02

3.8K 123 262
                                    

|Medusera Alias Medusa Sera.

_________________


Dari awal menginjakkan kaki di kampus ini, Sera sudah membulatkan tekad untuk nggak berteman dengan siapa-siapa.

Nggak ada alasan khusus. Dia memang dari dulu nggak suka berteman dan orang-orang pun nggak suka menjadi temannya. Membangun relasi itu sangat menyusahkan. Setiap orang punya dramanya, dan Sera terlampau mager terlibat dalam drama hidup orang lain.

Maka dari itu, Sera sedikit menyesal kemarin sudah sok-sokan jujur kepada Rafa perihal nama dia. Mestinya sih, ia biarkan saja cowok itu tetap mengira namanya Bunga.

Namun setelah dipikir kembali, hanya berapa menit mengobrol dengan Rafa membuat Sera bisa menebak jikalau cowok itu adalah spesies buaya lihai. Punya stok gebetan di mana-mana, yang berarti bukan cuma dia saja yang kemarin disepik. Bisa ditebak lagi, paling hari ini cowok itu sudah melupakan namanya.

Bagus deh, Sera pun nggak suka buang-buang waktu untuk bergaul sama si buaya. Biar Rafa memang 'agak' ganteng dan sempat bikin dia 'rada' pangling, juga orang pertama yang kelihatan betah dan kebal akan sikapnya, ya bodo amat. Sera tetap merasa sudah sangat salah kelepasan curhat soal gelang kaki.

Seandainya mereka bertemu lagi, nggak akan dia ladeni.

Suer. Serius!

"Seraaaaa~"

Sera berhenti melangkah ketika teriakan macam kaset rusak masuk dalam gendang telinganya. Ia diam sebentar, setelah itu memutuskan untuk berjalan lagi.

Maklum, namanya memang agak pasaran jadi dia nggak mau ge'er. Malu dong, kalau sudah semangat menoleh dan menyahut, eeeeh taunya bukan dia yang dipanggil.

"Sera Maheswara!"

Sera berhenti lagi. Berhubung nama belakang dia masih Maheswara dan belum resmi berganti menjadi Nakamoto, kayaknya memang dia yang dipanggil. Tapi, sama siapa––

"Sera, selamat siang!!"

Belum juga Sera berbalik untuk mencari tahu, cowok yang baru beberapa menit lalu sempat ia julidkan dalam hati, si titisan buaya air asin siapa lagi kalau bukan Rafa, sudah berdiri di sampingnya dan pamer senyum lebar seakan mereka adalah teman lama.

Sera melirik sebentar, setelahnya langsung berjalan lagi. Pokoknya nggak boleh diladeni! Anggap saja Rafa makhluk tak kasat mata!

"Kiww, masih jutek ajaaa," goda cowok itu sambil tertawa pelan. "Nggak apa-apa, masih cantik juga."

Decih keluar dari bibir Sera. Sekadar informasi, nggak perlu dikasitau pun dia sadar banget kok kalau dia cantik. Muka jutek begini saja, cantik. Andai dia tersenyum lebar, mungkin si Rafa buaya ini bakal terrrrrpesona.

"Lo mau ke mana?"

"Knowing every particular object, alias kepo."

"Nggak juga sih, sebenernya gue cari lo karna ada alasan penting."

"Nggak peduli dan nggak mau tau."

"Nggak masalah, gue bakal tetap kasitau."

"Bodo amat. Ngomong sama tembok."

"Sera, lo nggak boleh ke mana-mana karena harus jalankan sanksi."

Ucapan Rafa sukses bikin Sera berhenti berjalan, lalu mendongak kesal.

"Atas dasar apa gue dapat sanksi?!"

"Atas dasar lo yang kemaren udah bolos ospek."

"Kenapa baru sekarang, bukan dari tadi pagi?"

Induratize ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang