Senyum Nana merekah saat melihat sudah ada dua kotak makanan di mejanya setelah dia baru saja melakukan kunjungan ke bangsal-bangsal.
Ia mengambil ponselnya. Memotret makanan itu dan mengirimnya pada yesung.
'Sudah sampai.. Terimakasih'
Tak sampai lima menit yesung pun membalas pesan Nana.
'Have a nice day'
-You too, oppa-
'☺️☺️☺️'
Tak di balas lagi oleh Nana. Ia memilih meletakan ponselnya di atas meja. Mencuci tangan lalu duduk di kursinya.
Ia membuka kotak makan itu, hari ini menu yang di pesankan oleh yesung adalah burger bapau ayam.
Lagi-lagi nana tersenyum, entah mengapa Ia selalu suka makanan yang di pilihkan oleh yesung. Seolah mereka selalu satu selera setiap harinya. Nana memanggil jihan untuk memakannya bersama Jihan.....
....Ponsel nana berdering ketika nana baru menyelesaikan dinasnya di rumah sakit utama dan akan menuju tempat praktik berikutnya ada nomor yang tak di kenalnya. Tanpa berfikir apapun nana mengangkatnya.
"Hai.. dokter nana. Ini Donghae. Lee Donghae.."
Deg..
Sesuatu seolah memukul dadanya. Sejak kejadian kemarin Ia memilih untuk menghapus aplikasi bubblenya. Ia harus bisa membentengi dirinya sendiri. Namun mengapa Donghae bisa menelfonnya tiba-tiba.
N: oh.. iya oppa..
D: aku mengirimi mu pesan tapi tidak ada yang kamu baca. Dimana? Aku di depan rumah sakit mu.
N: oppa sakit? Dimana sekarang?
D: aniya.. aniya. Aku datang ingin menjemput mu..
Nana terdiam sesaat. Ia tidak boleh senang. Ia tidak boleh mengulang kebodohannya. Donghae pasti datang bukan tanpa sebab.
D: Aku tunggu di bawah ya...
N: ah.. oppa.. aku bisa pulang sendiri.
D: Aku akan meminta menejer ku membawa pulang motor mu. Aku di parkiran kemarin. Ku tunggu ya ..
Donghae sudah menutup telfonnya. Sesaat sebelum nana bersiap untuk menolak tawaran itu. Nana memejamkan matanya mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia tak boleh lagi seperti ini. Meski tak begitu dekat dengan petra, petra tetaplah temannya. Petra adalah kekasih Donghae. Ia harus sadar akan itu. Ia harus mampu mengenyahkan Donghae dari hatinya. Ia harus menolak ajakan Lee Donghae.
Setelah merapikan barang pribadinya, nana pun keluar dari ruangannya. Sepanjang perjalanan menuju Donghae nana terus menerua meneguhkan hatinya. Tidak boleh terpesona, tidak boleh menjadi bodoh, tidak boleh menyakiti diri sendiri, tidak boleh berharap. Namun semua penguatannya itu seolah menguap begitu saja saat nana melihat Donghae meski Dengan wajah yang tak nampak jelas karna masker. Melambaikan tangan padanya, saat Donghae yakin nana sudah melihanya Ia pun menurunkan masker hingga wajah tampan itu lebih nampak terlihat jelas semakin tampan karna senyuman lebar di bibirnya. Wajah yang membuat nana selalu menjadi lemah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Meringue
Ficción GeneralAku tidak akan menghilang hanya agar kau menyadari keberadaan ku.. Jangan khawatir sebanyak apapun kamu mengabaikan ku aku akan tetap di sini untuk mu. karna mencintaimu adalah pilihan ku, dan kamu tidak berkewajiban untuk membalas itu.. Tapi kela...