26🥧

193 33 17
                                    

Nana baru selesai dari rutinitas mengunjungi bangsal paginya. Ia akan kembali ke ruangannya namun menyempatkan diri untuk menyapa perawatnya.

"Hai ka Jihan.. udah sarapan belum? aku belum sarapan nih tadi" ucap Nana

"Oh iya.. tadi go foodnya udah sampai dok. Udah saya taruh di ruangan. "

"Hah? Go food.. go food ? Untuk ku?"

Jihan mengangguk. Nana masuk ke dalam ruangannya di ekori oleh Jihan.

"Bukan untuk ku kali. Dokter nana yang lain.."

"Di rumah sakit ini. Dokter penyakit dalam yang namanya Ardhiyana Naseva kan cuma dokter aja. Satpam juga tau ."

Nana nampak berfikir, Ia membuka bungkusan itu.

Ada dua bungkus gado-gado beserta beberapa side dish berupa telur,ayam dan gorengan.
Bukannya apa-apa, tadi nana baru saja mengirimkan status di Instagram nya bahwa ia ingin sekali sarapan dengan gado-gado.

"Bukannya dokter tadi bikin status mau gado-gado?"

"Iyasih.. tapi siapa yang beli ya. " Ucap nana dan duduk di kursinya.

"Pacar dokter mungkin.."

"Ngga usah ngeledek deh ka jihan... Kakak kan tau aku jomblo akut." Ucap  Nana

Jihan tersenyum geli. "Ya siapa tau gitu dok.. "

"Siapa ya? Kamu tanya gak siapa yang kirim?"

"Engga dok"

Nana nampak berfikir lagi. Siapa yang akan mengiriminya makanan?

"Gini aja dok.. bikin status lagi aja.. kalau ada yang kirim lagi kita tanya aja"

"Ngaco kamu.. engga...engga"

"Ye.  Si dokter.. kita kan bisa sekalian tanya siapa aku pemiliknya." Ucap Jihan.

Nana nampak berfikir lagi. Apa perlu Ia mencobanya?

"Kalau dia tidak mengirim lagi?"

"Coba dulu dok.. gimana kalau gini aku yang bikin status. Dokter repost "

Meski ragu nana menyetujui ide gila itu.

Sambil menunggu Nana memutuskan untuk memakan gado-gado nya saja. Kebetulan ada dua porsi.  Dia bisa berbagi dengan Jihan yang ikut makan di ruangannya menemaninya.

Dua puluh menit setelah Nana mengirim status. Telfon di ruangannya berbunyi. Ia mendapatkan panggilan dari perawat di depan.

"Dok pesan go food?"

N; iya.  Iya.. suruh tunggu dulu di sana.. orangnya.

Nana bergegas, mengambil tisue untuk membersihkan tangan yang sedikit berminyak juga mulutnya. Lalu keluar ruangan.

Ia menemui tukang ojek yang mengantar makananya. Beberapa plastik Sop buah. Ya, dia memang merepost gambar sop buah.

"Pak maaf.. apa boleh saya tanya siapa yang memesankannya?"

Pria itu mengangguk dan menunjukan nama sang pemesan.

"Mas rangga.. mba.."

"Rangga?"ulang Nana sekaligus membaca pesan di ponsel pria pengantar makanan.

Dan munculah nama pria paling mungkin yang mengiriminya makanan. Pria yang harusnya langsung Ia ingat. Pria yang mungkin setiap kali ingat dia akan memikirkan penanak nasi.

Yesung.. ya rangga. Setelah ada nama Eko tentu saja akan ada Rangga.

"Ah.. oke pak terimakasih" ucap nana dan kemudian memberikan tips untuk sang pengantar sebelum Ia berjalan kembali ke ruangannya.

My Last MeringueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang