4th Petal

914 156 14
                                    

Play this lovely instrumental piano for better reading experience 👆

🌺 Happy Reading 🌺

Lavender's blue
Lavender's green
When I am king
You should be queen

Sean mendengar suara senandung seorang pria lamat-lamat di kejauhan.

Menyelinap masuk ke dalam ruangan hening, terbawa angin.

-----------

Lingkungan yang gelap dan sesak adalah yang terbaik untuk membangkitkan perasaan takut dalam hati seseorang. Mengundang entitas yang tak terlihat.

Kesunyian yang terlalu dalam dan menyayat bisa saja menyeret seseorang dalam monolog hening yang berkepanjangan.
Menciptakan halusinasi dan delusi.

Tetapi rumah sangat terang benderang, cuaca di luar pun cerah, langit biru jernih dan awan selembut kapas melingkar-lingkar anggun.
Lantas, apa yang salah?

Sean termangu untuk waktu yang tak bisa dia ingat, bahkan detik jam dinding mungkin sudah mencapai ribuan.

Lavender’s Blue?

Apakah melodi ini pernah ia dengar? Ia mainkan?

Pemuda itu kembali tenggelam dalam arus pikirannya sendiri, menyisir seluruh kenangan mencari ingatan yang hilang.

Tidak berhasil. Dia tidak ingat apa pun mengenai melodi lagu ini.
Samar-samar, di antara desir lembut angin, suara senandung di luar terdengar kembali.

Dia merapikan lembaran kertas yang tercecer di lantai, menyimpannya di atas piano.

Apakah ada seorang penyusup di rumahnya? Tetapi mungkinkah ada penyusup yang bersenandung, mengungkap kehadirannya tanpa ragu.

Sean memilih untuk memeriksa ke luar rumah. Halaman begitu luas, dan kebun buah yang langsung bisa dimasuki dari halaman samping rumahnya membuat seseorang yang berniat menyusup lebih mudah untuk bersembunyi.

Sean berpikir di masa depan nanti sepertinya dia harus membangun pagar untuk membatasi kebun buah dengan halaman rumahnya.

Udara pagi jam sembilan masih sangat segar di tempat ini. Sean berjalan-jalan perlahan di antara pepohonan hijau menikmati aroma dedaunan yang alami dan samar aroma citrus.

Pohon-pohon yang berbaris ini baru mencapai tinggi sekitar satu setengah meter dan belum berbuah. Sebagian sudah menampakkan kuncup bunga-bunga berwarna putih. Dilihat dari bentuk daun dan bunganya, Sean menebak pepohonan ini adalah pohon sejenis jeruk berukuran kecil berwarna oranye.

Sean terus berjalan, sampai satu detik yang cepat ia menangkap bunyi pergerakan tidak jauh darinya.
Dengan cepat Sean menoleh.

“Siapa di sana?” Suaranya lantang dan menyendiri di tengah pohon-pohon rimbun dan bisu, memperkuat keheningan yang tidak wajar.

Sean berhenti untuk beberapa lama, memindai area sekitarnya. Tidak ada satu mahluk hidup pun yang ia lihat. Bahkan tidak seekor capung, apalagi manusia.

Sean mengangkat bahu, lalu melanjutkan berjalan.

Ada gerakan menyapu lembut di belakangnya. Seperti sapuan angin kencang.

𝐋𝐚𝐯𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫'𝐬 𝐁𝐥𝐮𝐞 (𝐘𝐢𝐳𝐡𝐚𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang