"I want––" He stopped. "Never mind what i want."
"What do you want?" She asked.
"... you."
warning ⚠ : please read wisely.
__________________
||Hari Merah.
Setelah resmi naik pangkat dari yang tadinya cuma teman biasa kini menjadi pacar seorang Serena Maheswara, apakah itu berarti Rafa langsung bebas merdeka dari penganiayaan tangan mungil cewek itu, kemudian mereka doyan menebarkan keuwuan kapan pun dan di mana pun seperti pasangan yang lagi di mabuk cinta pada umumnya?? Semua dari kalian sudah tahu jawabannya.
Daripada jadi cewek manis yang penyayang dan baik hati, menjadikan tubuh Rafa sebagai samsak tinju agaknya ialah kebutuhan pokok Sera.
Gimana enggak? Kalau sebelum pacaran cewek itu baru akan memukulnya saat benar-benar emosi, kini setelah pacaran biar nggak lagi emosi pun, Rafa tetap dijambak dan dipukul-pukul sepenuh jiwa, sampai ia merintih mohon ampun barulah si ndoro dengan wajah semringah dan tanpa dosanya, mau berhenti menganiaya.
Sabar bangeeettt Rafa menghadapi perempuan separuh iblis macam Sera ini. Padahal jika mau jujur, ada banyak kesempatan baginya untuk menyerah dan minta putus, terus cari perempuan lain yang meski wajahnya nggak cantik spek Dewi Yunani, seenggaknya penuh belas kasihan dan yang terpenting punya otak yang rada waras.
Tapi, ya gitu deh.
Fakta membuktikan bahwa selain buta dan tuli, cinta juga seperti kata Agnes Mo, kadang-kadang tak ada logika.
Boro-boro minta putus. Saking terpeletnya, mau melirik cewek lain saja Rafa nggak mampu. Isi otak dia keburu penuh sama Sera dan 1001 tingkah random cewek itu. Jadi, berakhirlah mau dipukul sampai ditendang pun, Rafa hanya bisa menerima dengan lapang dada sambil dalam batin berucap, 'gapapa ragaku kau sakiti, yang penting jangan hatiku, sebab di situ ada kamu.' HAHAY.
Oke, skip dulu sesi nge-jamet, mari kita lanjut.
Malam minggu ini, ketimbang menerima ajakan Jojo buat mimik-mimik asik di Reddragon, Rafa memutuskan untuk pergi ke rumah si ndoro, tentu saja demi melaksanakan jadwal wajib alias ngapel dan menyirami banyak cinta. Nggak lupa ia membawa senjata utama alias berbungkus-bungkus makanan, supaya si ndoro mau menonaktifkan sejenak mode Medusa dan menjadi sosok Nirmala. Siapa tahu kalau mujur, Rafa bisa sekalian dapat jackpot ndusel manja. Mueheheh.
Namun, sayang seribu sayang, kayaknya ini bukan hari keberuntungan dia.
"UDAH TAU PUNYA ORANG, NAPA MASIH DIMAKAN JUGA SIH?!!"
Baru sampai di ujung lorong yang menghubungkan ruang keluarga dengan dapur, Rafa sudah mendengar suara menggelegar Sera yang bisa bikin telinga mendadak malfungsi.
"UDAH GITU NGGAK DISISAIN SAMA SEKALI PULA!! LUDES KALIAN SIKAT! LAMA-LAMA KEPALA KALIAN YANG AKU BIKIN LUDES, YA!!"
Dengan perlahan bak mendalami peran sebagai seorang maling, Rafa mencondongkan kepala dan mengintip Sera yang lagi mencak-mencak pada tiga adiknya.
Beberapa detik ia diam dan memutar otak, lalu saat iseng cek kalender, eittt– benar saja. Si ndoro pasti lagi hari merah alias datang bulan.
Sekadar info yang nggak penting-penting amat nih, jika seramnya Sera di hari biasa bagai singa betina, maka seramnya cewek itu pas datang bulan bagai singa betina yang lagi kelaparan. Sensitif abis! Semua bakal terlihat salah bahkan benda mati sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Induratize ✔️
Romance• PERFECT SERIES • [Completed] [Dapat dibaca terpisah] _________________________________________ Induratize [ in-door-a-tahyz] (verb.) to make one's own heart hardened or resistant to someone's pleas or advances, or to the idea of love. A side-e...