Entah berapa kali Nana membaca surat pemberian dan Han Seung Woo itu mungkin puluhan atau mungkin juga ratusan. Diam-diam yesung hanya memperhatikan dari sudut matanya. Sesekali ikut tersenyum saat Nana mencoba menahan sorak kegirangannya, atau saat wanita itu menghentakkan kakinya. Ia suka sekali melihat Nana yang seperti itu. Hingga jam terus bergerak dan Nana yang mungkin sudah begitu lelah. Kini tak ada lagi suara dan terlelap di atas sofa.
Yesung mendekat pada Nana. Ia mengambil surat yang masih di pegang Nana dengan sangat hati-hati agar tak membangunkan wanita itu.
Ia membaca pesan yang di tulis Wooya untuk Nana.
Hai, nana.
Ini Han Seung woo, wooya mu.Aku senang sekali menemukan surat mu di dalam hadiah yang kamu berikan. Paling tidak aku tau apa yang ingin kamu katakan kkkk...
Terimakasih sudah memberikan kami terutama aku banyak cinta dan dukungan. Karna orang-orang seperti kamu lah, kami victon dan aku Han seung woo. Bisa ada sampai sekarang.
Kami akan bekerja lebih keras lagi demi kalian. Dengan tetap ingat untuk istirahat seperti kata mu. Kami akan menjaga diri kami lebih baik lagi karna kami tidak ingin kamu dan Alice merasa khawatir lagi. Kami, aku terutama sangat bersyukur bisa bertemu langsung dengan orang yang selalu memberikan dukungan pada kami.
Kamu bilang kamu terlambat mengenal kami? Mengenal ku? Tidak Nana, semua punya cara dan waktu bertemu yang paling tepat. Kamu tidak terlambat. Tuhan hanya mengirimkan kamu untuk kami di saat itu.
Ah.. benar. Aku belum mencari hadiah yang kamu berikan.. tapi percayalah aku melihat dan menggunakan apa yang Alice berikan pada kami. Maafkan aku sebab mungkin tak ingat mana surat dan hadiah yang kamu berikan. Tapi sekali lagi aku ingin kamu percaya bahwa itu tetap sangat berarti untuk ku, ku tegaskan ya.. Sangat.
Aku berharap suatu saat, entah kapan itu kita bisa bertemu lagi. Kau bisa melihat kami tampil bersama Alice yang lain. Hingga saat itu dan setelah saat itu. Jaga dirimu baik-baik. Hiduplah dengan bahagia. Hanya dengan begitu aku, kami juga akan baik-baik saja.
Love and Miss
Your Wooya forever.
Senyum yesung benar-benar mengembang. Tak heran Nana langsung menjerit baru beberapa detik membaca surat itu. Yesung menyimpan surat itu kembali ke dalam kotak. Ia melihat kotak tersebut sesaat dan mengingat bagaimana Ia mendapatkan itu untuk Nana.
Setelah nana pulang dan tentunya setelah Ia pulih. Ia kembali mencari Wooya. Ia bahkan menunggui Han Seung woo yang saat itu sedang tampil. Ia menunggu hingga han seung woo memiliki waktu sedikit longgar. Tak peduli meski beberapa staf mungkin diam-diam membicarakannya. Seorang senior yang menunggu juniornya. Han seung woo pun yang tau di tunggu oleh yesung bergegas untuk menemui yesung. Ia meminta maaf berkali-kali. Berkali-kali karna tidak seharusnya seorang yesung, seorang legend menunggunya.
"Yesung Sunbaenim.. sungguh maafkan aku. Benar-benar maafkan aku.." ucap Wooya dengan membungkuk berkali-kali.
"Hei.. tidak perlu begini.."
"Aku sungguh minta maaf karna membuat mu menunggu"
"Tidak apa-apa seung woo.. aku menemui mu karna aku ingin meminta bantuan mu.."
Han Seung woo dengan cepat menganggukan kepalanya.
"Iya sunbaenim. Apa yang bisa aku bantu?"
"Aku minta maaf sebelumnya karna mengambil waktu mu lagi.. "
Seung woo menggeleng, "tidak Sunbaenim. Sama sekali tidak.. Bagaimana sunbaenim apa yang bisa aku lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Meringue
Ficção GeralAku tidak akan menghilang hanya agar kau menyadari keberadaan ku.. Jangan khawatir sebanyak apapun kamu mengabaikan ku aku akan tetap di sini untuk mu. karna mencintaimu adalah pilihan ku, dan kamu tidak berkewajiban untuk membalas itu.. Tapi kela...