul Hafidz membuat laki-laki itu tersungkur. “Jaga ucapanmu! Kamu Dokter bukan? Tidak mungkin, tidak bisa menyembuhkan anak saya! Sembuhkan dia! Saya akan bayar berapapun harganya, asalkan Queyra tidak merasakan sakit lagi!”

Bentakan Lando cukup keras, dan hal itu mampu membuat beberapa pasien yang berada di ruangannya ikut terganggu. Hafidz mengangkat tangannya, meminta pengertian.

“Tenangkan diri Anda Tuan. Saya hanya Dokter, bukan Tuhan.” Hafidz bangkit dari lantai, menatap Lando yang mengepalkan tangannya kuat.

THE REAL ANTAGONIST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang