Irene's pov.
Satu minggu setelah aku menyatakan perasaanku yang sebenarnya ke Jaeden tidak ada perubahan, sama seperti biasa. Hanya mengagumi, ralat maksudnya sangat mengagumi.Hari ini aku sangat malas ke sekolah, sudah pukul 06.15 aku belum juga bersiap untuk pergi, tapi tenang aku sudah mandi dan berpakaian sekolah.
"Irene! Sekolah" ugh, dia pasti Finn. Membosankan.
Aku pun membuka pintu kamar tanpa menjawab apapun. Finn hanya melihatku berjalan kebawah kemudian mengejarku.
"loh udah siap? Kok ga turun, udah ditungguin dari tadi juga" aku terus mencengkal hp ku.
"baru selesai kok." kataku berbohong, kalau tidak dia pasti sudah marah-marah seperti bibi Petunia. Jangan tanya padaku siapa bibi Petunia, tanya saja pada Finn.
"sarapan?" tanyanya. Aku mengangguk malas.
"adek, duduk sarapan" kata bunda, tapi aku hanya mengambil sandwich ku lalu menyalami nya. Papa pergi by the way, biasalah bapak-bapak di wattpad pasti keluar kota.
"bye bunda" kataku kemudian diikuti Finn.
Mobil berjalan, hening.
Satu menit... Lima menit... Dua puluh menit... Dan"tumben diem aja ren?" kata Finn, haha sudah dipastikan Finn merindukanku.
"engga, ga papa" jawabku.
"gue ada salah?" katanya, yaampun! Sebegitu rindunya kah dia sama gue?
"engga ada Finn" jawabku lagi.
"btw Finn" kataku. Aku berniat menanyakan sesuatu.
"apa" tanyanya.
"ulang tahun Jaeden kapan?" tanyaku. Ya aku kepo saja, tak masalah kan?
"lo kan penggemar berat nya" jawabnya terkekeh.
"Finn serius"
"januari kemaren, udah lewat" jawabnya.
"yaaah, telat dong gue" kataku.
"yaudah tahun depan aja kalo mau ngucapin, mungkin kalian udah jadian. Kemarin kan emang kalian belum kenal" jelasnya. Benar juga. Akupun mengangguk. Aku sudah bilang kan pada kalian no more secret? Ya itu masih berlaku sampai sekarang antara aku dan Finn.
"lo lupa Ren?" tanya nya.
"apa?" tanyaku, aku sudah melihat gerbang sekokah diujung sana.
"bulan ini lo kan- ren mau kemana" kata Finn.
"gue disini aja, mau beli kue dulu, lo duluan" kataku, aku menyesal hanya memakan satu sandwich tadi. Aku masih lapar dan memutuskan untuk membeli kue saja. Finn pun mengiyakan perkataan ku, lalu ia pergi menuju sekolah.
Setelah memilih kue yang banyak, aku membayarnya. Sekarang aku menunggu uang kembalian ku. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku. Aku melonjak kaget. Louis. Huh hampir saja jantungan.
"Loui! Astaga gue kaget banget" kataku, aku tak main-main sekarang, benar-benar kaget, bro!
"sorry" katanya meringis.
Aku menginjak kakinya lalu mengambil uang kembalian ku. "thanks" kataku.
Aku melihatnya kesakitan, terbahak tentu saja, itu yang aku lakukan.
"Lo masih bisa ketawa sekarang Irene" kata seseorang. Tunggu tapi itu suara wanita, siapa? Dan aku membalikan badanku aku melihat Naomi disana, ya Naomi yang waktu itu! Tentunya bersama teman bodohnya Cindy, dan.. Carroline?
Aku memang dengar dari orang kalau dia bergabung dengan Naomi, tapi aku tak menyangka bahwa dia benar-benar bergabung dengannya.
"c-carrol?" tanyaku, dia hanya melihatku, tatapan nya seperti terpaksa, sedih, dan ingin mengatakan sesuatu padaku.
Louis yang menyadarinya pun ikut melihat siapa yang datang, dia sama kagetnya denganku.
"Gue bisa bikin berita kaya kemarin lagi tanpa ketahuan lagi ren, tapi gue bisa jauh lebih baik dari rencana bodoh itu
Dia memang bodoh, dia membuat rencana itu, dia yang menjalani, dia yang menyebarkan, dan dia yang mendapat imbasnya. Sangat bodoh.Aku tak meladeninya, aku sibuk melihat si sedih Carrol, demi apapun aku merindukannya. "aku tak peduli Naomi" jawabku. Lalu pergi ia pun seperti tak keberatan aku pergi, tapi Carrol... Ia benar-benar ingin mengatakan sesuatu.
Louis membawaku menjauhi mereka dan segera masuk sekolah mengingat sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Saat diperjalanan menuju kelas aku tak sengaja melihat Jaeden. Sepertinya dia telat, terlihat dari caranya berjalan seperti terburu-buru. Aku percaya dia hanya tak sabar masuk kelas, bukan karena dia tak membuat PR. Aku pun berlalu mengejar Louis yang tadi kusuruh jalan duluan karena aku melihat Jaeden. Ya ya ya sudah diam saja kalian, ini hanya bagian kecil dari kekagumanku.
Aku masuk kelas tepat sebelum Mrs. Karen masuk. Duduk ditempatku dan segera mengambil buku pelajaran yang sebelumnya sudah ku pisah dengan buku lain yang berada di loker.
Baiklah, sampai jumpa nanti.
Aku belajar dulu...
--Huh, pelajaran yang panjang.
Percayalah menghapal rumus tak semudah kalian membaca kalimat ini.
Belum lagi harus di tes satu-persatu untuk memastikan jika aku benar-benar hapal. Yasudahlah, mari lupakan pelajaran sejenak akupun bosan membahasnya.Aku mengemasi buku ku di loker. Dan menutupnya kembali setelah itu. Tepat dibelakang pintu loker saat aku menutupnya ada Jaeden disana.
Kaget? Iyalah! Yang kedua kaget nya beneran berasa saat tau Jaeden yang ada disana. Relax Ren!"h-hi" sapaku masih terdengar normal.
Dia hanya menatapku. Oh God! I need your help!
"laconic cafe, sabtu. jam tujuh." katanya datar kemudian pergi. What? Demi apa? Dia mengajakku bertemu? Sabtu ini? Oke mari kuhitung, sekarang hari kamis, dua hari lagi, oh ya Tuhan! Aku menyandar ke pintu loker. Bingung.
Aku pikir tidak akan pergi ke kantin hari ini. Aku sudah kenyang dengan kue ku tadi pagi. Dan ya aku memilih ke perpustakaan.
-
Jaeden's pov.
"jae, c'mon!" kata Noah memaksa.
"oh, aku tidak tahu" jawabku.
"ayolah Jae, ini bagian dari rencana kita" kini yang bicara adalah Jack.
Sedangkan Wyatt, Aidan, Gaten dan Finn mengangguk setuju. Aku pun beranjak dari dudukku dan menuju ke pilihan mereka. Mereka bersorak riang.
--
Holaaa
Puppiessugar here! 💗
Huahua diajak ketemuan sama Jaeden guys! Btw aku ngetik ini malam yes, tapi wifi ku eror kalo malam. So, mungkin ini ke up besok pagi:(((Hope you like it guys
See u next chap! <3