Suara tepukan tangan terdengar, menyadarkan Nana bahwa pertunjukan telah usai. Satu persatu member victon meninggalkan tempat itu. Nana sungguh masih belum rela membiarkan Han Seung Woo pergi begitu saja. Katakan saja Ia mulai lupa apa itu bersyukur, sifat manusia yang tak pernah merasa cukup sedang berkembang pesat di dalam dadanya saat ini. Semakin Ia melihat wooya, semakin Ia ingin lebih. Kali ini Ia hanya Ingin berbicara sebentar saja dengan wooya, Nana yakin setelah itu Ia pasti menginginkan yang lain lagi.. yang lain lagi.
"Ayo.." bisik Yesung. Dengan membawa gitar dengan satu tangannya, dan tangan lain menarik Nana pergi dari sana. Mereka mengendap-endap keluar dari tempat itu.
"Mau kemana bisik nana?"
"Apa kau hanya ingin lihat Seung woo begitu saja?" Tanya yesung
Nana menggeleng.
"Kalau gitu ayo kita cari dia" ucap Yesung.
Dengan tuntunan yesung yang sudah hafal seluk beluk tempat itu. Mereka pun berjalan menuju backstage. Sayangnya belum sempat mereka bertemu. Para mrmber sudah nampak terburu-buru meninggalkan tempat itu. Nana dan yesung pun tetap mengikuti dari kejauhan. Mereka melihat para Alice yang sudah berkumpul memanggil nama para member victon. Dari tempatnya nana dapat melihat senyum ramah member victon yang mencoba menyapa fansnya sebelum masuk ke mobil.
Nana menghela napasnya berat, menoleh menatap gitar malang yang mungkin tak akan bertemu dengan pemiliknya.
Melihat wajah Nana yang muram, Yesung mengeluarkan ponselnya dan menunjukan memo yang Ia punya.
"Tenang.. kita masih punya jadwalnya hari ini..." Ucap yesung.
Senyum yang sempat hilang dari wajah Nana pun kembali lagi. Yesung juga ikut tersenyum.
"Ayo..."
Nana mengangguk dengan antusias.
Berikutnya adalah mereka mengikuti Victon makan. Tak mengganggu hanya melihat dari kejauhan saja.
"Na.. kita ganti pekerjaan saja yuk.."
"Eum?"
"Jadi dispact.. kita sudah cocok nih" ucap Yesung
Nana kembali tersenyum geli. Sungguh dokter spesialis mana yang mengintai idol layaknya sasaeng seperti ini.
"Makan dulu makanan mu" ucap Yesung
Nana menggeleng. Ia hanya terus menatap wooya dari tempatnya. Nana bahkan tak menyadari bahwa hanya pelanggan VIP saja yang bisa memasuki tempat makan di sebelah sana hingga victon bisa makan dengan tenang, begitupun nana dan yesung.
kegiatan berikutnya adalah para member berpisah yang mereka ikuti tentu saja han seung woo. Pria tampan itu ada pertemuan dengan sebuah rumah produksi.
Nana dan yesung hanya bisa menunggu di lobby. Nana nampak sangat gelisah. Pasalnya sudah dua jam mereka menunggu Wooya belum juga kembali.
"Yesung ssi.. kau yakin tak ada jalan keluar lain selain ini?" Tanya Nana entah untuk keberapa kalinya.
"Harusnya.."
Nana benar-benar tak bisa diam. Ia sungguh paling tak bisa merasa penasaran atau menunggu seperti ini, dua jam berganti tiga jam, tiga jam berganti empat jam. Hingga saat ini jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Belum ada tanda Wooya akan keluar.
Nana menatap yesung yang masih setia menemaninya. Pria itu duduk dengan memakai topi dan masker. Matanya nampak terus menatap ponsel. Sudah empat jam lebih mereka menunggu Han seung woo belum juga kembali. Nana tentu saja merasa tak bisa membiarkan yesung menemaninya menunggu lebih lama lagi. Mungkin memang sudah saatnya Ia pergi. Lagi pula seharian ini Ia sudah cukup lama memandangi Wooya. Meski rasanya memang tak cukup. Tak akan pernah cukup. Namun merepotkan dan menyusahkan pun harus tau batasnya bukan? Ia sudah cukup dewasa untuk menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Meringue
Fiksi UmumAku tidak akan menghilang hanya agar kau menyadari keberadaan ku.. Jangan khawatir sebanyak apapun kamu mengabaikan ku aku akan tetap di sini untuk mu. karna mencintaimu adalah pilihan ku, dan kamu tidak berkewajiban untuk membalas itu.. Tapi kela...