Jaeden dan Irene masih dalam perjalanan pulang menuju ke rumah Irene. Namun dipertengahan jalan, hujan mulai mengguyur seluruh kota, awalnya gerimis lama kelamaan semakin deras.
Jaeden memutar lagu, setidaknya tidak se-hening ini.
Time's been ticking, hearts are running
Think that Cupid's up to something
You ask me how I feel, I say nothing
But lately colors seems so bright
And the stars light up the night
My feet, they feel so light
I'm ignoring all the signs
I keep on frontin'
Yeah, I stay bluffin'
I keep you wondering
Keep you hunting for my lovin'
But I crave us hugging
Yeah, I stay stubborn
'Cause I can't admit that you got all the strings
And know just how tug 'emI think I'm in love again
(In my head, yeah, you're in my head)
I think I'm in love again
(In my head, yeah, you're in my head)
I didn't think it could be true
Let alone that it would be you
I think I'm in love again
(I'm in love, I'm in love, I'm in love)Deg.
Lirik yang menggambarkan Irene. Spontan kakinya bergerak mengikuti irama lagu. Ia pikir apa benar dia jatuh cinta lagi?
"Ren?" Jaeden memanggilnya.
"hmm ya" Irene menoleh.
"you okay?" tanyanya, ia melihat Irene seperti tegang, atau menakutkan sesuatu.
"eumm yea, gue ga papa" jawab Irene.
"lo kedinginan?" tanya nya lagi.
"engga kok, gue ga papa" seluruh memori manis nya dengan Brodie, mantan kekasih nya dulu kembali terulang. Ia berusaha sekuat mungkin menahan semuanya.
Jaeden mematikan musik, dan memberhentikan mobilnya. Irene menoleh
"kenapa"
"gue ga yakin lo baik-baik aja" katanya.
"lo sakit? Kedinginan?" Irene menggeleng lemah."Ren?" Jaeden menghadapkan wajah Irene kearah nya.
"Like this song, I think I'm in love" sontak Jaeden terkejut setelah Irene mengatakan itu.
Jaeden menjalankan mobil nya lagi, keduanya diam. Tidak ada yang berani membuka suara duluan. Tidak ada musik, hanya suara hujan yang terdengar dari luar. Udara semakin dingin, Irene hanya tertutupi dengan mini dress nya. Jaeden yang menyadari itu pun memberhentikan mobilnya, ia melihat ke belakang. Lalu ia meraih hoodie-nya. Ia memberinya kepada Irene.
"dipake Ren, dingin" katanya.
'iya kaya lo'
"thanks" Irene menerimanya dan memakainya. Perjalanan lanjut dengan hujan yang masih deras.
-
"thanks Jae, masuk dulu masih deras" Kata Irene.Mereka sampai dihalaman rumah Irene. Terlihat seseorang berdiri di depan pintu, sudah dipastikan itu Finn. Percayalah dia bakal mengomel.
"ga usah Ren"
"deres loh, udah ayo" Irene membuka pintu mobil. Ia berlari ke arah rumahnya. Akhirnya Jaeden mengikuti.
"Irene, lo dari mana aja sih, udah se-malam ini lo baru pulang? Lo mau diusir dari rumah?" tanya Finn panjang lebar.
"iya maap" Irene menunduk, namun kemudian ia mengambil payung di tangan Finn dan berlari ke arah Jaeden.
Finn mengernyit heran.
"Jae, ayo masuk dulu" Irene mengetuk jendela mobil. Jaeden pun keluar.
"sini" Jaeden mengambil alih payung, karena kalau Irene tetap yang memegang, sama saja ia tak memakai payung.
"Jaeden?" tanya Finn heran.
"Finn sorry, gue bawa adek lo kemalaman" Finn menatap Irene dan Jaeden bergantian, ia benar-benar tak paham.
"iya ga papa, masuk jae, Ren"
"Finn, Millie udah balik?" tanya Irene.
"iya, dia balik" jawabnya.
"duduk, gue ambilin coklat panas dulu" kata Finn.
"Lo ganti baju dulu, tadi lo keluar dari mobil kan ga pake payung, nanti masuk angin" ucap Jaeden. Irene mengiyakan perkataan itu.
--
Irene masuk ke kamar dan mengunci pintu nya, lalu ia melompat-lompat. Ya, salting.Dia menari seakan ada musik disana, nyatanya tidak ada. Ia melempar tas selempang nya ke arah kasur.
Kemudian ia pun duduk di bibir kasur."eh demi apasih gue hari ini beruntung banget" Irene mengingat-ingat momen tadi. Ah, rasanya ia ingin terbang sekarang juga.
Ia membaringkan badannya, dan memejamkan mata.
-
Holaaa
Puppiessugar here! 💗
Maap lagi ga ada ide😄☝
Jangan lupa vote+komen
Bye bye
See u next chap! <3