|Salah Siapa?
_________________
Rafa pikir, jika segala urusan skripsinya selesai, ia bisa lebih santai dan kembali menjalankan rutinitas sebagaimana mestinya. Mulai dari pagi menjadi Papa yang bertanggung jawab mengasuh dan merawat Louis si anabul, lanjut siang hingga sore menjadi budak yang rajin menyirami banyak cinta untuk si ndoro ratu pujaan hati, lalu malamnya kembali jadi kacung perusahaan yang sibuk mikirin saham dan kemajuan bisnis.
Sayangnya, semua nggak bisa berjalan sesuai yang dipikirkan, sebab foto yang ia lihat beberapa hari lalu itu cukup mengganggu hingga membuatnya berhenti menghubungi Sera bahkan untuk sekadar tanya kabar.
Apa Rafa marah? Jelas.
Siapa sih yang nggak akan marah kalau tahu ceweknya pelukan sama cowok lain? Terlebih lagi, dia sudah pernah meminta Sera untuk menjaga jarak dengan Jendral, dan cewek itu mengiyakan permintaannya dengan mudah.
Rafa percaya Sera nggak mungkin selingkuh. Dia juga mencoba berpikir positif, bisa saja ada alasan logis di balik foto itu yang belum ia ketahui. Apa yang terjadi sama Sera? Kenapa Jendral bisa ada di sana? Kenapa mereka sampai pelukan? Semua pertanyaan itu haruslah ia tanyakan langsung pada mereka.
Tapi, rasanya sulit untuk melakukan itu sekarang.
Rafa masih terlampau kesal dan marah, jadi kalau mau memaksakan hati untuk menghubungi Sera, yang ada mereka bakal ribut serius. Dia capek. Malas berdebat.
Sekarang, terserah Sera sajalah mau bagaimana. Toh, andai cewek itu ingat jika punya pacar, dia pasti akan menghubungi kan?
"Kak Rafa?"
Pikiran Rafa buyar waktu dengar ada yang panggil. Ternyata si Devia.
Dari cerita Jojo, hampir seminggu lebih Devia absen ngampus gara-gara labrakan yang dia alami. Jujur, ini sempat bikin Rafa rada bersalah sebab si pelaku bukan lain adalah pacarnya sendiri. Tapi, menilik dari penampilan Devia sekarang, kayaknya cewek itu sudah baik-baik saja.
"Dev, kok belum pulang? Ada kelas malam?"
Devia mengangguk dengan senyum terpatri manis di bibirnya. "Kak Rafa sendiri kenapa belum pulang? Nggak mungkin ada kelas malam juga kan?"
Rafa tertawa. "Iya, gue masih nungguin temen selesai bimbingan."
"Oh, gitu..."
"Kelas lo mulai jam berapa?"
"Masih sejam lagi, Kak."
"Lah, terus kenapa datangnya cepet banget? Ada tugas yang belom dikerjain, ya?"
"Eh, enggak kok, semua udah beres. Aku emang belum pulang dari pagi."
"Hah?"
"Iya, habis kelas jam dua tadi, aku sengaja nunggu buat lanjut kelas malam."
Mata Rafa membulat sempurna. Devia ini mahasiswa kelewat teladan sampai mencintai kampus apa gimana nih? Dia aja yang kalau ada tenggang waktu cuma sejam sebelum kelas berikut, bakal pulang dulu ke apartemen buat rebahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Induratize ✔️
Romance• PERFECT SERIES • [Completed] [Dapat dibaca terpisah] _________________________________________ Induratize [ in-door-a-tahyz] (verb.) to make one's own heart hardened or resistant to someone's pleas or advances, or to the idea of love. A side-e...