Irene mengikuti Naomi pergi, ia tak peduli ia hanya ingin mencari Jaeden, bukan berurusan dengan orang ini.
Mereka ada di mobil, mungkin milik Naomi. Entah menuju kemana."mau kemana sih!" Irene bertanya kesekian kalinya.
"mau nebus kesalahan lo" jawab Cindy, dia adalah teman Naomi, sama-sama licik.
"emang gue salah apa sama lo" Irene berteriak.
"lo ga mau jauhin Finn dari Millie, itu salah lo" kini Naomi menjawab.
"terus? Kenapa lo ga bilang aja ke Finn kalo lo suka dia? Ya walaupun Finn ga bakal peduli, dan kenapa harus gue yang lo bawa?! Kenapa harus Jaeden!" Naomi memberhentikan mobilnya mendadak membuat Irene tersentak.
"karena kalau gue nangkap Millie, semua orang kenal dia, dan bakal belain dia terlebih lagi kakak lo!"
"jelas lah! Finn cintanya sama Millie bukan sama Lo!" irene terus menyumpah-nyumpahi wanita licik ini.
"maka dari itu gue tangkap lo! Karena lo cuma bakal jadi biang bagi mereka dan ga bakal ada yang peduli sama lo kalau lo mati sekalipun di tangan gue!" Naomi berteriak.
Irene terdiam. Apa benar? Tapi mereka memang tidak mencarinya sejak tadi.
Kenapa ia begitu peduli terhadap Jaeden? Sampai ingin ikut dengan wanita kejam ini? Sudah jelas-jelas Naomi menawarkan pilihan mudah, jauhi Finn dari Millie, Jaeden tidak hilang, dan? Jaeden tidak akan membencinya. Ya Naomi mengatakan itu tadi. Mengapa bisa Jaeden membencinya?"gue bakal putar balik kalo lo berubah pikiran adik kesayangan Finn" katanya.
Irene diam, ia berpikir apa yang akan dia lakukan? Kedua pilihan itu sama-sama menyiksa nya, bukan, bukan pilihannya tapi wanita kejam ini.
"selesain apa yang lo mulai" Irene mengambil keputusan. Bagaimanapun ia tak bisa mengedepankan dirinya dengan hubungan Finn dan Millie yang hancur. Tak akan.
Soal Jaeden, jika Jaeden membenci nantinya, ia akan minta maaf, Bagaimanapun ini adalah ulah murni Si Naomi, bukan dirinya."oke." Naomi menancap gas.
Setelah bermenit-menit perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah besar, besar sekali. Irene tak mengenal rumah siapa ini, dimana dirinya, dan ditempat apa ini, rumah dengan pinggiran hutan?.
----
Millie dan Finn mencari Irene juga Jaeden, terakhir mereka dapat kabar dari Noah katanya Jaeden menghilang dari jam pelajaran pertama. Mereka menyadari itu, dan kini Irene ikutan hilang?Dari informasi yang mereka tau, Aidan dan Wyatt bilang Irene mencari Jaeden di kantin belakang, sedari jam istirahat tadi. Finn menuju ke arah sana, nihil. Bahkan kantin nya saja sudah tutup.
Ia kembali memasuki area sekolah, tidak ada tanda-tanda Irene disana. Begitu juga dengan Millie.
"apa dia udah pulang?" tanya Finn ke Millie, mereka sudah bertemu didepan gudang sekolah.
"tapi tas nya masih di kelas nya" Millie menjawab dengan ngos-ngosan.
Finn membungkuk dan bertahan pada lututnya. Suasana sekolah sangat sepi, semua orang sudah pulang, begitu juga dengan Jack dan Noah mereka berencana mencari Jaeden dirumahnya.
Sedangkan Aidan dan Wyatt disuruh Finn mencari Irene. Finn marah saat mendengar mereka membiarkan Irene pergi sendiri.Ia melihat Millie yang masih kelelahan. Menelan kasar salivanya. Dan kembali berdiri menyetarakan berdirinya dengan Millie. Ia menatap Millie. Begitu juga dengan Millie.
Kini keduanya berhadapan, seakan melakukan komunikasi lewat kontak mata, keduanya bertemu menatap intens satu sama lain.Jarak mereka semakin dekat, Finn sedikit memiringkan kepalanya agar bibir nya mencapai Millie.
Cupp..
Finn mencium Millie dan memberikan sedikit lumatan disana. Millie tak membalas, ia juga tak menolak.
Sampai akhirnya Finn melepaskan ciuman itu. Keduanya tersenyum malu.
---
Jaeden, pria yang Irene dambakan. Yang selalu jadi pikirannya setiap malam semenjak ia sekolah. Membuatnya melupakan masa lalu yang pahit.
Merasakan perasaan hebat saat bertemu dengannya, entah apa namanya yang jelas Irene senang jika ia bersama Jaeden. Irene takut jika Jaeden benar-benar membencinya dengan alasan yang Irene sendiri pun tidak tahu.Kini pria itu terbaring di sebuah kamar, dengan kasur dan tertutup selimut.
Irene mendorong pintu kamar pelan dan mulai memasuki ruangan."jae?" dia bahkan sudah tau itu Jaeden, dia mendekatinya. Apa yang terjadi?
Jaeden seperti tidak memakai pakaian, tapi Irene yakin dia tak mungkin seperti itu. Irene ingin membangunkannya, setelah mendekat ia merasakan sapu tangan berada tepat dimulutnya, ia tau ada sebuah pil atau sejenis obat disana tapi ia tak tau apa itu. Ia memberontak tak terima, berteriak semakin keras tetapi Jaeden tak juga bangun.
"Mmhhhh- Mmmhhhh!!!!" irene terus berteriak sedangkan orang itu terus membungkam mulut Irene, sampai obat itu tertelan. Irene merasakan pusing hebat dikepalanya, seperti mengantuk dan matanya perlahan menutup. Tapi ia bisa mendengar suara samar-samar.
"lo tenang aja, ga bakal ada yang tau kalo ini rumah gue"
"biarin disini dulu, jalanin rencananya, terus balikin mereka lagi, terus kita berhasil"
"gimana sama Finn?" kali ini suaranya berbeda, beda orang. Irene mencoba mengingat.
"itu urusan gue"
------
Holaaaaa
Puppiessugar here! 💗
Gimana - gimana sama chapter ini?
Btw, yang lagi puasa semangat yaaaa!Maaf kalo ada typo dan cerita ga seru kaya yang kalian bayangin:(
Aku bakal usaha lagiHope you like it guys!
See u next chap! <3
