Author's pov.
Irene kembali menyusuri seluruh sekolah mencari keberadaan Millie. Sekarang sudah jam pulang sekolah. Dia bahkan menghabiskan waktunya di UKS berpura-pura sakit dan meninggalkan pelajaran.
"ah Millie dimana sih" keluhnya saat tak melihat keberadaan Millie dimanapun.
Ia berlari menuju ke gerbang sekolah. Tiba-tiba Carrol datang menghampirinya.
"ren! Bagus tepat waktu. Cepet ya" katanya kemudian pergi.
"Carrol! Wait! Gue belum ketemu Millie Car- shit!" kesal Irene.
Ia sedikit berlari lagi sampai menuju halte sekolah yang sudah agak sepi. Irene melihat beberapa orang disana tapi tidak ada Millie.
Tiba-tiba seseorang menggenggam tangannya. Irene menoleh kaget ia kira itu adalah Naomi atau anteknya siapapun itu. Ternyata dugaannya salah besar, itu Finn.
Irene berusaha menolak tapi Finn menahannya dan menunjuk dengan dagunya ke arah timur seakan berbicara 'disana'. Irene pun melihat ke arah sana, dibawah pohon. Millie, ya Millie disana juga Carrol.Millie tampak ingin menyebrang jalan. Irene mencoba lebih cepat berlari ke arah sana yang jaraknya tinggal sedikit lagi. Tak peduli dengan Finn yang masih menggenggam tangannya, ia ajak sekali.
Benar apa kata Carrol, ini rencana Naomi.
Ada mobil yang berjalan sangat ngebut dari ujung sana. Sudah dipastikan sasarannya Millie."MILLIE STOP!" teriak Irene. Tapi jaraknya belum cukup untuk Millie bisa mendengarkan.
"MILLIE!" kini Finn ikut memanggil.
"MILLIE! NOT NOW!!!!" Irene mencoba berteriak dengan suara yang tersisa.
Tapi itu sukses besar Millie menoleh dan mendapati mereka berdua. Ia segera berbalik ke arah Irene dan Finn.Tapi sesuatu lain terjadi, Carrol berjalan maju dengan santai. Untung saja Irene menyadari itu ia mencoba mengejar Carrol tapi Finn menolaknya "Ren! Jangan lo gila!" kata Finn.
"Carrol!" panggil Irene yang sibuk melepas tangannya dari Finn.. Dan Millie.
Terlambat. Mobil itu menabrak Carrol dan berhasil kabur. Carrol sudah terbaring dengan lumuran darah di tengah jalan.
"CARROL!!!" Airmata Irene berhasil turun. Ia menghempas tangan Millie dan Finn yang mencoba menahannya. Ia berlari ke arah Carrol.
"Carrol! Please im here Carrol!" Irene mencoba membangunkan Carrol. Ia menepuk pipi Carrol. Kini tangannya pun terkena darah itu begitu juga seragam sekolahnya karena ia memangku kepala Carrol yang berlumuran darah.
Finn dan Millie menghampirinya. Orang-orang sudah berkerumun disana. Beberapa meminta bantuan polisi ataupun rumah sakit.
"Carrol! Sorry! Maafin gue Carrol! Gue harusnya- hiks" Irene menelan ludahnya kasar. Ia menangis sejadi-jadinya bahkan sulit untuk bernapas. Keringatnya jadi ga bercucuran bersama dengan airmata.
Tak lama kemudian ambulance datang.
Carroline segera ditangani oleh mereka. Sedangkan Irene sudah berada di dekapan Finn."Ren.. Sabar ren," kata Millie menenangkan.
Ia masih melihat ambulance itu pergi menjauh. Ia melepas dirinya yang berada di dekapan Finn. "ren, mau kemana! Kita ke rumah sakit sekarang ayo" kata Finn menariknya lagi.
Selama di perjalanan Irene hanya menangis. Ia ingin sekali menyuruh Finn lebih cepat tapi mulutnya tak sanggup lagi bicara.
"ren mau bilang sesuatu?" tanya Millie disebelahnya. Irene hanya diam dan memilih melanjutkan tangisnya.
/rumah sakit.
Beberapa orang dan keluarga Carroline sudah dihubungi oleh Finn untuk ke rumah sakit. Terutama William, Johnny, dan Louis.
Disamping itu, ada Sadie dan Noah.
Yang lain akan menyusul termasuk Jaeden.Irene berdiri didepan pintu kamar UGD menunggu dokter yang akan keluar dengan tampilannya yang acak-acakan dengan bercak darah dimana mana. Ia tak peduli siapapun melihatnya aneh.
"Ren, minum?" tawar Finn memberi sebotol air mineral yang baru dibelinya. Irene memandang dan menerimanya. Dan meneguknya habis.
Finn merangkulnya lama-kelamaan Irene sudah berada dipelukannya. Tangisnya makin pecah. Finn ingin sekali meminta maaf ke Irene, tapi ia tau itu akan merusak keadaan dan perasaan Irene.
Ia memilih memendamnya.Tak lama kemudian Jaeden datang, Irene menyadari itu. "Ren?" panggilnya cemas.
Pelukannya dan Finn terlepas saat Jaeden mendekat lalu Irene kini pindah di pelukan Jaeden. "hiks, m-mmm-maaf Jae" katanya."kenapa Ren, engga kamu ga salah" Jaeden mengusap punggung Irene. Pelukan itu tak lepas, Irene masih setia disana dengan tangisnya. Jaeden pun tak keberatan dengan itu ia membiarkan Irene menangis dan menuangkan semuanya di pelukan itu, walau tidak begitu membantu.
Cukup lama sampai Dokter keluar barulah Irene melepasnya. "d-dok, C-carrol g-gimana?" tanyanya sesegukan dan suara seraknya.
"bagian kepalanya mengalami pendarahan, tapi tidak begitu parah dan tak membutuhkan donor darah. Tapi pasien sekarang sedang koma." jelas dokter itu.
"apa ada keluarga atau kerabat disini? Karena pasien akan kami pindahkan ke kamar rawat. " tanyanya.
"kami kerabatnya dok" jelas Jaeden.
"baiklah, keluarga?" tanya dokter lagi.
"diperjalanan dok" jawab Finn, dan dokter itu mengangguk lalu pamit pergi.
Irene memasuki ruangan itu. Bau obat khas rumah sakit menyeruak indra penciuman Irene. Ia melihat Carrol terbaring lemah tapi darahnya sudah berhenti dan lukanya sudah diperban.
Ia memegang tangan Carrol yang dibius.
"C-carrol, sorry" katanya kemudian hanya tangisan yang keluar. Cukup lama ia disana lalu kedua orangtua Carrol datang. Irene beranjak dari duduknya."om tante," katanya yang suaranya mulai mereda.
"nak Irene, bagaimana bisa-?" mama Carrol menangis. "maaf tante, om" sesal Irene.
Tapi kedua orangtua itu segera menuju ke arah anaknya. Irene memutuskan untuk keluar dan tidak mengganggu.
Ia menatap satu-persatu orang yang ada disana. William, dia menangis?
"Will?" panggil Irene ketika duduk disebelah William.
William menoleh, kemudian tersenyum singkat dan pergi dari sana.
"His Girlfriend." kata Sadie menyadarkan lamunan Irene. Irene terkejut, jadi selama ini?
Ia tak tahu apakah setelah ini Carrol sadar dan masih mengakui dirinya sebagai sahabat. Ia tak salah soal ucapannya yang mengatakan kalau Irene menjauhinya. Walaupun tidak, ia bahkan tak tahu apapun soal Carrol. Apa Irene seorang teman? Begitulah pemikiran Irene.
"ren, balik dulu ya" kata Finn mengajaknya.
Irene memandang bingung.
"liat baju lo banyak darah, kalo lo udah bersih gue anter kesini lagi" kata Finn.
Irene mengangguk dan kemudian memandang Teman-temannya.
Tanpa ia bicara apapun Teman-temannya sudah paham dan mereka mengangguk.-
Ahoy!
Puppiessugar here! 💗
Do u want say something to Carrol? before..
-
Btw, let's be Friends!
And dont forget to vote and comment as part from support this little story
Thankyou, and see u next chap! <3