23

1.3K 80 172
                                    

|Brownies Rasa Cinta.

_________________

Setelah mendapat pencerahan super mind-blowing dari Mami, Sera merasa galau gundah gulananya ini nggak perlu diperpanjang lagi. Sudah cukup ya kemarin dia banyak nangis bombay dan tersakiti macam protagonis teraniaya yang habis putus cinta ––untungnya sih Sera belum kepikiran buat selfie dengan mata sembab, lalu posting di story Instagram disertai lagu dan caption galau kayak ciwi-ciwi patah hati pada umumnya, sebab jika itu terjadi, mungkin sekarang ia akan gantung diri di pohon tomat saking malunya sama diri sendiri–– mulai hari ini, ia harus kembali menjadi Nirmala versi antagonis, yang akan memperjuangkan cinta kepada si Kingkong Wakanda alias Rafa seorang. cailah.

Hampir satu jam memutar otak dan berpikir keras kira-kira apa yang bisa ia buat agar meluluhkan hati cowok itu, Sera pun memilih untuk membuat brownies, mengingat janjinya berapa bulan lalu waktu mereka merayakan anniversary. Sera memang nggak bego-bego banget dalam memasak, tapi untuk urusan baking, ada Dara dan Iresa yang jauh lebih jago. Jadi, dengan jam sepuluh malam, dipaksanya dua orang itu untuk berhenti dari kegiatan masing-masing dan membantunya di dapur.

Bisa ditebak, karena semua hal yang berkaitan dengan Sera itu nggak lepas dari memancing emosi, mengajari dia bikin kue pun butuh stok sabar yang berlipat ganda. Apalagi dua tuyul lain (dibaca Disi dan Monita) ikut meramaikan suasana, berperan menjadi penonton sekaligus tukang kompor jikalau Sera dan Iresa sudah terlibat adu mulut dan ancang-ancang mau baku hantam.

Selaku yang merasa lebih waras, Dara sungguh pusing. Mau menyerah dan meninggalkan para tuyul ini kerja sendiri, ia takut dapur beralih fungsi jadi arena tinju. Mau minta tolong Mami untuk menemani, beliau masih sensi sama Monita. Mau minta tolong Papi–

Nggak.

Itu bukan pilihan yang tepat.

"Coklat batangnya abis dipotong langsung dilelehin ya, Ser, barengan sama mentega." Iresa memberi perintah seraya tangannya sibuk menakar terigu.

"Lelehin kayak gimana?"

"Ditatap aja, ntar meleleh sendiri."

"Oh, oke."

Saking kelewat bego, Sera menuruti ucapan Iresa. Menatap coklat batang itu dengan saksama, sambil mencubit sadis tangan Disi yang kedapatan mengambil beberapa potong buat dicemilin. Iresa yang menyaksikan lantas saja buang napas panjang.

"Ya ditaruh di panci terus dipanasin toh, Ser! Kalau cuma natap gitu sampai besok pagi pun nggak akan kelar!"

"Kamu yang nyuruh natap."

"Pakai logika juga, dong. Emang mata kamu bisa semburin api yang bikin coklatnya meleleh?"

"Nggak bisa, tapi buat hangusin rambut kamu kayaknya bisa," jawab Sera diikuti lirikan sinis. "Ngajarin orang itu yang sepenuh hati, Res. Kalau aku nanya, ya dikasitau yang bener."

"Ini udah paling sepenuh hati!"

"Mana ada sepenuh hati tapi emosian? Ditanya dikit, jawabnya ngegas."

"Kamu yang mancing duluan."

"Yang nyuruh kamu terpancing siapa?"

Induratize ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang